Chapter 9 - Obsesi Gila Maxi

675 30 0
                                    

Plaak!

"Bajingan kau! Beraninya kau menyentuhku!"

Dengan kasar Meghan mendorong Maxi sampai ia berhasil melepaskan diri dari pria itu. Dengan marah ia menunjuk-nunjuk muka topeng di depannya.

Maxi hanya tersenyum tipis. Kemudian ia mundur dan menjauhi Meghan.

***

"Bos, kami sudah menggagalkan rencana Klan Riciteli! Sekarang dia sedang koma di rumah sakit! Menurut laporan yang kami terima, dia mati otak!"

Seorang pria bernama Jamesh menemui Maxi di ruangannya. Jamesh orang Florida yang bekerja pada Maxi. Dia bukan hanya seorang mata-mata tapi juga penembak jitu.

Selain itu, Jamesh juga tahu siapa Maxi dan apa misi pria itu di balik AXIS. Dia pemegang kartu mati pria bertopeng perak!

Maxi berdiri di tepi pagar balkon sambil memegang gelas winenya. Dipandanginya langit yang tampak cerah hari ini.

'Michele, akhirnya kau akan mati secara perlahan,' gumannya dalam hati. Hanya seringai licik yang terbit di bibir yang tipis.

"Baiklah, Jams! Kau boleh pergi." Maxi mengibaskan tangannya tanpa mau melihat wajah pria di belakannya.

"Selamat berakhir pekan, Bos!" Jamesh pun undur diri.

Tak lama kemudian Meghan menemui Maxi di ruangan itu. Ia menoleh pada Jamesh saat mereka berpapasan, tapi pria itu hanya menekurkan kepala menanggapi.

"Pria bertopeng, aku mau pergi ke bukit denganmu!"

Suara Meghan mengejutkan Maxi yang sedang melamun. Juga ucapan wanita itu. Apa dia tidak salah dengar?

Dengan cepat tubuh tinggi itu memutar menghadap wanita di belakangnya. Meghan menatap dingin dengan kedua tangan dilipat di depan da-da.

Drees selutut motif bunga dengan tali kecil tampak begitu cocok membalut tubuh proporsional Meghan. Juga riasan yang natural dan rambutnya yang tergerai, dia sungguh cantik.

"Apa yang kau lihat? Cepat siapkan mobil untukku dan George!" perintah Meghan dengan ketus. Matanya melihat ke bagian depan celana kain Maxi yang tampak sesak. Dasar mesyum! Rutuknya lalu pergi.

Maxi segera sadar dari fantasi liar itu. Buru-buru ia menaruh gelas koktail yang dipegang pada meja. Dia lantas menuju walk-in closet untuk bersiap-siap.

"Tuan, apa kau akan pergi bersama Nona Meghan?"

Lily bertanya pada Maxi sambil merapikan beberapa pakaian di lemari. Maxi memanggil gadis itu untuk membantunya siap-siap.

Lily melihat Max yang tampak sangat bersemangat.

"Apa kau tidak pakai topeng?" Lily bertanya lagi. Dia agak tidak rela jika Maxi menunjukkan wajahnya pada Meghan. Hanya dia yang boleh melihat wajah pria itu.

"Lily, kau terlalu banyak bicara. Aku sudah katakan padamu, jika aku menyukai Meghan sejak kami tinggal di Virginia!"

Sambil mengenakan jam tangannya, Maxi bicara dengan ekspresi dingin pada gadis yang siluetnya tampak pada kaca di depannya.

Lily menunduk dengan pipi bersemu merah. "Maafkan aku, Tuan. Tetapi mengapa kau menyukai wanita yang bahkan sudah menikah? Aku dengar juga, jika suaminya Nona Meghan bukan orang sembarangan!"

Ocehan Lily telah merusak mood Maxi pagi ini. Dengan cepat ia memutar tubuh dan langsung menyambar rahang gadis itu.

Lily amat tersentak saat Maxi mendorong dan mendesaknya ke dinding.

"Tu-Tuan?"

"Kau hanya pelayan di kastil ini, jangan pernah lupa dengan itu," desis Maxi ke wajah Lily sebelum melepaskan gadis itu dengan kasar.

DI ATAS RANJANG MAFIA SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang