Bab 22 - Putus Asa

409 20 0
                                    

"Tiga tahun aku melayani AXIS. Aku rela kau perlakukan seperti alas kaki mu. Namun, aku tidak bisa menerimanya saat kau ingin menguasai AXIS seorang diri."
Maxi berkata dengan tatapan yang dingin. Dia siap menarik pelatuk pistolnya kapan saja.

Orlando tersenyum remeh menanggapi, "Kau melakukan semua itu karena kau memiliki misi mu sendiri, bukan?"

Maxi mencengkeram revolver di tangannya. "Apa pun itu, itu bukan urusanmu dan tidak akan merugikan AXIS!"

Pria topeng emas kembali menunjukkan senyuman yang remeh. Tangannya mulai naik dan menekan pada ujung ballpoint yang disimpan pada saku jasnya.

"Kau tidak akan mendapatkan apa pun dari AXIS!"

"Apa?"

Maxi dibuat terkejut saat tiba-tiba para bodyguard menerobos memasuki ruangan itu. Mereka langsung menodongnya serempak dengan pistol. Orlando tersenyum penuh kemenangan.

"Sebelum kau berburu, mestinya kau selidiki dulu seberapa berbahaya buruan mu itu," desis pria topeng emas itu pada Maxi sebelum melenggang pergi.

Maxi mencengkeram revolver di tangannya. Matanya memandangi punggung Orlando dengan marah.

*

"Sepertinya akan sulit untuk melenyapkan pria topeng emas itu. Apa kau punya rencana?"

Dante bicara pada Maxi saat menemui pria itu di Aventine Hill. Sambil duduk pada kursi rodanya, dia memandangi punggung Maxi yang sedang berdiri di tepi garis jendela.

Maxi mencengkeram gelas winenya sambil memejamkan kedua mata. Tidak, tidak, dia harus menguasai AXIS sebelum Klan Riciteli menemukan persembunyiannya.

"Tidak mudah untuk menghabisi pria itu di sini. Namun, Orlando akan pergi memancing setiap akhir pekan."

Mendengar ucapan Maxi, pria di kursi roda menyipit. "Maksudmu kita bisa habisi dia di teluk?"

Maxi menanggapi dengan seringai licik tanpa menoleh pada Dante.

"Bos, Klan Riciteli sedang menuju ke sini!"

Suara itu mengejutkan Maxi dan Dante yang sedang duduk berdua di teras balkon. Mereka saling pandang.

Oh, sh-it!

Rupanya Michele masih belum menyerah untuk menemukan istri dan anaknya?

Pria bertopeng segera bangkit dan langsung memberi perintah, "Cepat seret Nona Meghan dan putranya! Kita harus segera tinggalkan tempat ini!"

"Baik, Bos!"

Para bodyguard bergegas pergi.

Maxi mengusap wajahnya tampak frustasi. Melihat kegundahan di hati pria bertopeng perak, Dante menyeringai tipis.

"Apa tidak lebih baik jika kau habisi saja wanita itu dan putranya? Kurasa Michele akan sangat hancur nantinya."

Maxi menggeleng mendengar ucapan Dante. Dia menoleh pada pria itu dengan tatapan tajam.

"Awas saja jika kau berani menyakiti mereka! Maka, aku tidak segan-segan untuk melenyapkan mu!" desisnya ke wajah pria di kursi roda.

Dante menaikan sudut bibirnya menanggapi. Dia bicara lagi,"Rupanya kau sudah tergila-gila pada wanita itu. Asal kau tahu saja, kau akan hancur hanya karena seorang wanita!"

Maxi berdecak jengah. Dia lantas mundur. "Cepat kau tinggalkan tempat ini jika mau ikut denganku! " ucapnya lalu pergi.

Dante geleng-geleng. "Dasar anak ingusan. Tingkahnya mengingatkan aku pada Michele muda. Benar-benar bodoh!"

DI ATAS RANJANG MAFIA SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang