Chapter 50 - Mencari Klan Riciteli

304 19 3
                                    

Malam teramat dingin. Para tentara masih berjaga di depan pintu gerbang tahanan khusus.

Dari dalam mobil, Paolo memperhatikan mereka sambil sesekali menguap.

Sial!

Angin malam membuatnya semakin kesusahan melawan rasa kantuk. Ekor matanya melirik pada pria di samping.

Sergio tampak sibuk dengan layar laptopnya. Entah apa yang sedang si kacamata itu kerjakan.

"Apa sudah ada informasi dari Tuan Muda Charlo?" tanya Paolo seraya meraih satu permen kopiko yang Sergio sodorkan padanya.

Sergio menjawab sambil menatap pada Paolo yang sedang mengunyah permen.

"Tuan Muda akan menginap di tahanan malam ini."

"Apa?"

Paolo sedikit terkejut. Mengapa harus menginap? Bikin repot orang saja!

Ada tiga ratus lebih tentara yang berada di tempat ini. Mereka bisa tewas jika sampai ketahuan. Paolo mulai cemas.

Melihat temannya yang gusar, Sergio pun berkata, "Tuan Muda Charlo merupakan CEO AXIS, tapi anehnya mereka tidak memberitahunya tentang Klan Riciteli yang disekap di tahanan. Apa mungkin, ada orang yang lebih berpengaruh daripada seorang CEO?"

Paolo mengusap-usap dagunya sambil berpikir. Kemudian ia berkata pada Sergio.

"Bukankah Orlando sudah tewas? Selain pria itu dan Tuan Muda Charlo, apa ada orang lain lagi di belakang AXIS?"

Sergio menggeleng, "Entahlah."

Keduanya tampak berpikir sambil mengunyah permen kopiko di mulut.

Sementara itu di dalam gedung tahanan khusus. Tepatnya di privat room yang berada di lantai dua gedung.

Charlo membuka topeng yang menutupi sebagian wajah. Ia lantas terdiam sambil berdiri di tepi pagar balkon.

Dari sana ia bisa melihat aktivitas para tentara yang sedang berjaga malam.

Mengapa Marco tidak membahas tentang Klan Riciteli sama sekali?

Padahal, mereka mengobrol banyak sejak sore tadi.

Apa yang sebenarnya mereka tutupi?

Bahkan, ia pemilik tunggal AXIS saat ini, bukan?

"Selamat malam, CEO!"

Suara itu mengejutkan Charlo. Ia melirik tanpa berhasil menunjukkan wajahnya pada pria yang berdiri di belakang punggung.

"Maaf jika saya mengganggu Anda."

Pria itu bicara lagi.

Bukan Marco, hanya seorang tentara yang menemuinya.

Entah ada perlu apa. Charlo tidak begitu tertarik untuk bertanya.

Pria berseragam tentara itu tidak lain adalah Mike. Ia datang setelah mendapat perintah dari Marco. Mike diperintahkan untuk mengawasi Charlo.

"Apa yang membawamu ke sini?" tanya Charlo tanpa menunjukkan wajahnya. Ia kesal dan terpaksa bertanya karena pria di belakang tidak juga meninggalkan kamar itu.

Mike mengangkat sepasang mata. Dipandangi punggung lebar dalam balutan kemeja putih di depannya.

Lengan kemeja yang dilipat sampai ke siku, menampilkan otot-otot lengan yang terbentuk sangat bagus.

Juga gambar tato ular naga di lengan kirinya, CEO AXIS terlihat macho meski dilihat dari belakang saja.

Kediaman Mike membuat Charlo geram, ia lantas berkata lagi. "Jika tidak ada yang penting baiknya tinggalkan kamar ini."

DI ATAS RANJANG MAFIA SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang