Part 44

633 81 6
                                    

Double up nih 💙

Halaman demi halaman mulai berganti
seiring selesai nya Galvin membaca buku novel
yang saat ini tengah mengisi waktu luang nya. sesekali
dia terkekeh kecil membaca bagian cerita yang menurutnya
sedikit menggelitik perut.

Sembari membaca buku novel yang baru
saja dia beli, Galvin juga menyeruput secangkir
teh hangat. di sela-sela kesibukannya membaca, tiba-tiba
saja Kai datang memasuki nya dengan heboh.

"Ino!! Ino!!" panggil nya mengejutkan Galvin.
saking terkejutnya bocah itu hampir saja berkata kasar.

"Anj--" Galvin mengulum bibir nya ke
dalam guna menahan kata-kata kasar yang
hampir saja keluar dari mulutnya. sial, hampir
saja.

"Huh, untung aja nih mulut bisa di rem.
eh bang? abang bisa gak si masuk ke kamar
Galvin ketuk-ketuk pintu dulu? Galvin kaget tau!
mana heboh banget lagi manggil Galvin nya. emangnya
ada apaan si bang?" tanya Galvin menutup buku novel nya.

"Ino, sebentar lagi keinginan mu akan segera
terwujud!! hari ini kak Kyler akan melamar kak
Almira!! ayo cepat ikut dengan abang sekarang!!"

"Oh.. HA? APA?! ABANG SERIUS?!
HARI INI BANG KYLER MAU NGELAMAR
KAK ALMIRA?!" reflek kedua tangan Kai langsung
menutup kedua telinganya, mendengar suara lantang
dari adik bungsu nya. lagipula, wajar saja kalau Galvin
berteriak heboh saat mendengar kabar ini. ini adalah kabar
yang begitu besar dan sangat mengejutkan, jadi Galvin tidak
salah kan berteriak meski awalnya dia sempat biasa saja?

"Iya Ino, iya. hari ini kak Kyler akan
melamar kak Almira. sudah, jangan berteriak.
lebih baik kau cepat ikut dengan abang sekarang
juga!" Kai segera menarik tangan si bungsu, membawa
nya ke suatu tempat.

•••

Sore menjelang malam, terlihat seorang
pemuda sedang mengeluarkan sebuah kotak
cincin dari saku jas yang sedang dia kenakan hari
ini. dia tersenyum seraya berjongkok dengan satu kaki,
bersamaan membuka kotak cincin tersebut.

"Almira, aku ingin memiliki hubungan yang
lebih serius dengan dirimu. jadi, apakah kau mau
menikah dengan diriku?" tanya Kyler dengan ucapan
nya yang begitu serius.

Lima detik dalam posisi yang seperti
itu, kepala Kyler lantas menggeleng. "tidak,
aku tidak bisa melakukan hal itu. sepertinya kata-kata
itu kurang cocok untuk aku katakan pada Almira" ucap
Kyler kembali berdiri tegap.

Pemuda itu berdeham singkat, kembali
ke posisi berjongkok dengan satu kaki. namun
dia kembali berdiri saking gugupnya. "haruskah
aku berjongkok seperti tadi atau berdiri saja?" monolog
pemuda itu berpikir keras.

"Om, ayah kenapa si?" tanya Sargara heran,
menatap ayahnya yang sibuk berjongkok dan
berdiri secara berulang kali membuat anak itu
merasa sedikit muak.

"Entahlah, aku juga tidak tau" balas Liam
sibuk bersedekap dada di ambang pintu kamar
Kyler yang setengah terbuka.

"Bang, memang nya kalau kita ingin melamar
seorang gadis, jantung kita akan berdegup lebih
kencang dari biasanya, ya?" tanya Ken penasaran.

"Kenapa kau bertanya pada ku? kau pikir
aku sudah pernah melakukan nya? ck, kau ini!"
ucap Liam menatap jengkel Ken membuat pemuda
itu melirik sinis kakak keduanya.

"Aku kan hanya bertanya saja, jadi kenapa juga dia
harus kesal dengan pertanyaan itu? huh" gerutu Ken
pelan.

"Abang mendengar ucapan mu, Ken" tegur Liam.

"Sstttt Om Liam sama Om Ken jangan
berisik. nanti kalau ayah liat kita gimana?"
tanya Sargara mendengus kesal.

Tak berselang lama, Galvin dan Kai pun
datang. mereka berdua ikut bergabung bersama
mereka untuk melihat si sulung yang sedang sibuk
belajar bagaimana caranya melamar seorang gadis dengan
baik.

Galvin Malvelino ✓ S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang