Special: Interview with the Vampire

1.3K 240 23
                                    

"Kenapa vampir menjadi kuat saat malam?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa vampir menjadi kuat saat malam?"

Saat itu Young-Hoon duduk di meja yang sama dengan Ju-Yeon. Satu hari sejak Trisa menghilang. Entah kapan dia muncul lagi, bereinkarnasi untuk pertama kali, tak ada yang tau pasti.

Pertanyaan Ju-Yeon barusan masih menggantung di udara. Young-Hoon sedang tak dalam mood yang baik. Tubuhnya lelah. Lebih lelah daripada saat berdebat dengan sang raja.

Iya, ayahnya.

"Young-Hoon?"

Ju-Yeon yang selalu ingin tau, Ju-Yeon yang penasaran dengan banyak hal, dengan awal mula eksistensinya sendiri di dunia ini.

Kenapa, kenapa harus ada vampir di dunia ini. Kenapa vampir tidak dilahirkan.

"Karena vampir adalah cahaya, zat cahaya. Fungsinya untuk menerangi malam, menuntun kehidupan lain saat gelap."

Akhirnya Young-Hoon mau bersuara.

Tatapannya bukan ke arah Ju-Yeon. Ke luar jendela, tempat bulan masih bersinar terang di langit. Pukul dua dini hari mungkin, mereka tak terlalu pandai menghitung waktu.

"Cahaya serasi dengan malam, Ju-Yeon. Mereka berhubungan," sambung Young-Hoon lagi.

Sudah lama tak bertemu Ju-Yeon. Mereka dipertemukan lagi dalam kondisi yang jauh berbeda. Entahlah, Young-Hoon tak terlalu mengenal Ju-Yeon yang sekarang.

"Harusnya malam tetaplah gelap, kan?"

Ju-Yeon kembali dengan pertanyaannya.

"Vampir tak ada hubungannya dengan cahaya. Kita masih bisa hidup tanpa cahaya. Tanpa sinar bulan."

"Jangan percaya apa kata wanita itu." kali ini Young-Hoon menatap tepat ke mata Ju-Yeon. Mereka berdua saling menyelami pikiran masing-masing.

"Sudah berapa orang yang kau bunuh?" lanjut Young-Hoon.

Segala cerita itu, Young-Hoon tau semuanya. Dia hanya mengetes Ju-Yeon sekarang.

"Lima? Seingatku lima. Dan yang keenam akan lahir lagi beberapa tahun ke depan."

"Kau harusnya tau kalau itu bukan keputusan yang bagus, kan?

"Kerajaan tak bisa ditundukkan semudah itu, Ju-Yeon. Mereka tak akan berlutut begitu saja hanya karena kalian merebut sinar bulan dari mereka. Masalahnya bukan hanya dengan kerajaan, tapi dengan dewi itu sendiri."

"Karena itulah kerajaan harus bertanggung jawab, kan? Karena telah memiliki rakyat yang membangkang. Tanggung jawab langsung kepada sang dewi."

Menjebak kerajaan dengan mengorbankan diri sendiri adalah hal gila, dan harusnya Ju-Yeon tau itu.

"Salahku berpikir pendek. Harusnya masih ada cara lain menyelamatkan Trisa—"

"Tak ada. Cuma Eun-Bi yang bisa menolong, dan kau tertolong, kan?"

Thrilling Love (Book II) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang