Chapter 42 - Uang 171 Triliun

357 18 0
                                    

Arpoador Beach, Brazil.

Mobil hitam menepi di pesisir pantai. Malam beranjak larut, suasana tampak sepi di sekitar.

Hanya deru ombak yang terdengar saling bersahutan di laut yang lepas.

Sergio membenarkan letak kacamatnya sebelum melirik ke arah pria plontos yang duduk di samping.

Paolo menatap dengan serius, kemudian ia mengangguk.

Pintu mobil dibanting dari luar, dua orang pria yang berpakaian serba hitam itu segera menyebar ke sekitar.

Bangunan dua lantai yang berdiri di tepi pantai, itu menjadi tujuan mereka saat ini.

Restoran siap saji milik Meghan yang biasanya ramai pengunjung, kini tampak sepi bak sebuah makam.

Tentu saja. Tempat itu sudah kosong sejak dua pekan yang lalu. Pasca pemilik restoran menghilang di sebuah mall.

Lantas, apa yang akan Paolo dan Sergio lakukan di sana?

Mari kita cari tahu bersama.

Gelap di mana-mana. Sepertinya lampu-lampu di restoran telah padam.

Sergio dan Paolo menggunakan senter sebagai penerangan saat menjebol pintu belakang gedung.

Brak!

Pintu berhasil didobrak.

Paolo menoleh ke arah Sergio sambil tersenyum. Dan mereka pun bergegas masuk.

Masih dalam gelap gulita. Cahaya senter yang cukup tidak menghalangi misi mereka malam ini.

Brangkas Michele ada di lantai bawah tanah yang letaknya di dapur restoran. Bergegas, langkah keduanya menuju ke sana.

"Untuk membuka brangkas kita perlu sidik jari Bos. Namun, Bos sudah kasih tahu kata sandi darurat," bisik Sergio saat keduanya tiba di dapur.

Paolo memindai ke sekitar sambil membidik senternya ke semua arah.

"Ck! Aku kangen tempat ini," gumamnya lirih.

Sergio tersenyum tipis mendengarnya.

"Kau ingat? Di sini biasanya Bos memasak menu yang dipesan oleh para pengunjung. Dia sangat memesona sebagai koki," ucapnya kemudian.

Paolo mengangguk. "Ya, sebagai seorang tukang masak dia terlalu macho."

Sergio geleng-geleng. Kemudian dia melirik pada jam tangannya.

Oh, shit!

Sudah pukul dua pagi. Bisa gawat jika ada yang melihat mereka di sini.

Tanpa mengatakan apa pun, ia segera menepuk punggung Paolo, lantas mengajak rekannya untuk segera membuka pintu brangkas.

Pintu brangkas itu ada di lantai dapur di bawah meja kitchen set tempak biasa Michele memasak.

Paolo dan Sergio segera menggeser meja itu, dan pintu brangkas pun terlihat.

"Itu pintunya!" seru Paolo. Dia sangat kegirangan.

Sergio cuma mengangguk sambil tersenyum. Dia lantas segera berjongkok di depan pintu brangkas tersebut.

Paolo turut berjongkok dan melihat apa yang rekannya lakukan.

Sergio menarik baja tebal yang berada di depan mereka. Cukup berat hingga Paolo ikut membantu.

Setelah pintu tersebut berhasil diangkat, tampak sebuah layar sensor dan tombol-tombol angka.

Paolo melirik ke arah Sergio sambil tersenyum. Sekarang tugas rekannya itu untuk membuka kunci brangkas.

DI ATAS RANJANG MAFIA SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang