Part 23

1.4K 117 4
                                    

Happy reading 💜

•••

"Sial, apa yang sebenarnya terjadi
di mansion ku ini, hah?! dan siapa kalian?!"
hardik Anton pada kelima orang yang saat ini
sedang membelakanginya.

Kelima orang itu menoleh dengan
kompak, sampai mengejutkan Anton.
dari kelima pemuda itu, ada salah satu
wajah yang dikenali oleh pria paruh baya
itu. dan orang itu merupakan salah satu bagian
dari keluarga Alvarendra.

"Kau, bukankah kau Nevan?!" ucap Anton.

Nevan tersenyum smirk. "sedang apa
kalian di mansion ku? dan mengapa kau
membunuh mereka?! bukankah permasalahan
diantara Dirgantara dan Alvarendra sudah tidak
ada lagi?!" protes Anton, merasa kalau keluarga nya
sudah tidak ada urusan lagi dengan Alvarendra semenjak
insiden waktu itu.

Kelima orang itu saling melirik
satu sama lain tanpa ada yang mengucapkan
sepatah katapun membuat Anton merasa heran
dan tidak mengerti. "mengapa kalian diam saja?! ayo
katakan sesuatu pada ku!"

"Papa!" panggil Arya meringis,
saat dirinya di dorong oleh Adrian dan
juga Jevan sampai pemuda itu tersungkur.

"Arya! Arya, apa kau tidak apa-apa,
nak?!" panik Anton segera menghampiri
sang anak. ia menatap tajam ke arah mereka.

"Sebenarnya apa yang kalian
inginkan dari keluarga ku, hah?!
apakah kalian tidak puas dengan apa
yang sudah kalian perbuat ke Arya sampai
dia mengalami koma kemarin?!" kesal Anton
karena dia tidak mengetahui apa yang sebenarnya
terjadi.

"Tanyakan itu pada putra sulung mu,
karena menurutku dia yang paling tau tentang
tujuan kami melakukan ini semua" balas Adrian
dengan tatapan sinis.

"Apa maksud anda, tuan Adrian?"

"Pa, Arya gak mau masuk ke rumah
sakit lagi" bisik Arya pelan dengan tatapan
takut. dia benar-benar tidak ingin masuk ke
rumah sakit! mengalami koma selama berminggu-minggu
telah membuatnya trauma.

"Anak-anak, tolong bawa mereka
berdua ke dalam mobil" ucap Jevan pada
Lance, Nevan dan juga ketiga sahabat Galvin.
kelima pemuda itu mengangguk kompak dan mereka
pun mulai membawa Anton serta Arya ke dalam mobil
milik Alvarendra.

"Ayo lo ikut kita!" Dewo menarik
paksa Arya, di bantu oleh Robby dan
juga Raka karena pemuda itu terus saja
memberontak.

"Arghhh lepasin gue brengsek!"

"Berisik! calon penghuni
neraka mending diem aja deh.
gara-gara lo temen gue sekarat tau
gak di rumah sakit?!" geram Robby ingin
sekali mencekik Arya, begitu tau kalau selama
dua Minggu belakangan ini Galvin sedang berjuang
melawan hidup dan matinya.

Kalau saja ketiga orang itu
tidak datang ke mansion Alvarendra
pagi ini, kemungkinan mereka tidak akan
pernah tau kalau saat ini Galvin sedang ada di
rumah sakit dan itu karena ulah Dirgantara.

Ya, sekitar pukul delapan pagi
tadi, ketiga pemuda itu kompak pergi
ke mansion Alvarendra untuk bertemu
dengan Galvin. namun saat sampai di sana,
tanpa tak sengaja mereka malah mendengar
perbincangan antara keluarga Alvarendra dengan
Rodriguez yang membuat ketiganya sangat terkejut.
dan karena ketiganya telah mendengar obrolan mereka
yang mengenai aksi balas dendam, akhirnya Kyler mulai
menceritakan semua permasalahannya secara detail.

Mendengar semua cerita nya dari
awal sampai akhir, ketiganya pun kompak
ingin membantu aksi balas dendam Alvarendra
terhadap Dirgantara. bahkan mereka rela terluka
saat melakukan aksi yang cukup berbahaya itu. karena
rata-rata bodyguard Dirgantara pasti akan menggunakan
revolver. tapi mereka tetap kekeh pada pendiriannya sampai
Kyler pun pasrah, dan mengizinkan mereka ikut andil dalam
permasalahan ini.

Galvin Malvelino ✓ S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang