Chapter 4 - Boneka Silikon

807 26 0
                                    

Malam kian larut saat Lily menyusuri lorong menuju kamar yang berada di paling sudut. Sambil memegang keranjang rotan yang berisi buah-buah segar, Lily mendorong pintu mahoni di depannya perlahan.

"Selamat malam, Tuan! Aku membawakan buah segar untukmu."

Langkah kecil Lily terayun menuju meja kaca di tengah kamar.

Sambil meletakan keranjang buah di atas meja, dia menoleh ke arah pria tinggi berkemeja putih yang sedang berdiri di tepi garis jendela.

Pria itu menatap lurus ke depan dengan manik hijau yang terang. Tangan kiri dimasukan ke saku celana kainnya.
Sedang tangan kanan tampak memutar gelas winenya hingga butiran es di dalamnya saling beradu.

"Apa kau mengurus mereka dengan baik?" tanya pria itu tampa memutar tubuhnya menghadap pada lawan bicara.

Lily mengangguk cepat lalu menjawab, "Ya, aku sudah memberi mereka makanan dan pakaian."

Pria di garis jendela tersenyum mendengarnya, "Kau boleh pergi," ucapnya kemudian.

Lily sedikit membungkuk lalu menolehkan kepala meninggalkan kamar itu. Pria di garis jendela memejamkan mata seraya menarik napas panjang.

Meghan, darahnya berdesir dan panas di sekujur tubuh setiap kali ia menyebut nama itu.

"Meghan, akhirnya aku mendapatkanmu. Biarlah Michele mencarimu sampai ke ujung dunia. Aku akan menghabisinya setelah itu." Maxi tersenyum penuh misteri usai bicara sendiri begitu.

Siapa Maxi dan mengapa dia ingin menghabisi michele?

Mari kita lanjutkan kisahnya.

Sementara itu di sebuah kamar yang berada di ruang bawah tanah kastil. Meghan tampak sedang berbaring sambil mengusap-usap punggung anak laki-laki yang tidur di sampingnya.

George tertidur pulas setelah ia menceritakan satu kisah yang menarik. Hari ini gadis bernama Lily membawanya ke kamar ini dan memberinya pakaian ganti dan makanan.

Entah apa motif di balik penculikan ini, Meghan masih berpikir dengan keras.
Terutama pria bernama Maxi, siapa sebenarnya dia?

Memikirkan semua itu membuat kepalanya jadi pening. Meghan menguap lalu menaruh kepalanya pada bantal.

"Michele, apa kau sedang mencari kami? Aku merindukanmu." Setelah mengucapkan mantra itu dia pun terlelap.

"Aah, Meghan!"

"Oh!"

"Sayang!"

Suara lenguhan itu terdengar dari kamar Maxi di tengah malam.

Lily yang tak sengaja melintas jadi terkejut mendengarnya.

Meghan?

Bukankah itu nama wanita yang di sekap di kastil ini?

Tidak mungkin!

Rasa penasaran menuntun Lily untuk mengintai dari celah pintu yang kecil. Matanya terbelalak. Dilihatnya Maxi yang sedang melakukan kegiatan in-tim dengan sebuah boneka silikon.

Lily mundur dengan wajah ketakutan. Saking gugupnya dia ingin segera kabur, tapi sial! Tungkainya tersandung kaki meja dan menjatuhkan vas bunga di atasnya.

Prang!

Suara itu mengejutkan Maxi yang sedang beraktifitas di dalam kamar.

"Sh-it! Siapa di sana?!"

Dengan tubuh yang polos tanpa sehelai benang, ia berjalan menuju pintu.

Lily yang tidak sempat kabur hanya melindungi kedua telinga dengan napas terengah-engah.

DI ATAS RANJANG MAFIA SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang