Eric berbaring di tempat tidur lebih dulu. Sebenarnya ga tiduran juga, sih. Dia setengah duduk sambil bersandar ke tumpukan bantal di belakangnya dan mainan game di ponsel.
Sementara Jacob masih duduk di depan meja rias, masih pakai pengering rambut. Ada sekitar lima menit dia begitu, padahal rambutnya udah kering dari tadi.
Rupanya ada yang lagi Jacob pikirin. Dia dari tadi natap pantulan wajahnya di cermin. Ga ada yang beda antara dia yang sekarang manusia dengan dia yang dulu vampir.
Tapi Jacob merasa ... takut?
"Akh!"
Bruk!
Sontak Eric noleh dan bisa lihat Jacob yang kaget sembari niupin tangan kirinya. Di lantai pun bisa dilihat kalau pengering rambutnya tadi jatuh masih dengan keadaan menyala.
"Kak???"
Dia langsung nyamperin Jacob dan narik tangannya. Lumayan merah, tapi ga ada luka serius. "Lagi ngapain sih Kak kok bisa kena begini?"
"Ga sengaja telalu dekat tadi tanganku ...."
Tangan Eric refleks menggenggam tangan Jacob yang masih terasa agak perih. Perlahan, cukup lama, warnanya kembali seperti semula dan ga terasa sakit lagi.
"Hati-hati ya, Kak."
Eric perhatiin wajah Jacob sebentar. Kakaknya itu masih duduk di depan meja rias jadi dia harus sedikit menunduk. Satu tangan Eric yang bebas sekarang coba hapus sisa air mata Jacob yang keluar sedikit tadi.
Jacob cuma diam dan menikmati semua perlakuan manis Eric terhadapnya. Dia juga ga lepasin tatapannya dari kedua mata Eric. Tapi malah lagi-lagi air mata mengalir di pipinya.
"Eh?? Kakak kenapa kok nangis lagi duh ada yang sakit, ya??"
Jacob cuma jawab dengan gelengan pelan.
Dia narik Eric ke pelukannya, sembunyiin wajahnya di perut vampirnya itu tanpa bersuara lagi. Eric ga ngerti si Jacob kenapa, tapi dia dengan penuh kasih berusaha membuat Jacob nyaman.
"Kamu kenapa?"
Suara Eric sedikit berubah, tandanya dia sedang serius. Eric mau dengar langsung dari mulut partner-nya itu.
"Aku bukan manusia," gumam Jacob, dan Eric masih bisa dengar itu.
Dengan lembut kini Eric coba usap rambut Jacob. "You're human. You are my partner. You are my love. You are my everything, okay?
"Jangan nangis lagi, aku ga akan ke mana-mana."
Setelah hening beberapa saat, akhirnya Jacob ngangguk pelan.
Eric coba menjauh sedikit. Lagi-lagi dia usap sisa air mata di wajah Jacob lalu senyum. "Jadi partner aku lagi ya, Kak?"
Dalam kepala Jacob ada banyak bayangan tentang segala kemungkinan yang terjadi. Ingatannya tentang masa lalu muncul lagi.
Haruskah dia balik ke Seung-Woo dan kembali jadi vampir seperti dulu? Atau stay di sini dengan Eric dan jadi manusia selamanya ...?
![](https://img.wattpad.com/cover/215786619-288-k891299.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Thrilling Love (Book II) || The Boyz
Fiksi PenggemarLoving someone means you are ready to hurt them someday you have to leave. The Boyz with other idols. bxb