"Nih cil, liat cara gue ngomong huruf R yang
bener. jadi sebelum nyebut huruf R, lo itu harus
angkat bibir bagian atas terus taro lidah lo di area
langit-langit mulut. abis itu coba lo ngomong roda, rambut
sama rusak" perintah Galvin, mencoba bersabar mengajari
Sargara.Sargara mencoba mengikuti arahan
Galvin. dia mengangkat bibir atasnya dan
mencoba menempatkan lidahnya di area langit-langit
mulut. "loda, lam--""Roda. rrrrr" Galvin menekan kata R pada
ucapan nya. dia kembali menunjukkan cara menyebut
huruf R dengan benar sambil menunjuk bagian mulut nya
agar Sargara bisa melihatnya."Nih, liat nih. pokoknya lo harus ngeliatin
gue terus. jangan kedip dan kalo bisa buka mata
lo lebar-lebar supaya lo bisa liat secara jelas buat tau
gimana cara nyebut huruf R dengan bener""Iya Om Malv!"
Lima menit kemudian..
"DADDY!!" Galvin berteriak memanggil sang
ayah. dia masuk ke kamar Adelard dan langsung
merebahkan tubuhnya di kasur pria paruh baya itu
membuat Adelard terkejut."Ada apa Ino? apakah kau sudah selesai
mengajari Sargara?" tanya Adelard menatap si
bungsu."Huaaa daddy, Galvin gak kuat! si bocil
susah banget diajarin nya. liat nih Galvin sampe
ngeluarin air mata saking capeknya" adu Galvin seraya
menyeka air mata gaib nya.Adelard terkekeh kecil mendengar aduan
Galvin. padahal kemarin dan tadi pagi dia sangat
bersemangat untuk mengajari Sargara. tapi sekarang
dia malah kelelahan sendiri. "haha kau ini ada-ada saja,
Ino. kemarin dan tadi pagi kau berkata akan membuat Gara
bisa berbicara huruf R tapi sekarang?""Iya, Galvin pikir kan gampang. tapi ternyata
enggak. ngajarin orang cadel biar gak cadel lagi
ternyata lumayan susah, daddy~""Itulah rintangan yang harus kau lewati.
cobalah bersabar dan ajari Gara secara bertahap
karena semuanya itu tidak bisa didapatkan secara
instan" balas Adelard mulai duduk di tepi kasur.Galvin mengambil posisi duduk. apa
yang diucapkan oleh daddy nya itu ada
benarnya juga. semua ini tidak bisa dia dapatkan
secara instan. semuanya itu butuh proses dan sepertinya
Galvin memang harus membutuhkan stok kesabaran yang
banyak."Daddy ada bener nya juga si. yaudah,
Galvin balik lagi dulu ke kamar. babay daddy!"
Galvin berlarian ke arah kamar nya lagi untuk bertemu
Sargara."BOCIL, AYO BELAJAR LAGI!!"
Di lain sisi atau lebih tepatnya di dalam
kamar si bungsu Alvarendra, nampak Sargara
masih senantiasa duduk di atas kasur Galvin. anak
itu mendengus samar saat ditinggal pergi Om Malv nya.Sargara bersedekap dada. "huh, Om Malv ini
gimana si?! katanya mau ajalin Gala, tapi sekalang
dia malah pelgi gitu aja. lagian ngomong huluf L kan
gak gampang" cibir anak itu mulai berjalan ke arah meja
belajar Om Malv nya.Anak itu mendudukkan dirinya di kursi,
tersenyum nakal menatap buku-buku Galvin
yang nampak kosong dan bersih. belum ada coretan
apapun di sana membuat Sargara iseng untuk mencoret
dan menggambar sesuatu di sana dengan wajah ceria.Sembari menggambar dan menulis sesuatu,
mulut kecil Sargara pun masih mencoba untuk
menyebutkan huruf R dengan benar. dia mengikuti
arahan Galvin tadi.Galvin, yang kebetulan sudah ada
di ambang pintu nampak terdiam di
tempat tanpa ada niatan untuk masuk
ke dalam. dia tidak ingin mengganggu anak
itu, makanya bocah itu memilih untuk bersandar
pada tembok dengan senyuman manis tercetak jelas
di wajahnya. tidak lupa dengan posisi tangan nya yang
bersedekap dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galvin Malvelino ✓ S3
Ficção AdolescenteMasih seputar tentang kehidupan bocil kematian Alvarendra, yang kini sudah naik pangkat menjadi seorang Om dari keponakan kecilnya yang bernama Sargara Zean Alvarendra. Sargara Zean Alvarendra sendiri adalah anak angkat dari kakak sulung Galvin Malv...