Chapter 8 - Maut Sedang Mengincar

538 28 0
                                    

Pukul dua belas malam di kastil mewah Klan Riciteli.

Kedua tangan terampil tampak sedang merakit sebuah pistol seri terbaru yang baru saja dikirim dari Rusia.

Michele Lazarao Riciteli, sambil duduk santai dan menikmati segelas angur, matanya mentap lurus ke arah Sergio yang sedang merakit pistol.

Mereka berhasil menangkap salah satu orang AXIS! Bukankah ini titik terang dari pencarian Meghan?

Michele berharap jika istri dan anaknya akan baik-baik saja. Ia sudah sangat merindukan mereka.

"Bos, pistol Anda sudah siap!"

Sergio memutar tubuhnya menghadap ke arah pria dalam balutan stelan jas hitam bermerek yang sedang duduk di sofa.

Michele memicingkan kedua alisnya lantas bangkit. Sergio menyerahkan pistol yang ia pegang ke depan bosnya dengan sopan.

Sambil berdiri di depan Sergio, Michele menimbang-nimbang senjata itu di tangannya. Hingga ia mencobanya ke depan Sergio. Pria itu dibuat terkejut.

"Kita berburu sebelum pagi tiba," ucap Michele dengan acuh. Kemudian ia menyimpan pistol ke balik punggung lalu melenggang pergi.

Sergio bergegas menyusul.

"Bos, aku sudah menemukan seorang peretas hebat! Kurasa kita butuh dia untuk mencari jejak Maxi!"

Paolo menghampiri Michele dengan tergopoh-gopoh saat melihat pria itu sedang berjalan di lorong bersama Sergio.

Michele melempar batang rokoknya ke mulut. Paolo buru-buru menyalakan korek apinya. Ia tersenyum saat mata Michele menatap.

"Saat ini kita nggak butuh peretas karena Sergio sudah menangkap salah satu orang AXIS." Michele bicara dengan acuh pada Paolo sebelum masuk ke mobil.

Paolo terdiam di tempat lalu menoleh ke arah pria di sampingnya. Sergio hanya tersenyum tipis usai menutup pintu mobil di mana Michele sudah duduk di dalamnya.

"Kau menangkap orang AXIS? Siapa?"

"Gadis yang kau pesan untuk Bos kemarin malam."

"Apa?"

Paolo sangat terkejut.

Sial!

Rupanya gadis bernama Monica itu orang suruhan Maxi? Mengapa dia sangat ceroboh.

Bugatti Divo metalik melaju dengan kecepatan tinggi di bawah kendali Palolo.
Sesekali si pengemudi melirik ke arah kaca spion di atasnya. Dilihatnya Michele yang sedang menghubungi seseorang lewat panggilan ponsel.

["Para polisi mulai menaruh curiga. Anda tidak bisa pergi jauh-jauh dari kastil!"]

"Aku bisa tangani, jangan cemas."

Michele menyudahi panggilan lalu melirik ke arah si pengemudi, "Paolo, tambah kecepatan mobilnya."

"Baik, Bos!"

Laju mobil ditambahkan. Tiga mobil hitam nyaris kehilangan jejak sport car yang membawa bos mereka.

"Ya ampun, sepertinya Paolo sedang ngajak kebut-kebutan!" ucap Luca yang disambut tawa renyah oleh para bodyguard.

Sergio cuma terdiam tak menanggapi. Dia sibuk dengan layar tablet yang sedang dipandanginya.

Perjalanan menuju markas AXIS masih sekitar satu jam lagi, Michele sudah tak sabar ingin membantai semua musuh dengan tangannya sendiri.

"Paolo, kenapa berhenti?"

Laju mobil tiba-tiba dihentikan. Michele yang sedang menggebu-gebu dibuat heran.
Dan sebelum ia mendapatkan jawaban dari si pengemudi, sebuah truk yang melaju kencang menghantam bagian pinggir mobil di mana ia duduk.

DI ATAS RANJANG MAFIA SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang