Chapter 32 - Perang Dimulai

322 17 0
                                    

"Huh dasar Kampret! Aku kira benar-benar ada Ninja di hutan ini!"

Paolo tampak kesal dan mencibir setelah tahu siapa orang-orang yang menyergap mereka.

Sergio cuma geleng-geleng kepala. Sedang Luca, pria itu menyipit dengan tatapan yang mencurigakan.

"Hehe! Kurasa muncul dengan tiba-tiba cukup mengejutkan Tuan Riciteli. Namun, aku nggak mau orang-orang AXIS sampai melihat muka kami."

Georgino bicara sambil membalikan ikan bakar yang sedang di panggang.

Hari mulai petang, mereka duduk bersama di dalam hutan dan menyalakan api unggun.

Bill dan Bull yang terampil menangkap ikan, ternyata cukup berguna juga di saat mereka kelaparan.

Paolo mencibir, "Sebenarnya kami membawa banyak bekal untuk beberapa hari, tapi Bos melarang untuk membawanya ke hutan. Akhirnya aku makan ikan bakar ini."

Sergio menganggapi dengan tersenyum tipis. Ekor matanya melirik ke arah Bos Mafia yang sedang duduk bersandar di bawah batu besar.

Michele tampak sedang termenung sambil menikmati batang rokoknya.

"Aku senang Anda menyusul kami, Tuan Georgino. Terima kasih," ucap Sergio seraya mengangkat gelas winenya ke depan pria topi koboi.

Georgino tertawa kecil. "Hei, jangan sungkan begitu! Bukankah kita keluarga sekarang?"

"Keluarga katamu? Enak saja! Jangan karena kau sudah selamatkan Tuan Muda maka kau dan geng urakan mu itu bisa menganggap Klan Riciteli sebagai keluarga!"

Paolo buru-buru mnyela. Dari raut wajahnya, ia tampak kesal dengan ocehan Georgino barusan.

Melihat orang-orang itu mulai ribut, Michele berdehem. Semuanya pun hening seketika. Dan Georgino segera bangkit lalu menuju pada Bos Mafia.

"Bulannya sangat cantik. Bukankah begitu?"

Michele menanggah ke atas langit setelah mendengar ucapan si topi koboi. "Ya, bulannya sangat bulat."

"Apa kau teringat pada sesuatu?" Georgino bicara lagi setelah mendaratkan bokongnya di samping Bos Mafia.

Tanpa memalingkan matanya dari apa yang sedang dipandangi, Michele menjawab, "Bentuk bulan itu mengingatkan aku pada payudara Meghan."

Prutt!

Paolo yang sedang minum wine sampai menyembur mendengar ucapan bosnya itu.

Dan saat Michele menoleh ke arahnya, dia cuma tersenyum garing menanggapi.

"Terima kasih sudah menemukan George. Maaf jika aku tidak sempat mengunjungi markas mu." Michele bicara setelah ngobrol hal-hal yang mesum dengan Georgino.

Pria topi koboi tertawa kecil menanggapi, lantas ia berkata, "Tuan Muda George anak yang cakap, tampan dan cerdas. Dia persis kau."

"Itu pasti, " ucap Michele seraya tersenyum bangga.

Georgino melanjutkan, "Dia terus mengigau saat tinggal di villa ku. Daddy! Daddy! Begitu terus sampai aku tidak bisa tidur."

Michele tersenyum tipis mendengarnya.

George sangat dekat dengannya selama ini. Dan sudah nyaris satu pekan anak itu hilang dan jauh darinya. Dia pasti sangat ketakutan dan cemas.

Michele berharap dia bisa segera menemui George yang kini berada pada Jose dan Maria.

Ia yang meminta Paolo menitipkan putranya pada mereka setelah kembali dari markas Geng Kapak Merah.

Terlepas ada banyak sampah yang mesti ia bereskan, Michele tidak mau membahayakan nyawa putranya lagi.

DI ATAS RANJANG MAFIA SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang