Part 21

1.2K 125 16
                                    

•••

Kaki jenjang Kyler, terus membawa
nya masuk ke dalam mansion dimana
Jevan masih ada di sana. Liam menatap
Kyler, begitupula sebaliknya. seperti sedang
melakukan telepati, si sulung pun mengangguk
dan menaiki tangga, tidak seperti biasanya yang
lebih suka memasuki lift.

"Bang Liam, kak Kyler kenapa? kenapa
dia terlihat sangat terburu-buru?" tanya Kai,
heran.

"Nanti kau juga akan tau. tunggulah
sebentar lagi, pasti kak Kyler akan kembali
ke sini" balas Liam santai, lalu ia menatap Jevan.

"Paman, silahkan di minum lagi kopi
nya" Jevan mengangguk seraya menyeruput
kopi nya, meski ia juga penasaran dengan apa
yang sedang terjadi di mansion ini.

Sedangkan di lantai tiga, terlihat
Noel sedang mengusap-usap rambutnya
dengan handuk kecil. saat ia membuka pintu
kamar mandi karena ingin keluar, tiba-tiba saja
dia dikejutkan oleh kehadiran si sulung Alvarendra
yang sudah duduk dengan tenang di sebuah tepi kasur
sambil memainkan revolver nya.

"Bang Kyler?" panggil Noel.

Kyler mendongak, menatap wajah
Noel yang sangat mirip dengan wajah si
bungsu, sampai-sampai bocah ingusan itu
berhasil mengelabuhi dirinya dan keluarga
Alvarendra yang lain. kalau seperti ini, kira-kira
hukuman apa yang pantas didapatkan oleh bocah itu?
apakah perlu digantung? di tembak? di bakar? atau apa?

Dengan kaku, Noel mencoba
mendekati Kyler yang hanya memandangi
nya sambil tersenyum. namun itu bukan senyuman
hangat, melainkan senyuman yang cukup aneh sampai
Noel tidak bisa mengartikannya.

"Abang kenapa?" tanya Noel.

"Ino?"

"Iya bang?" sahut Noel.

Mendengar Noel masih berpura-pura
menjadi Galvin, membuat Kyler tidak bisa
menahan tawanya. "bang, abang kenapa si?"
heran Noel.

"Sampai kapan kau akan menyelesaikan
sandiwara ini?" tanya Kyler dengan raut yang
masih tenang. ia bahkan masih bisa menunjukkan
senyumanya.

"Maksud abang apa? Galvin gak ngerti"

Kyler menundukkan kepalanya sebentar,
guna menekan amarah yang ingin meledak sekarang
juga. lalu ia pun berdiri tegap sambil menodongkan revolver
nya tepat di kening bocah itu.

Salah satu tangan nya, dia masukkan
ke dalam saku celana. "Jangan berlagak sok
polos. kau pikir aku tidak tau kalau itu bukan Ino?"

"Ha? abang ngomong apaan si?
Galvin gak ngerti. bang, ini Galvin! Galvin,
bungsu keluarga Alvarendra!" ucap Noel masih
mempertahankan sandiwara nya.

"Berhenti bermain terlalu jauh dengan
Alvarendra, karena kau tidak akan tau seberapa
kejam nya mereka saat menghabisi nyawa seseorang.
semakin kau jauh bermain, maka semakin buruk pula
kematian yang akan kau dapatkan nanti" tegur Kyler pada
Noel yang mulai sedikit takut.

"Sialan, apa penyamaran gue bakalan
ke bongkar sekarang?!" batin Noel, tegang.

"Jangan membuatku semakin emosi.
cepat katakan bagaimana bisa wajah mu
mirip dengan Galvin dan apa tujuan mu melakukan
itu, hah?!" murka Kyler, mencengkram kerah baju Noel.

Flashback

"Kau, bukankah kau adalah dokter
yang waktu itu sempat merawat adikku?" tanya Kyler.

"Tidak! bukan saya pelaku nya! anda
pasti telah salah orang!" elak orang itu, yang
pernah menjadi dokter di salah satu rumah sakit,
tempat dimana Galvin di rawat.

Galvin Malvelino ✓ S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang