Chapter 45 - Tahanan VIP

293 21 0
                                    

Laut Tirania di malam hari.

Dari kejauhan, tampak sebuah kapal yang sedang berlayar mengarungi ombak.

Bendera dengan lambang dua kapak merah berkibar diterpa embusan angin.

Sambil berdiri di tepi geladak kapal, pria topi koboi sedang mengincar mengunakan teropong.

Orang-orang itu tidak lain, Georgino dan dua puluh anak buahnya.

Mencium bau uang, Geng Kapak pun tidak mau ketinggalan.

Satu hari satu malam mereka berlayar, akhirnya daratan Roma sudah kelihatan.

"Musim apa sekarang di Roma?" tanya pria topi koboi tanpa memalingkan matanya dari teropong dalam genggaman.

Bill yang sedang membaca buku sambil minum kopi dibuat menoleh, "Menurut grafik cuaca, di Roma sedang musim salju."

Pria topi koboi manggut-manggut. "Baiklah, jika begitu siapkan arak dan babi guling yang montok! Setiba di pesisir, kita pesta sejenak!"

"Ae ae, Bos!"

Bill bergegas pergi ke dalam kapal. Pria topi koboi cuma menyeringai tipis. Dia lantas kembali melanjutkan aktivitasnya.

Di malam yang sama, Jose tampak ketiduran di dalam mobil.

Dua orang tentara yang berpatroli berhasil melihatnya. Tanpa bersuara, keduanya segera menarik paksa pintu mobil dari luar.

Mata Jose terbuka seketika. Melihat ada dua orang tentara yang datang, ia sangat terkejut.

Dengan keras Jose segera menendang pintu mobilnya. Akibatnya dua orang tentara jatuh terjengkang karena terdorong.

"Brengsek!"

"Siapa kau?!"

Dua orang tentara hendak menghunus senjata mereka.

Namun, satu tendangan Jose berhasil membuatnya kembali tersungkur ke tanah.

Senapan laser terjatuh ke tanah. Dengan kakinya, Jose meraih benda berat itu.

"Katakan, di mana Klan Riciteli?!"

Sambil menodong kepala dua orang tentara di depannya, Jose bertanya.

Dua orang itu tampak ketakutan. Mereka saling pandang dan mau kabur.

Namun, Jose segera membidik betis keduanya.

"Aaarrkkh!"

Dua orang tentara jatuh ke tanah. Jose bergegas meringkus mereka.

Setelah menukar pakaian dengan seragam tentara, pria itu berjalan meninggalkan mobil.

"Malam, Kamerad! Ada kopi di pos, ambil sana!"

"Ya, terima kasih!"

Jose berjalan di antara para tentara yang sedang berjaga.

Satu per satu dari mereka bergantian pergi ke pos untuk mendapatkan secangkir kopi.

"Kamerad, kau belum ambil kopi?"

Seorang pria menepuk bahu Jose dan bertanya.

Jose menurunkan topi hijau di kepala hingga menutupi sebagian wajah, lantas ia menjawab dengan santai.

"Aku sudah minum kopi."

Tentara itu tersenyum puas. "Baiklah! Selamat berjaga!"

Jose cuma mengangguk, dan tentara itu pun bergegas pergi.

Fuuh ...

Sambil berdiri di antara barisan para tentara itu, Jose mengincar ke sekitar.

Dia pernah mendengar tentang tahanan khusus sebelumnya.

DI ATAS RANJANG MAFIA SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang