Random Part

456 70 18
                                    

Beberapa tahun kemudian, seseorang terus
melangkahkan kakinya disepanjang lorong rumah
sakit. setelan ala dokternya begitu melekat di tubuhnya
menambah kesan tampan ditambah gaya rambutnya yang
terlihat sangat keren.

Ia tersenyum ramah, menyapa para suster
yang berlalu-lalang di koridor. sesekali ia juga
membenarkan kacamata yang bertengger di hidung
mancung nya.

"Galvin!"

Si pemilik nama menoleh, memperhatikan
ketiga sahabatnya yang berlari kecil ke arahnya. "Vin,
lo sibuk gak? kita makan yok!" ajak Dewo tersenyum pada
sahabatnya yang bernama Galvin Malvelino Alvarendra.

•••

"Haha sumpah Vin, gue itu masih inget banget
sama kejadian awal-awal lo baru masuk di universitas
itu. dulu, gue pikir lo gak akan lulus. tapi sekarang? lo udah
berhasil menggapai cita-cita lo sebagai seorang dokter"

Galvin tersenyum, menyeruput es teh manis
nya sebelum membalas ucapan Dewo. "bukan lo
doang, gue juga masih inget kali sama kejadian itu.
tapi kalo diinget-inget kejadian itu lucu juga. pokoknya
gue gak akan ngelupain itu sama perjuangan yang udah
gue laluin sampai gue bisa ada di titik ini" balas si bungsu
Alvarendra.

Ketiga sahabat Galvin mengangguk
paham. memang, bisa dikatakan perjuangan
Galvin untuk bisa berada di titik ini tidak mudah
terlebih pada saat itu, Galvin juga harus melawan
penyakitnya. jadi tidak heran kalau ketiga sahabatnya
ikut bangga pada pencapaian Galvin ini. butuh waktu yang
panjang untuk Galvin bisa mewujudkan cita-citanya dan itu
sudah berhasil sekarang.

"Iya dan kita bangga sama lo." ucap Raka
tersenyum, menepuk-nepuk pundak Galvin beberapa
kali.

Sedikit cerita, kejadian yang dibahas oleh
Dewo tadi adalah kejadian saat Galvin masih
menjadi mahasiswa di sebuah universitas kedokteran
yang ada di Indonesia. setelah sembuh, Galvin memilih
untuk segera mendaftarkan dirinya di salah satu universitas
terbaik di Indonesia.

Galvin memilih menempuh pendidikan
nya di Indonesia karena suatu alasan. dan
alasannya adalah ia tidak ingin jauh-jauh dari
keluarganya. kejadian yang dibahas oleh Dewo dan
kejadian yang tidak akan pernah Galvin lupakan adalah
kejadian dimana pada saat itu Galvin melupakan apa yang
harus ia lakukan pada pasien nya dalam sebuah praktek.

Pada saat itu remaja tersebut mendapatkan
teguran karena melamun di tengah-tengah penilaian
praktek nya. dan begitu Galvin mengatakan alasannya,
semua orang hanya bisa menepuk jidat.

"Ada apa Galvin? kenapa kamu melamun?
sebagai seorang dokter, kamu dilarang memikirkan
apapun selain keselamatan pasien kamu. kalau kamu
sampai melakukan itu di kehidupan nyata, nyawa pasien
kamu bisa melayang. kamu tau itu? sekarang ayo fokus atau
saya akan mengurangi nilai kamu"

Galvin menggaruk tengkuknya yang
tidak gatal sama sekali sembari tersenyum
canggung. "anu pak, saya lupa harus ngapain
aja. kalau boleh, saya boleh liat tutorial yang ada
di YouTube dulu gak ya, pak? hehe" ucapan polos itu
keluar begitu saja dari mulut nya membuat semua yang
mendengar itu tidak bisa berkata-kata lagi dan hanya bisa
menepuk jidat.

Meskipun ini hanya praktek saja, tapi bisa
kalian bayangkan kalau itu terjadi pada dunia
nyata. bukankah itu akan sangat fatal untuk keselamatan
pasien yang ditangani Galvin?

Bukannya pasiennya selamat, yang ada
nyawa pasien remaja itu langsung melayang
pada saat Galvin menonton tutorial di YouTube dulu.
huh Galvin itu benar-benar konyol tapi anehnya, remaja
itu bangga menceritakan hal itu pada keluarga dan ketiga
sahabat nya. membuat mereka bingung harus beraksi apa
pada kelakuan Galvin.

Galvin Malvelino ✓ S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang