Chapter 23 - Pemuas Seks

1.2K 21 0
                                    

Tirai putih melambai-lambai karena embusan angin dari jendela. Di tengah ruangan dengan pencahayaan yang remang, Emily bersimpuh di depan seorang pria.

"Uh! Shhh!"

Michele Lazaro Riciteli, pria itu menggigit bibir bawahnya seraya memejamkan kedua mata. Sambil duduk pada kursi tunggal, dia membuka kedua pahanya lebar.

"Uhm! Uhm!"

Gadis itu nyaris tersedak saat tangan kekar yang menjambak rambutnya menekan kepalanya. Dia tidak tahan lagi. Batang keras berurat itu sudah mulai mengembang di dalam mulutnya.

Di tengah kemelut dilema yang sedang ia hadapi, Michele ingin melampiaskan rasa kecewa itu pada gadis bodoh di depannya. Dan saat lidah Emily memanjakan miliknya, ia mengerang penuh kenikmatan.

"Oh! Terus, Sayang!"

Tangan kekar itu terus menekan kuat kepala Emily. Hingga wajah gadis itu menghilang di antara kedua pahanya. Permainan yang lumayan, Michele mendorong kuat saat ia meledak di dalam mulut gadis itu.

"Uhm!"

"Oh, shit!"

Gadis itu masih bersimpuh di depannya. Dan dia batuk-batuk karena tak mampu menelan semuanya. Dengan wajah geram, Michele nebjambak rambut Emily.

"Aaarhk!"

Gadis itu tersungkur ke meja saat Bos Mafia melemparnya dengan kasar. Emily menoleh ke belakang. Dilihatnya Michele yang sedang melepas jubah tidur motif macam tutul itu.

Ah, tidak!

Apa yang mau Bos Mafia lakukan padanya? Apakah dia masih belum puas dengan pelepasannya barusan?

Sambil berpikir dan berdebar-debar, Emily berusaha bangkit. Namun, dengan cepat Michele menangkap tangan gadis itu, lantas menahannya tetap di meja.

"Aku tahu kau menginginkanku, bukan? Maka ayo kita lakukan!"

Emily menggeleng dengan mata basah. Bos Mafia memang tampan dan macho. Namun, bukan berarti dia mau diajak mantap-mantap olehnya. Sayangnya, klan Riciteli sedang dirasuk gairah yang mendesak. Dia tidak akan melepaskan gadis itu.

"Ah, Tuan!"

Emily menjerit saat Michele merobek gaun pengantin yang melekat di tubuhnya. Gaun itu memang sudah terkoyak sejak tangan Paolo menjamahnya. Namun, Bos Mafia menyingkirkan sisanya yang masih menutupi tubuh gadis itu.

Mata Michele menatap dengan penuh nafsu dan napas yang memburu panas. Emily membalas tatapan itu dengan terengah-engah.

"Jika kau mau tinggal di sini, maka kau harus menuruti apa mauku. Kau paham?" Bos Mafia berdesis ke wajah wanita itu.

Aroma mint segar yang ditimbulkan dari napasnya membuat Emily terbuai. Hingga saat tangan Michele menarik kain tipis yang menutupi bagian intimnya, gadis itu hanya mengerang pelan.

"Tuan?"

Jantung Emily berdegup kencang saat jemari Michele memainkan miliknya di bawah sana. Napas yang panas berhembus ke wajahnya. Hingga lumatan rakus yang menyerang bibirnya seketika.

"Aaahh!"

Michele menyeringai tipis saat gadis itu berdesah. Rudal berukuran besar dan panjang sedang berusaha memasukinya. Dan satu hentakan yang kuat membuat Emily terpulai di tengah meja.

"Kau sudah tidak virgin. Jadi, tidak usah munafik!" Michele menghujam lebih gila sambil memegang pinggang Emily dari arah belakang.

Gadis itu mencengkeram pada tepi meja sekuat tenaga. Dia menggigit bibir bawahnya sambil memejamkan mata. Senjata Bos Mafia jauh lebih besar dari semua pria yang pernah menjamah tubuhnya.

DI ATAS RANJANG MAFIA SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang