chapter 18 - Cengkeraman Gairah

665 20 0
                                    

Jarum jam menunjuk ke angka sepuluh. Meghan sedang merapikan selimut tebal yang membalut tubuh kecil putranya.
Sepulang dari hutan tadi, badan George jadi deman. Meghan yang panik segera meminta obat pada kepala pelayan di kastil.

Anak laki-laki itu baru bisa tidur setelah diberi obat. Meghan menatap dengan sedih ke wajah putranya. Andai saja mereka bisa kabur dari sini, mungkin dia bisa menghubungi Michele setiba di kota. Sayangnya usaha itu telah gagal.

Di kastil besar ini ada beberapa telepon, tapi para pengawal selalu mengawasi gerak-gerik Meghan. Dia harus menghubungi Michele sebelum hal buruk terjadi pada dia dan putranya.

"Daddy ..."

Meghan terkejut mendengar George mengigau. Anak itu pasti sangat merindukan ayahnya. Sama seperti George, dia juga amat merindukan Michele.

Entah kapan Tuan Mafia akan menemukan mereka. Meghan berusaha bersabar menunggu suaminya datang.

Dia yakin, Michele pasti sedang berusaha mencarinya. Hanya saja, pria bertopeng perak itu selalu menggagalkan usaha Michele.

Mengingat Maxi membuat amarah dalam hati Meghan bergejolak gila. Dan pertanyaan itu kembali muncul di benaknya.

Mengapa Maxi menculiknya dan ingin menghabisi Michele?

Siapa pria itu sebenarnya?

"Apa anak itu sudah tidur?"

Deg!

Suara bass itu mengejutkan Meghan yang sedang menahan emosi di da-da. Dia segera membuka mata dan langsung bangkit dari tepi ranjang.

Maxi memasang wajah datar saat wanita itu memutar tubuhnya.

Meghan mengepalkan tangannya lalu berjalan cepat ke depan Maxi. Disambar kerah kemeja putih pria itu sambil menatapnya tajam.

"Katakan apa maumu sebenarnya?!" berang Meghan.

Pria bertopeng menatap dengan sendu dan bibir yang menyeringai tipis. Kediaman pria itu membuat Meghan muak. Dia mendorong dan berteriak padanya.

"Lepaskan kami!"

Amarah wanita itu merangsang adrenalin bi-ra-hi Maxi. Bukan kemarahan yang muncul di pendar mata pria itu, tetapi hawa nafsu.

Tanpa menjawab pertanyaan Meghan, dia menangkap kedua tangan wanita itu lalu mendorongnya sampai merapat ke dinding.

Meghan menatap dengan murka di sela rasa terkejutnya.

Apa yang mau pria itu lakukan?

Maxi mengunci pergerakan Meghan. Pria itu menatapnya sudah seperti serigala lapar yang melihat seonggok daging segar.

"Kau harus tahu, semakin kau marah dan ingin berontak dariku. Maka semakin gila perasaan di hatiku padamu," desis pria itu ke wajah Meghan. Napasnya panas disertai gairah yang menggebu-gebu.

"Kau pikir aku akan suka padamu? Itu tidak akan terjadi!" Meghan menatap dengan nyalang. Tangannya gatal ingin menyambar topeng menyebalkan itu lalu melihat wajah asli Maxi.

Seringai tipis terbit pada sudut bibir pria itu. Dia berpaling muka sesaat sebelum kembali menatap tajam pada Meghan.

"Aku tidak peduli."

"Kau cuma ba-jin-gan tengik yang sedang bermain di bawah kaki seorang Mafia! Kupastikan Michele akan menghabisimu dengan sadis!" Dengan berani Meghan bicara seperti itu ke wajah Maxi.

Pria itu tersenyum geli, "Itu hanya akan terjadi jika dia bisa sampai ke sini dengan selamat," desisnya dengan tatapan liar.

Meghan menanggapi dengan wajah marah. Dan sebelum ia bicara lagi, Maxi segera mengambil kesempatan itu.

DI ATAS RANJANG MAFIA SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang