Chapter 30 - Lady Killers

376 18 0
                                    

Sang surya mulai muncul dari ufuk timur. Sinar jinganya menerpa tembok putih ST. Angelo Bridge. Jembatan tua itu tampak kokoh melawan panasnya hari demi hari.

Roma, Italia di pagi hari.

Sebuah helikopter terlihat mendarat di tengah padang rumput yang luas dan tandus. Dua orang bodyguard mengulurkan tangan kanannya menyambut sosok wanita yang keluar dari pintu helikopter tersebut.

Gaun panjang dan lebar dengan berat hingga sepuluh kilo membalut tubuh yang terbilang mungil.

Madame Jolie, dengan postur tubuh yang angkuh andalannya ia mengibaskan tangan.

"Apa si Macho sudah bangun?"

"Sepertinya belum, Madame."

"Syukurlah jika dia merasa nyaman di kastil kecil itu."

Dengan langkah anggun yang berlebihan dan sambil melenggak-lenggok tidak karuan, Madame Jolie berjalan menuju Mercedes hitam yang sudah menunggu di sekitar.

Lima orang bodyguard berpakaian rapi mengikuti dari arah belakang. Dua diantaranya memegangi tepi gaun besar dan berat yang dikenakan oleh wanita paripurna tersebut.

Sedang tiga lainnya berjalan di deretan paling belakang sambil menenteng koper.

Entah apa yang ada di dalam koper itu, Madame Jolie selalu meminta para bodyguard untuk tetap menenteng koper-koper itu ke mana pun ia pergi.

Ada yang mengatakan jika koper-koper itu berisi uang yang banyak. Namun, ada juga yang mengatakan jika koper itu hanya berisi perlengkapan make up Madame Jolie saja.

Entahlah, tidak ada yang tahu persisnya apa yang ada di dalam koper-koper itu.

Di dalam sebuah kastil yang tidak begitu besar. Letak kastil itu tidak jauh dari jembatan ST. Angelo bridge. Michele tampak sedang duduk terikat di sebuah bangku.

Sinar jingga yang menerobos dari celah kecil jendela berhasil membutanya terjaga karena hawa panas yang ditimbulkan.

Dengan perlahan, mata itu terbuka. Sinar terang dari jendela menyilaukan mata.
Bos Mafia mearsakan tubuhnya yang amat lemas.

Sial!

Tempat apa ini?

Sepasang manik kebiruan itu memindai ke sekitar lebih dulu sebelum ia merampas penuh akan kewarasannya.

Tangan dan kakinya terikat kuat. Namun, itu bukan hal yang buruk baginya. Dengan mudah, ia mampu melepaskan diri.

"Sergio!"

Michele bergegas menuju pada seonggok tubuh yang tengah tergolek di lantai.
Dilepaskan simpul tali kasar yang mengikat kedua tangan pria itu. Sergio membuka mata perlahan setelah tamparan halus mengenai kedua pipinya.

"Bos, Anda baik-baik saja?"

Michele mengangguk, lantas ia bangkit dan berjalan melihat ke sekeliling ruangan sempit di mana mereka berada.

"Siapa yang sudah menculik kita? Apa mereka sudah bosan hidup?" tanyanya sambil memperhatikan langit-langit ruangan.

Sambil melepaskan tali yang menjerat tungkainya, Sergio menoleh ke arah pria tinggi berkemeja putih lengan panjang yang sedang berdiri agak jauh darinya.

"Kurasa ini bukan kerjaan orang-orang AXIS!"

Mendengar ucapan Sergio, Bos Mafia menoleh.

Sergio bergegas bangkit, lantas ia berjalan menuju pada Michele.

Dan sebelum mereka berencana untuk membobol jendela, tiba-tiba saja pintu baja ruangan itu bergulir ke samping.

"Selamat pagi, Tampan!"

DI ATAS RANJANG MAFIA SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang