Part 41

953 99 9
                                    

Adelard membaringkan tubuhnya di
kasur, dibantu Liam dan Kyler. selesai membuat
Adelard berbaring, Kyler mulai menyelimuti pria paruh
baya itu sampai sebatas dada.

"Daddy, apakah daddy ingin Kai memanggil
Papa untuk datang kemari?" tanya Kai, yang berdiri
di dekat si sulung. dia menatap penuh khawatir ke arah
sang ayah.

"Tidak perlu nak, daddy baik-baik saja"

"Apakah daddy yakin?" tanya Liam memastikan
yang diangguki sang ayah. melihat itu, anak-anaknya
hanya pasrah. minus Galvin.

"Dimana Ino? kenapa dia tidak datang
ke kamar daddy? apakah anak itu tidak ingin
mengetahui kondisi daddy? apakah dia tidak penasaran
dengan daddy yang baik-baik saja atau tidak?" lirih Adelard
terus menatap pintu kamarnya yang terbuka lebar.

Sontak saja saat mendengar ucapan
sang ayah, semuanya jadi mulai menyadari
kalau saat ini Galvin tidak ada di sini. padahal
semua orang sedang berkumpul di dalam kamar
Adelard, tapi kenapa bisa-bisanya bocah itu malah
tidak ada?

"Tuan besar, saya izin keluar." Bondan
memilih meninggalkan kamar Adelard, menuju
kamar tuan muda kecilnya. ralat, tuan muda Galvin.

Bondan berdiri tegap di depan pintu
kamar Galvin yang tertutup rapat. dia menarik
napas dalam, menghembuskan nya secara perlahan
sebelum mengetuk-ngetuk pintu itu beberapa kali.

"Tuan muda Galvin, anda di dalam?"

Galvin menatap pintu kamar nya tanpa
ada niatan membuka pintu ataupun sekedar
menyahuti ucapan Bondan. dia memilih diam, sibuk
menghentikan mimisan nya yang tak kunjung selesai.

"Tuan muda, keluarlah. tuan besar ingin
bertemu dengan anda. saat ini tuan besar sedang
bertanya-tanya tentang anda. tuan besar bertanya
apakah saat ini anda tidak mengkhawatirkan kondisi
tuan besar?" ucap Bondan mencoba memancing reaksi
Galvin yang hanya diam di kamar.

Tidak mengkhawatirkan kondisi
Adelard? yang benar saja! saat ini Galvin
itu sangat mengkhawatirkan kondisi ayahnya
itu. kalau dia tidak mengkhawatirkan kondisi Adelard,
jadi untuk apa dia menutup-nutupi penyakit nya ini kalau
bukan untuk dia?

Galvin itu sangat khawatir dan cemas
pada Adelard. tapi dia tidak bisa keluar sekarang
karena kondisi nya yang masih dalam keadaan mimisan.
kalau dia keluar dengan kondisi seperti ini yang ada bocah
itu malah menambah beban pikiran Adelard. dan Galvin tak
mau itu sampai terjadi.

"Tuan muda--"

"Biarkan saja, Bondan. kalau anak itu tidak
mau keluar, kau tidak perlu memaksa nya. biarkan
dia melakukan apa yang dia inginkan." sela Kyler yang
dapat di dengar oleh Galvin.

"Pergilah." imbuh Kyler pada Bondan. Bondan
mengangguk dan melangkah pergi, karena dia tidak
mau membuat keributan lagi.

Melihat Bondan pergi, kaki jenjang Kyler mulai
membawanya mendekati pintu kamar Galvin. "setelah
membuat kami semua khawatir dan telah membuat daddy
menjadi seperti ini, apakah kau sudah merasa puas?" tanya
Kyler.

"Jawablah Galvin! abang tau kau
mendengar suara abang!" gertak Kyler
penuh kemarahan. sepertinya sudah lama
sekali Kyler tidak bersikap seperti ini pada si
bungsu. apakah karena dia sudah jarang bersikap
tegas pada Galvin makanya anak itu sampai sudah tidak
takut lagi dengannya? apakah perlu sikap kasarnya yang
dulu harus kembali agar bisa mendisplinkan Galvin lagi?

Galvin menutup kedua telinganya
rapat-rapat menggunakan tangan. dia
mencoba untuk mengabaikan semua ucapan
Kyler meskipun harus meneteskan air matanya
tanpa ada isakan tangis yang harus keluar dari mulut
nya.

Galvin Malvelino ✓ S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang