Chapter 11 - Sentuhan Liar

1.2K 33 2
                                    

Brak!

Maxi yang sedang duduk pada meja kerjanya dibuat marah saat Jamesh menemuinya dengan membawa kabar yang tidak memuaskan.

Orang bayarannya itu telah gagal menyuntikan racun pelumpuh syaraf pada Michele. Jelas saja dia kesal hingga menggebrak meja.

Melihat bosnya yang sedang memasang wajah penuh emosi, Jamesh hanya menunduk takut. Hingga saat Maxi bangkit dan langsung menyambar kerah jaket pria itu, ia hanya diam dengan gemetaran.

"Aku sudah katakan padamu, jika yang sedang kita hadapi bukanlah seekor singa biasa. Michele sangat peka dan dia mengidap kelainan langka. Sangat sulit untuk menghabisinya."

Pria bertopeng bicara usai melempar Jamesh ke depan meja. Kemudian ia berdiri di tengah ruangan dengan kedua tangan berada di kedua saku celana.

Jamesh bangkit seraya merapikan jaketnya yang kusut. Matanya menatap pada pria yang jauh lebih muda darinya.

"Apa tidak sebaiknya Anda menggunakan orang-orang AXIS lagi? Kurasa tidak mudah untuk meringkus Michele."

Maxi menanggapi saran Jamesh dengan sebuah anggukan kecil. Kemudian ia berjalan menuju tepi garis jendela.

"Aku sudah membicarakan hal ini dengan Dante. Dia setuju untuk membantu kita lagi," ucap Maxi seraya berdiri di tepi garis jendela. Matanya menatap ke luar. Hamparan rumput gersang yang ia pandangi.

Jamesh maju satu langkah ke depan. Punggung lebar dibalut kemeja putih lengan panjang yang ia pandangi.

Maxi baru berusia dua puluh lima tahun. Dia seumuran adik laki-lakinya yang tewas di tangan para Mafia dua puluh tahun yang lalu.

Maxi bukan nama yang sebenarnya. Jamesh pun tidak tahu dari mana asal pria itu. Bahkan dia belum pernah melihat wajah asli Maxi. Dia selalu mengenakan topeng saat mereka bertemu.

Namun, kemunculan pria kursi roda bernama Dante membuatnya agak heran dan curiga. Meski bukan asli orang Roma, tetapi Jamesh cukup tahu siapa Dante. Dia rekan baik Michele sewaktu masa kejayaan kerajaan Mafia Riciteli.

Mengapa Maxi mengenal Dante, bahkan mau bekerja sama dengan pria licik itu?

"Bos, apakah Dante akan bergabung dengan misi kita?" Pertanyaan itu pun akhirnya ia lontarkan juga.

Maxi melirik sesaat sebelum menjawab, "Aku hanya mau memanfaatkannya saja. Dia menginginkan AXIS. Jelas aku tidak akan setuju."

Jamesh mengangguk.

AXIS merupakan organisasi yang didirikan oleh dua orang VIP. Jamesh sendiri belum pernah melihat tampang kedua VIP tersebut.

Setahu Jamesh, Maxi sudah satu tahun bergabung dalam organisasi itu. Kedua VIP menunjuk dia sebagai orang berpengaruh di AXIS.

Maxi diberi wewenang dan hak-hak yang sama seperti kedua VIP tersebut. Sejak saat itu, Maxi memimpin sepak terjang AXIS di Italia.

AXIS bergerak di bidang penyelundupan dan perdagangan wanita di bawah umur. Cara kerja mereka cukup efisien dan melibatkan para petinggi negara.

AXIS juga memiliki dua ribu pasukan elit yang kapan saja bisa digunakan untuk kepentingan organisasi.

AXIS bukan organisasi kaleng-kaleng. Meski bergerak di bidang bisnis ilegal, tapi mereka tetap licin dari jerat hukum.

"Lantas, apa rencanamu selanjutnya?" Jamesh bicara lagi sebelum ia meninggalkan ruangan dingin itu.

"Sebaiknya kau pergi saja. Akan aku hubungi jika aku sudah punya rencana."

Jamesh hanya mengangguk. Matanya terangkat ke punggung Maxi.

Dia yakin jika pria bertopeng itu sudah punya rencana, tapi mungkin Maxi kecewa padanya karena misinya yang sudah gagal.

DI ATAS RANJANG MAFIA SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang