Chapter 14 - Agust Hernandez

478 22 0
                                    

Mr. Agust Hernandez

Georgino memicingkan mata melihat nama yang terpampang pada papan di tepi ranjang pasien. Kemudian ia menoleh pada pria dengan stelan biru muda yang sedang terbaring di tengah ranjang tersebut.

"Pantas saja aku kesulitan mencarimu di rumah sakit elit ini, mengapa tidak mengabari kalau kau sudah ganti nama?"

Bill dan Bull turut melirik ke arah Michele. Pria di tengah ranjang cuma memasang wajah bosan lalu memalingkan mata ke arah Sergio.

"Tuan Muda Riciteli tidak mengganti namanya. FBI masih mencarinya, sangat berbahaya jika tetap memakai nama asli."

Georgino manggut-manggut menanggapi jawaban Sergio atas pertanyaannya pada bos mereka. Matanya kembali menatap pada pria di tengah ranjang pasien.

"Kurasa nama itu cukup bagus dan cocok untukmu, Agust!" gumannya lalu melirik pada kedua anak buahnya.

Bill dan Bull tertawa kecil menanggapi.
Melihat para bandit itu mulai berisik, Paolo segera menghardik mereka.

"Hei, jangan berisik! Tidak lihat jika Tuan Riciteli sedang sakit?!"

Georgino segera menaruh telunjuknya di depan bibir sambil menoleh pada kedua anak buahnya. Bill dan Bull segera mengunci mulut mereka rapat-rapat.

"Gimana, apa sudah ada kabar tentang Maxi?" Georgino bicara pada Sergio saat ia dan dua anak buahnya duduk di kantin sambil menikmati secangkir kopi panas.

Sergio menatap pada pria topi koboi di depannya, "Kami sudah menangkap orang suruhan mereka. Mestinya malam itu kami berhasil menangkap Maxi di markasnya, tapi kecelakaan pun terjadi."

Georgino menatap dengan sendu sambil memegang cangkir kopinya."Kurasa tidak sulit bagi Klan Riciteli untuk menemukan Maxi dan AXIS. Namun, sepertinya ada mata-mata yang selalu mengintai sepak terjang kalian."

Sergio mengangguk cepat, "Kurasa juga begitu."

"Jadi, apa rencanamu selanjutnya?" Georgino bicara lagi setelah menyeruput pada gelas kopinya.

"Kami akan segera melakukan pencarian lagi. Bulan depan Tuan Muda George berulang tahun, dia harus segera ditemukan."

Georgino manggut-manggut lalu menepuk satu bahu Sergio, "Geng Kapak Merah siap membantu!"

Sergio menanggapi dengan sebuah anggukan mantap.

"Mengapa kita tidak segera melakukan pencarian saja? Lagi pula, apa yang bisa para bandit kelas teri itu lakukan? Mereka cuma bikin repot saja nantinya!" Paolo menemui Sergio di markas usai mengantar Michele pulang dari rumah sakit.

Georgino katanya mau ikut membantu mereka mencari Meghan dan George, tapi Paolo tidak mudah percaya pada para bedebah itu.

Sergio sedang berdiri menghadap pada meja di mana di depannya tampak sebuah kotak berisikan senapan laser. Senjata itu baru saja dikirim oleh rekannya yang bernama Roberto. Dia pria Italia yang tinggal di Rusia dan memiliki bisnis senjata ilegal.

Sambil menimbang-nimbang laras panjang di tangannya Sergio menjawab, "Aku tahu apa yang kau pikirkan. Kau takut jika mereka akan menipu kita lagi?"

Paolo tidak menjawab. Dia hanya diam dengan tatapan jengah pada pria yang masih memunggunginya itu.

Sergio tersenyum tipis. Diletakkan benda berat yang sedang dipegangnya kembali ke tempat semula. Dengan cepat ia segera memutar menghadap pada pria di belakangnya.

Paolo masih memasang wajah dingin.

"Tuan Muda Riciteli memiliki otak yang genius. Tidak hanya itu, dia juga dianugerahi kelainan yang bahkan sangat menakjubkan! Dan sebelum dia menerima kerjasama dengan Geng Kapak Merah, pasti dia sudah berpikir matang-matang." Sergio tersenyum usai bicara seperti itu pada Paolo.

DI ATAS RANJANG MAFIA SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang