Sun-Woo masuk pelan-pelan ke kamar orangtuanya. Ayahnya tadi siang pamit pergi sementara anak-anak ayahnya yang lain tentunya udah balik ke rumah masing-masing setelah bulan baru.
Setelah bundanya sadar terakhir kali itu, dia belum bangun lagi sampai sekarang. Walaupun ayahnya udah berkali-kali bilang bundanya ga kenapa-napa, Sun-Woo tetap khawatir.
Sekarang setelah bangkit Sun-Woo dibebasin bepergian sama ayahnya. Jin ga terlalu kekang dia. Syukurlah, Sun-Woo kira ayahnya kejam atau gimana mengingat kadang bundanya marah ke ayahnya.
Not that bad, pikir Sun-Woo. Cuma ya emang kalau Sun-Woo ga mau nurut pasti ayahnya ga suka.
"Bunda, ayo bangun .... Mau sampai kapan tidur terus? Aku capek nyiram bunga sendirian di halaman. Biasanya ada Bunda yang bantuin."
Sun-Woo duduk di pinggir tempat tidur. Satu tangannya genggam tangan So-Won. Tangan bundanya hangat, ga beda jauh dengan manusia. Karena itulah Sun-Woo selalu merasa nyaman apalagi tiap dipeluk.
"Bunda ga kangen aku?
"Aku sama Kak Hak-Nyeon bisa bareng-bareng lagi, loh. Ya walaupun bukan jadi partner. Kak Hak-Nyeon bilang dia ga mau cari partner jadi cara dapat darahnya balik ke cara sebelumnya. Agak serem sih, tapi mau gimana lagi.
"Aku juga suatu saat nanti pasti harus cari partner, atau mungkin ikutin cara Kak Hak-Nyeon aja ambil sembarang orang dari situsnya.
"Semenjak bangkit aku bisa jalan-jalan ke mana aja. Kak Hak-Nyeon bawa aku ke rumah lamanya, terus ke beberapa tempat di negara lain juga. Lucu ya, sekarang ga perlu naik pesawat lagi."
Begitulah hal-hal random yang selalu Sun-Woo ceritain ke bundanya. Kadang bisa seharian dia cuma duduk di samping So-Won, cerita apa aja.
"Beberapa hari lagi aku ada perform terakhir sama member Arrow. Aku berhenti, Bunda.
"Aku lahir tanpa tau ternyata akan jadi begini. Aku suka musik, tapi kayaknya dengan kondisi yang sekarang aku harus ngelepas semuanya.
"Semua hal duniawi yang aku punya, udah saatnya aku bener-bener lepas itu semua dan fokus ke tugasku yang sebenarnya."
Sun-Woo ingat dia ada janji sama Hak-Nyeon, jadi hari ini ga bisa nemenin bundanya lama-lama.
Dia kecup kening So-Won sekilas lalu beranjak pergi keluar kamar.
Dari arah ruang tengah dia bisa dengar ada suara beberapa orang. Mungkin anak-anak ayahnya yang lain?
Ternyata ada orang di sana. Dua orang yang duduk di sofa.
Well, lebih tepatnya mungkin tiduran di sofa ya. Sambil ciuman. Sun-Woo sih biasa aja lihatnya. Yang dia kaget tuh tumben mereka balik ke sini lagi setelah bulan baru beberapa hari lalu.
"Kak, malu itu diliatin sama Sun-Woo."
Dari pintu depan masuk lagi dua orang. Yang perempuan senyum ke Sun-Woo sementara yang laki-laki biasa aja.
"Dia kalau ga ditabok biasanya ga mau berhenti," ucap Jeong-Han, yang tadi di bawah Seung-Cheol. Beneran dia tabok si Seung-Cheol setelahnya.
"Ayah mana, Nu?" tanya Jae-Hyun yang baru duduk di sofa satunya.
Sementara yang perempuan tadi, Eun-Ha, masuk duluan ke dapur. Mungkin mau ambil minum.
"Ayah tadi pamit pergi."
"Ke mana?"
"Ga tau deh gue, dia ga bilang yang lain."
Jae-Hyun ngangguk pelan. Eun-Ha datang lalu ngasih minuman kaleng ke Jae-Hyun. Dia juga kasih ke yang lainnya dan nawarin Sun-Woo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thrilling Love (Book II) || The Boyz
Fiksi PenggemarLoving someone means you are ready to hurt them someday you have to leave. The Boyz with other idols. bxb