Part 14

1.4K 122 10
                                    

Happy reading 🧚

Sebuah motor melaju dengan cepat di
jalanan ibu kota yang cukup ramai dipadati
oleh beberapa kendaraan beroda empat. meski
kemacetan terjadi, motor itu terus saja melaju, menyalip
dan menerobos beberapa kendaraan yang lebih besar dari
ukuran motor kesayangannya itu.

Dengan nyali besar yang dia punya,
dia seolah tidak takut akan mengalami
kecelakaan. menurut nya, kendaraan yang
besar-besar itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan
dengan beberapa mobil dan motor yang terus saja mengejar
dirinya tanpa alasan yang jelas.

Ya, saat ini Galvin sedang dikejar-kejar
oleh sekelompok orang-orang asing yang
sedang menggunakan kendaraan beroda empat
maupun dua. entah apa penyebab dari mereka yang
terus mengejar-ngejar dirinya, yang jelas pasti itu bukanlah
hal yang baik, menurutnya.

Menurut nya, orang-orang yang terus
mengejar-ngejar nya ini adalah orang jahat.
maka dari itu Galvin terus saja menyalip sana-sini
hanya demi bisa menghindari orang-orang asing itu.

Sesekali Galvin melirik ke arah kaca
spion, memastikan jarak orang-orang itu
dengan jarak dirinya, sampai dia tidak sadar
kalau di depan jalan sana, sudah ada beberapa
mobil yang siap menghadang jalan motor bocah
itu.

Tepat di jalanan yang sangat sepi, beberapa
mobil sudah siap menghadang jalan Galvin sampai
membuat bocah itu melotot kaget dan dengan sangat
terpaksa, dia segera mengerem sampai membuat roda
belakang nya itu terangkat.

Cittttt.

Suara decitan dari ban motor Galvin
terdengar cukup jelas. motor itu berhasil
berhenti sebelum menabrak mobil-mobil mewah
itu meskipun hanya menyisakan beberapa centi saja.

Bocah itu melepaskan helm full face
nya. sekarang sudah cukup. sudah cukup
dia bermain kejar-kejaran dengan orang-orang
asing itu. ini sudah waktunya Galvin menghadapi
mereka semua karena itu memang satu-satunya jalan
yang bisa dia lakukan sekarang. bagaimana tidak? saat
ini dia sudah terkepung dari segala arah. jadi mau tidak
mau Galvin harus menghadapi mereka semua meskipun
di dalam hatinya yang paling dalam, ia sedang mengumpat
dan berharap ada celah untuk dia kabur dari sini.

Galvin menoleh ke sekitar, menatap
banyaknya orang-orang berjas hitam formal
sedang mengelilingi dirinya. dia menelan salivanya
tanpa sadar.

"Oke Galvin, tenang. lo gak perlu takut
sama mereka semua. lo sama mereka sama-sama
makan nasi kan? jadi gak ada alasan buat lo takut
sama mereka semua. kalaupun nanti lo ke tonjok, yauda,
lo terima nasib aja" batin Galvin dengan tampang yang sok
berani.

Galvin menyugar rambutnya ke belakang,
turun dari motor. "Sorry nih abang-abang, abang-abang
ngapain ya dari tadi ngejar-ngejar gue? emangnya gue ada
salah kah sama kalian semua?" tanya Galvin berusaha santai
agar mereka tidak tau kalau saat ini dia sedang ketakutan.

Tidak ada satupun dari mereka yang
membuka suaranya. yang ada, mereka
samua saling bertukar pandang sebelum
salah satu diantara mereka berjalan mendekati
bocah itu, membuat Galvin was-was.

Galvin mengernyitkan keningnya, melirik
ke orang yang sedang mendekati nya sambil
mengeluarkan sebuah pisau lipat. "Lo mau ngapain?"
tanya Galvin menatap orang itu dengan tatapan waspada.

Orang itu menunjukkan smirk nya,
semakin mempercepat langkahnya mendekati
Galvin. saat dia ingin melukai bocah itu, dengan
cepat Galvin menendang dada orang itu dan diapun
berlari, menerobos orang-orang yang mencoba menghalangi
jalan nya.

"Minggir, sialan!" ucap Galvin, menerobos
orang-orang berbadan besar itu. walaupun awalnya
sulit, tapi dia tak menyangka kalau ternyata dia bisa keluar
dari lingkaran orang-orang tidak waras itu.

Galvin Malvelino ✓ S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang