[72]

1K 218 27
                                    

Jam menunjukkan pukul sebelas malam. Masih belum terlalu larut menurut Eric. Dia ga bisa tidur, beda dengan Jacob di sampingnya yang udah pulas sejak tadi. Jacob tidur menghadapnya, sesekali Eric genggam jemarinya sambil natap tanda partner mereka yang warnanya kembali semula.

It's beautiful.

Eric yang semula berbaring jadi bergeser mendekat ke Jacob lalu peluk tubuhnya dengan nyaman. Jacob pun walaupun tidur tapi bisa merasa kalau Eric peluk dia lagi dan makin mendekat sampai akhirnya nyaman di pelukannya.

Eric usap-usap rambut Jacob sambil lihat sekitar. Terlampau sepi, ga ada suara sama sekali bahkan dari kakaknya. Apa Chan-Hee sama Sang-Yeon tidur ya dari tadi? Tapi ga mungkin, Chan-Hee butuh darah.

Lagi sibuk ngelamun, Eric tiba-tiba bisa dengar suara langkah kaki dari luar. Dia ngerutin kening, karena kayaknya itu bukan Chan-Hee apalagi Sang-Yeon.

Itu siapa ....

Eric natap wajah Jacob sebentar, lalu akhirnya dia lepas pelukannya pelan-pelan dan turun dari tempat tidur setelah pakai bajunya lagi.

"Siapa ya?" gumamnya.

Atau mungkin salah satu kakaknya ada yang pulang?

Awalnya Eric ragu apa dia harus keluar atau engga. Karena saudaranya yang lain ga ada yang bilang mau pulang jadi Eric khawatir. Mungkin orang asing?

Dia jalan pelan-pelan ke arah pintu. Masih ragu, tangannya terangkat perlahan untuk sentuh kenop pintunya.

"Ric ...?"

Refleks Eric noleh saat dengar suara Jacob. Kakaknya itu masih tiduran, tapi dia udah buka matanya dan sekarang lagi natap Eric. Seperti ketakutan?

"Iya, Kak? Sebentar ya aku mau cek ke—"

"Jangan ... jangan keluar ...."

Mungkin karena tubuhnya masih lemas, Jacob ga sanggup untuk bangun. Tapi tatapannya memohon ke Eric. Dia ga mau Eric keluar kamar.

"Kenapa, Kak?"

"Jangan ... bahaya—"

DUAR!

DUAR!

Suara ledakan saling sahut dari luar. Ada yang terdengar dari halaman, ada yang dari dalam rumah. Eric refleks lari ke arah jendela untuk lihat apa yang terjadi.

"Astaga Tuhan ...."

Dia kaget bukan main saat lihat halaman rumah ayahnya sangat bercahaya lantaran ledakan bertubi-tubi yang terjadi. Ada banyak banget, mungkin ratusan, theus yang mencoba masuk ke area mereka. Ditambah lagi Eric bisa lihat beberapa ular ukuran besar yang udah tergeletak di antara pepohonan.

Semua titik itu adalah tempat Eric naruh batu-batu dari ayahnya.

Jadi ... ini maksud ayahnya?"

"Kak ... di luar—"

"Iya ... jangan keluar. Kita di sini aja," ucap Jacob.

"Tapi jumlah mereka di luar banyak banget, Kak."

Jacob yang mau bangun lagi-lagi harus menyerah karena tubuhnya lemas. Mungkin Eric terlalu banyak minum darahnya.

"Eric sini, tidur aja."

"Tapi, Kak—"

"Eric Sohn, tenang."

Eric natap ke luar jendela sekali lagi lalu akhirnya balik ke tempat tidur. Dia masuk selimut dan mulai peluk Jacob lagi.

Thrilling Love (Book II) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang