[73]

1K 214 19
                                    

"Kalian berdua kok bisa ke sini?"

Mereka berempat sekarang ada di ruang makan. Belum ada yang ke lantai dua. Mereka rasanya mau istirahat sejenak sebelum ketemu sama Chan-Hee atau Eric karena pasti dua vampir itu akan minta penjelasan.

Pertanyaan Hak-Nyeon masih menggantung. Baik Soo-Bin maupun San-Ha ga ada yang niat jawab sama sekali dan masih asik dengan mug teh masing-masing.

Sun-Woo natap San-Ha sekarang. Agaknya dia punya dendam atau perasaan kesal ke San-Ha. Kesal karena San-Ha bisa seceroboh itu untuk pakai kekuatan super besar tadi. Itu bahaya banget.

Bukannya apa, mereka kan masih saudara. Sun-Woo khawatir kalau San-Ha kenapa-napa.

"San-Ha, Soo-Bin."

"Kakak sendiri kenapa bisa ke sini?" San-Ha malah balik nanya.

Sun-Woo sekarang melirik ke Hak-Nyeon. Kekasihnya itu masih diam.

Sederhananya, sebenarnya Hak-Nyeon pasti akan tau kondisi rumah mereka. Makanya begitu merasa ada yang ga beres dia buru-buru pulang.

Sun-Woo tadi lagi di tempat Bo-Min. Firasatnya ga enak tentang Hak-Nyeon. Dan benar aja, Hak-Nyeon kirim telepati ke dia untuk bantuin di rumah.

"Ini rumah ayah gue, ya wajar kan kalau gue tau keadaan rumah ini?" balas Hak-Nyeon akhirnya.

San-Ha ngangguk pelan. Tapi udah, dia ga jawab apa-apa lagi. Beneran deh Hak-Nyeon udah gemes mau nabok.

Mereka terus ngobrol santai sementara hari semakin larut. Sebenarnya San-Ha mau banget ketemu Chan-Hee tapi karena sekarang lagi bulan baru jadi dia mau kasih waktu ke bundanya untuk dapat darah lebih dulu.

"Bo-Min gimana, Nu?"

Sun-Woo yang baru aja taruh mug-nya di meja sontak noleh ke Soo-Bin. "Iya, Bin?"

"Bo-Min. Keadaannya gimana?"

Hak-Nyeon melirik Sun-Woo sekarang. Sun-Woo cuma senyum kecil ke Soo-Bin. Mungkin ada sesuatu yang belum Hak-Nyeon tau. Dia udah beberapa hari ini ga tanya kabarnya Bo-Min ke Sun-Woo. Terlalu sibuk dengan urusan lain.

"Lebih baik, tapi ya begitu masih suka ngelamun. Masih terpukul. Lo tau rasanya kan, Bin .... Gue juga kasian lihatnya."

Tentu Soo-Bin tau rasa sakitnya kehilangan ibu. Untuk kasus Soo-Bin, dia udah tau kalau Sana masih bisa lahir lagi suatu hari nanti. Tapi untuk Hyun-Jae ... entahlah. Dia ga yakin.

San-Ha cuma bisa menyimak karena dia kemarin ada di rumah ayahnya untuk waktu yang cukup lama. Dia akhirnya coba lihat sekeliling. Tapi matanya ga sengaja lihat seseorang yang sekarang berdiri di daun pintu.

"San-Ha ...?"

Dengan buru-buru, anak ini mendatangi orang itu. Itu bundanya.

"Bunda!"

Chan-Hee terdiam sebentar saat masuk ke pelukan anaknya yang tinggi itu. Sampai akhirnya dia cuma ketawa saat dirasa pelukan anaknya makin erat.

"Hahaha ... apa sih kamu erat banget pelukannya," gumamnya.

Tapi San-Ha ga peduli. Dia masih diam, menikmati aura tubuh bundanya. Padahal cuma beberapa minggu tapi San-Ha rasanya mau mati kalau ga bisa ketemu bundanya sama sekali.

"Aku kangen," gumam San-Ha.

Chan-Hee cuma bisa usap punggung dan rambut San-Ha bergantian.

Btw San-Ha masih belum tau kalau beberapa hari lalu Chan-Hee sempat sekarat. Jangan sampai tau juga atau dia bisa benar-benar marah ke ayahnya.

Thrilling Love (Book II) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang