Chapter 2 - Romantika Dunia Mafia

885 32 0
                                    

Kota Roma, Italia.

Helikopter VIP membumbung tinggi setelah meninggalkan atap gedung.

Dari balik kacamata hitam yang menutup sebagian wajah, Michele menatap ke bawah di mana kota besar terhampar luas.

"Bos, ada surel untuk Anda!"

Sergio tergesa-gesa menghampiri pria dalam balutan jas hitam yang sedang duduk sambil menikmati batang rokoknya.

"Apa kabar terbarunya?" tanya Michele dengan acuh. Malas-malas ia menatap pria di depannya.

Sergio bergegas maju lantas menunjukkan layar ponselnya. Michele menanggapi dengan terkejut.

"Putar arah sekarang juga!"

Kopilot yang sedang mengemudikan helikopter dibuat terkejut mendengar perintah Michele.

Setelah kembali dengan pendaratan darurat, Michele bergegas meninggalkan padang rumput menuju Rolls Royce Phantom hitam yang sudah menunggu.
Sergio dan sepuluh bodyguard mengawal langkah bos mereka dengan siaga.

"Silakan, Bos."

Paolo yang sudah menunggu di samping mobil bergegas menyambut Michele.

"Cepat jalankan mobilnya!" perintah Michele setelah duduk di dalam mobil.

Paolo bergegas menjalankan perintah, dan lima mobil hitam mengikuti dari belakang.

Di dalam mobil, Michele tampak cemas. Nyalinya menciut setelah melihat surel yang datang dari Virginia.

"Selamat datang kembali, Tuan Riciteli!"

Berta dan sepuluh pelayan menyambut kedatangan Michele dengan wajah cerah.
Setelah tujuh tahun, akhirnya pemilik kastil telah kembali. Terlepas kasus Mafia di Roma, mereka harus rahasiakan semua ini.

"Di mana dia?"

Sambil membuka kancing jasnya, Michele bertanya pada Berta.

"Dia ada di ruangan Anda."

Michele mengangguk lantas mengambil langkah panjang. Sergio dan Paolo segera menyusul.

"Silakan, Bos."

Sergio membukakan pintu kaca sebuah privat room yang letaknya di lantai tiga kastil.

Michele tidak menanggapi, ia bergegas masuk. Dilihatnya seorang pria sedang duduk seorang diri sambil memainkan  pistol di tangannya.

"Maaf, sudah membuatmu lama menunggu," ucap Michele sambil berdiri di depan pria itu.

Sergio dan Paolo hanya saling pandang. Keduanya berdiri agak jauh dari Michele.

Pria berjaket hitam yang duduk di sofa mencengkeram pistol dalam genggaman. Matanya terangkat ke wajah pria di depan. Kemudian ia bergegas bangkit dan langsung menodong Michele.

Sergio dan Paolo amat terkejut. Dengan cepat mereka segera menyambar pistol dari balik jasnya lantas menodong pria itu.

Ekor mata Michele melirik pada kedua anak buahnya. Ia lantas mengangkat satu tangannya, memberi isyarat agar Sergio dan Paolo menurunkan senjata mereka.

Sergio dan Paolo saling pandang. Mereka tidak mau mengambil resiko. Bagaimana jika polisi itu benar-benar menembak bos mereka.

Melihat kedua anak buahnya tetap menodong, Michele kembali melirik. Sergio dan Paolo pun tak bisa berbuat apa-apa. Mereka segera menurunkan senjatanya lalu mundur.

"Kau masih menjadi Mafia?! Dasar kampret!"

Pria itu memukul kepala Michele dengan pistol lalu menendang hingga dia terjerembab ke tepi meja kaca.

DI ATAS RANJANG MAFIA SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang