Part 32

953 96 2
                                    

Happy reading 💙
kalau ada typo tolong tandai yaa
supaya bisa langsung diperbaiki, makasiii 💙

•••

Ken mengoleskan selai strawberry
di roti nya, berjalan ke ruang tengah, menatap
si bungsu yang sibuk belajar. sembari memakan
roti nya, Ken mulai duduk di samping Galvin.

"Belajar lagi, dek?" tanya nya yang
diangguki Galvin. Ken tersenyum, mengusap
lembut surai rambut sang adik.

"Abang, Galvin mau juga dong roti nya"
ucap Galvin tergiur dengan roti yang sedang
dimakan oleh kakak ketiganya.

"Kau mau? kalau begitu tunggu sebentar,
abang akan mengambil kan roti yang baru untuk
mu dan juga cemilan yang lain" ketika Ken hendak
berdiri, Galvin menggeleng ribut.

"Enggak mau, abang. Galvin gak mau
makan roti yang baru. Galvin maunya yang
punya abang aja. sedikit ko Galvin minta nya, gak
banyak" ucap Galvin cepat.

"Kalau kau ingin menghabiskan nya
juga tidak apa-apa, Ino. ini, makanlah roti
nya" Ken memberikan sisa roti nya pada si bungsu
tanpa keberatan.

"Suapin dong. aaaa" dengan manja nya
bocah itu meminta Ken untuk menyuapi dirinya
dengan mulut yang sudah terbuka lebar.

Gemas, Ken sampai tidak bisa
menyembunyikan senyuman manisnya.
seraya terkekeh kecil, ia mulai menyuapi sang
adik. Galvin memakan roti itu sedikit setelah nya
tersenyum kegirangan.

"Ingin makan lagi?"

Galvin menggeleng. "udah bang, Galvin
gak mau makan lagi. jadi abang bisa abisin
roti nya" jawab Galvin, kembali menatap buku
nya.

Ken mengangguk paham, memakan
semua roti nya. sembari memperhatikan
Galvin, tangan Ken terus saja aktif mengusap
rambut adik bungsunya. senyuman tipis, terukir
samar di wajah tampan nya. tatapan tulus nan lembut
tidak pernah lepas dari wajah Galvin.

"Ino, saat kau sudah diterima di
universitas yang kau inginkan itu, kau
harus bisa menjaga dirimu dengan baik di
sana. jangan terlalu lelah, jaga kondisi tubuh
mu dengan baik dan kalau perlu, kau bisa membeli
beberapa obat vitamin untuk dirimu sendiri. dan ya,
kau juga jangan lupa untuk selalu menghubungi kami,
oke?"

"Jangan lupakan kami saat kau
sudah berada di sana. sering-seringlah
menghubungi keluarga mu agar kami bisa
tau tentang kondisi mu. nanti, kalau ada waktu,
kami pasti akan datang ke sana untuk menjenguk
dirimu."

"Oh ya, belajar lah yang bersungguh-sungguh
agar kau bisa meraih cita-cita mu itu. belajar yang
giat sampai kau berhasil meraih gelar kedokteran mu"
ucap Ken panjang lebar, dengan tatapan teduh nya.

Mendengar semua ucapan kakak
ketiganya, membuat hati Galvin terenyuh.
ia terharu mendengar ucapan itu sampai-sampai
kedua matanya mulai berkaca-kaca. dia memukul
dada bidang Ken pelan, sembari menyeka air matanya
yang mulai keluar.

"Huaaa abang bisa diem gak?!
Galvin terharu tau denger omongan
abang. lagian kalo emang beneran Galvin
keterima di sana, itupun Galvin gak bisa langsung
ke sana. Galvin masih punya waktu dua atau tiga bulan
lagi di sini. jadi abang jangan ngomong kaya gitu dulu. kan
Galvin jadi sedih dengernya" ucap Galvin.

"Mau dua atau tiga bulan lagi, itu
tidak akan ada bedanya, Ino. dua atau tiga
bulan itu bisa berlalu begitu cepat tanpa kita
sadari dan setelah itu kebersamaan kita akan jarang
terlihat di mansion ini" balas Ken.

"Ishhh abang udah ihh ngomong
kaya gitu nya. jangan bikin Galvin nangis
sekarang. Galvin lagi gak mood nangis soalnya!"
ucap Galvin menatap kesal Ken.

Galvin Malvelino ✓ S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang