Galvin membuka kedua matanya secara
perlahan, mencoba menyesuaikan cahaya matahari
yang masuk ke dalam retina mata nya. dia tersenyum
tipis, menyambut hari dimana hasil tes nya akan keluar.
akhirnya hari ini tiba juga. setelah melihat hasilnya, Galvin
akan tau dia telah dinyatakan lulus atau tidak. dan bocah itu
sangat berharap kalau dia bisa lulus.Galvin beranjak dari kasur menuju kamar
mandi. selesai dengan aktivitas nya di dalam kamar
mandi, dia mulai bergerak ke meja makan. sepertinya
akan lebih baik melihat hasil itu setelah sarapan."Pagi semuanya!" sapa Galvin tersenyum.
"Pagi juga, Ino. bagaimana dengan tidur
mu, nak? apakah nyenyak?" tanya Adelard
tersenyum, mengelus rambut sang anak. Galvin
mengangguk penuh ceria di wajahnya."Nyenyak banget dong, dad"
"Oiya bang Kyler, bocil dimana? dia ko gak
ikut sarapan?" tanya Galvin, celingak-celinguk
mencari keberadaan sang keponakan."Dia masih tidur. tadi abang sudah mengajak
nya untuk bangun dan sarapan, namun dia menolak""Tumben banget. coba deh Galvin aja yang
bangunin. siapa tau dia mau" tepat ketika Galvin
ingin berjalan pergi menuju kamar Sargara, tangan
Kyler langsung cepat menahan pergelangan tangan si
bungsu."Tidak perlu, Ino. biarkan dia tidur sedikit
lebih lama lagi. karena semalam Gara baru saja
mendapatkan mimpi buruk, makanya dia tidak bisa
tidur dengan nyenyak" ucap Kyler sembari menghela napas."Gara mendapatkan mimpi buruk? lalu,
apakah dia baik-baik saja?" tanya Liam terkejut."Kak, Gara tidak demam kan?" panik Ken.
Kyler menggeleng kecil. "tidak, Gara tidak
demam dan dia baik-baik saja. kalian tidak perlu
khawatir"Semuanya menghela napas lega dan
Galvin pun mengangguk singkat. dia kembali
duduk di kursinya. "Ino?" panggil si sulung ketika
dia mengingat sesuatu."Hm?" sahut bocah itu.
"Bukankah hari ini tes ujian mu sudah keluar? jadi,
bagaimana dengan hasilnya? apakah kau dinyatakan
lulus?" tanya Kyler beruntun.Galvin menggeleng. "hasilnya emang udah
keluar hari ini, tapi Galvin belum sempet cek. niatnya
si nanti, abis sarapan" jawab nya."Benarkah? kalau begitu jangan lupa beri
tau kita semua nanti. jujur saja, daddy sangat
penasaran" ujar Adelard yang diangguki Galvin.Kai, yang duduk berdampingan dengan
Galvin nampak menggenggam salah satu tangan
bocah itu dengan lembut. dia mengulas senyum tulus,
saat si bungsu mulai menatapnya."Kau tidak perlu khawatir, abang yakin kalau kau
akan lulus dari tes itu. semuanya akan baik-baik saja"
bisik Kai pelan, membuat Galvin tersenyum.Selesai sarapan, Galvin mulai kembali
ke kamarnya. ia duduk di kursi belajar nya
dengan sebuah laptop yang sudah menyala. saat
tangan kanan nya sibuk menekan sesuatu, Galvin terus
menggigit kuku ibu jari bagian tangan kiri. salah satu kaki
nya gemetar saking gugupnya."Ini serius?" gumam Galvin begitu melihat
hasilnya. wajahnya terlihat murung sebelum
sedetik kemudian bersorak kegirangan."WOOHOO, GUE LULUS!!" sorak nya heboh,
seraya berdiri dan melakukan selebrasi saking
senang nya bisa lulus dari tes itu. hasil tidak akan
mengkhianati usaha. ternyata pepatah itu memang
benar apa adanya. dengan belajar bersungguh-sungguh,
maka hasilnya pasti akan bagus dan memuaskan. dan Galvin
telah berhasil melakukannya.Senyuman bahagia tercetak jelas di
wajah si bungsu Alvarendra. belum sempat
keluar dari hasil tes kelulusan itu, Galvin sudah
lebih dulu berlarian ke luar kamar untuk memberitahukan
kabar gembira ini pada seluruh keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galvin Malvelino ✓ S3
Novela JuvenilMasih seputar tentang kehidupan bocil kematian Alvarendra, yang kini sudah naik pangkat menjadi seorang Om dari keponakan kecilnya yang bernama Sargara Zean Alvarendra. Sargara Zean Alvarendra sendiri adalah anak angkat dari kakak sulung Galvin Malv...