"Kenapa ga minta ditemani tadi?"
Sepulang dari rumah Winter, Young-Hoon mampir lagi sebentar untuk menemui Hoshi di kantor lalu akhirnya pulang ke rumah Chan-Yeol. Hoshi bilang semua urusan di kantor biar ia saja yang kerjakan jadi Young-Hoon bisa urus yang lain.
Begitu datang, Ju-Yeon sudah menodongnya di depan pintu. Entah kenapa Young-Hoon merasa geli lantaran pertanyaannya terdengar posesif.
"Hyun-Jae gimana?" memilih tak menjawab, Young-Hoon hanya ingin fokus dengan Hyun-Jae sekarang.
Mereka berdua menaiki tangga. Di rumah ini hanya ada Hyun-Joon yang istirahat di kamarnya. Yo-Han juga akhirnya Ju-Yeon minta tidur di kamar Eric.
Ju-Yeon membukakan pintu kamar untuk Young-Hoon. Pria itu mencium aroma bunga yang semerbak. Ternyata Ju-Yeon menaruh banyak vas bunga berisi lavender di beberapa sudut ruangan.
"Masih belum sadar. Tapi kondisinya membaik."
"Ada luka dalam? Udah lo cek belum?"
Young-Hoon duduk di pinggir tempat tidur. Ia mengusap rambut Hyun-Jae sebentar lalu menelusupkan satu tangannya di leher belakang Hyun-Jae.
Ia tak tau apakah energinya sudah pulih total atau belum, maka Young-Hoon coba periksa lebih dulu.
Di sisi lain, Ju-Yeon mencium sesuatu yang aneh dari Young-Hoon. Parfum? Sepertinya lebih pekat dari parfum.
"Hoon, lo abis makan apa?" tanya Ju-Yeon akhirnya.
Masih fokus dengan Hyun-Jae, Young-Hoon hanya menjawab seadanya. "Hm? Ga makan apa-apa ...?"
Sampai ia ingat apa yang terjadi tadi. "Oh, minum wine sedikit. Bau alkoholnya menyengat, kah?"
"Engga, gue ga cium bau alkohol. Lebih ke bau darah? Gue kira lo abis minum darah."
Oh, Young-Hoon mulai tertarik dengan percakapan ini. Ia sudahi memeriksa tubuh Hyun-Jae lalu kini menatap Ju-Yeon. "Serius?"
Ju-Yeon mengangguk.
Tapi Young-Hoon tak memperpanjang hal itu. Ia lanjut melukai sedikit jarinya lalu membuka mulut Hyun-Jae untuk meneteskan sedikit darahnya di sana.
"Nanti gue rutin cek keadaan Hyun-Jae sampai sadar. Sabar ya, Ju."
Sudah banyak yang Ju-Yeon lalui sampai saat ini. Menunggu Hyun-Jae sadar sebentar bukanlah hal yang berat menurutnya.
Sebelum keluar mengikuti Young-Hoon, Ju-Yeon tak lupa menaruh boneka sapi kesayangan Hyun-Jae di dekat bantalnya.
Ju-Yeon lihat Young-Hoon membuka pintu kamar Hyun-Joon. Jadilah ia juga ingin mengecek keadaan Yo-Han.
Tak ada suara apa pun saat Ju-Yeon membuka kamarnya. Ia bisa lihat Yo-Han yang tidur dengan selimut menutupi seluruh badannya sampai ke leher. Keningnya mengerut tak nyaman. Sakit?
Saat didekati, Ju-Yeon coba memeriksa tubuh anaknya. Sangat dingin.
"Nak? Coba bangun sebentar."
Agak lama sampai Yo-Han bisa membuka matanya. Ia bingung melihat wajah ayahnya yang sepertinya khawatir.
"Ayah? Kenapa?"
Ju-Yeon menumpuk beberapa bantal di belakang Yo-Han lalu meminta anaknya duduk bersandar. "Harusnya Ayah yang tanya, kamu kenapa?"
Terlihat masih linglung, tapi akhirnya Yo-Han menjawab, "Kepalaku sakit."
Hati Ju-Yeon sedih mendengarnya. Inilah resiko membangkitkan lost child tanpa darah ibunya. Tubuhnya akan berevolusi kurang sempurna, menimbulkan efek samping tertentu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thrilling Love (Book II) || The Boyz
FanfictionLoving someone means you are ready to hurt them someday you have to leave. The Boyz with other idols. bxb