Part 11

1.8K 128 9
                                    

"Busett tuh kunci ilang dimana si? masa dari
tadi gue cariin gak ada mulu" kesal Galvin sibuk
mencari kunci motor nya yang hilang entah dimana.

Hampir setengah jam bocah itu sibuk
menggeledah dan mengacak-acak kamar nya
hanya untuk mencari kunci motor nya yang hilang.
padahal hari ini dia ingin pergi, berkumpul bersama
dengan sahabat-sahabat nya itu, tapi karena kunci motor
yang tak kunjung ketemu, malah membuat Galvin menjadi
kesal dan sedikit badmood.

Kesal karena tidak ketemu, Galvin pun
mengacak-acak rambutnya frustasi lalu berkacak
pinggang. "Arghh, mana si tuh kunci motor?! nyusahin
banget jadi barang. perasaan terakhir gue taro tuh kunci
gue simpen di atas meja. tapi kenapa sekarang gak ada coba?
aneh banget" gumam nya.

Galvin terus saja mengoceh tidak jelas,
sampai akhirnya dia mulai menyadari sesuatu.

"Eh tunggu, kayanya gue mulai inget deh
tuh kunci ada dimana. kalo gak salah waktu itu
gue pernah nitipin kunci motor gue kalo gak ke daddy,
ya ke bang Liam, di rumah sakit. eh bener gak si? duh, gue
lupa lagi. ah bodo lah, gue langsung tanya aja ke mereka"

"DADDY, BANG LIAM!!" panggil Galvin
berteriak. ia berlarian ke luar kamar, mencari
kedua sosok orang itu.

"Bang Liam!" seru Galvin memanggil,
mendekati Liam yang sibuk dengan laptopnya.

Liam melirik sekilas. "Ya Ino, apakah kau
membutuhkan sesuatu?" tanya Liam berat.

"Bang, kunci motor Galvin, ada sama abang
kan?" tanya Galvin dengan mata memincing yang
membuat Liam menghentikan aktivitasnya. wah gawat,
sekarang bocah itu sudah mulai mengingat tentang motor
nya.

Sebelum menjawab, Liam terlebih dulu
merenggangkan otot-ototnya. "Ekhmm, maaf Ino,
tapi kunci motor mu bukan abang yang menyimpan
nya" jawab Liam.

"Boong! abang boong kan sama Galvin?!
ngaku lo bang!" tuduh Galvin karena dia tidak
akan sepercaya itu kepada abang nya.

"Abang tidak berbohong, Ino. abang berkata
dengan jujur! percayalah pada abang Liam mu ini"
ujar Liam dengan raut serius untuk menyakinkan si
bungsu.

"Ah elah, serius napah bang! tuh kunci
beneran gak ada di bang Liam?!" tanya Galvin
lagi untuk memastikan dan ucapan itu langsung
dibalas anggukan dari Liam.

"Sungguh, kunci motor mu tidak ada di
abang, Ino!" balas Liam lagi, membuat Galvin
ingin tantrum sekarang juga.

"HUWAAA ABANG MAH!!"

"Hey, ada apa ini? kenapa kau berteriak
nak?" tanya Adelard yang tiba-tiba muncul
dengan wajah penuh penasaran.

Galvin melirik ke arah sang ayah, lalu
dia menyipitkan matanya membuat Adelard
merasa terintimidasi oleh tatapan sang anak. "a-apa?"
tanya Adelard sedikit gugup.

"Daddy, kunci motor Galvin mana? sini
kembaliin, Galvin mau pergi soalnya" ucap
Galvin sambil menadah tangan di depan Adelard.

"Kunci? kunci motor apa yang kau maksudkan
itu nak? daddy tidak mengerti. lagipula kau kan
tidak pernah menitipkan kunci motor mu pada daddy"
jawab Adelard.

"Dih, kata siapa?! jelas-jelas di rumah
sakit kemarin Galvin sempet nitipin kunci
motor Galvin ke daddy! jadi daddy gak usah pura
pura amnesia deh!" balas Galvin masih setia dengan
nada kesalnya.

"Boy, tapi daddy benar-benar tidak tau
tentang hal itu. nak, coba kau ingat-ingat kembali
tentang keberadaan kunci motor mu itu. siapa tau
saja kau telah meninggalkannya di suatu tempat"

"Gak bisa! kalo Galvin inget juga Galvin gak
akan nanya-nanya kaya gini ke daddy sama bang
Liam"

"Ck, mana Galvin harus pergi lagi" sambung
Galvin, mendengus kesal. ia menghentakkan kakinya
kesal.

Galvin Malvelino ✓ S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang