Padahal Sang-Yeon ninggalin Chan-Hee ke dapur ga sampai sepuluh menit. Tapi begitu dia balik ke kamar, Sang-Yeon bisa lihat tempat tidur Chan-Hee dipenuhi bercak darah. Di lantai pun begitu.
Chan-Hee menghilang, tapi bercak darah di lantai mengarah ke kamar mandi. Buru-buru Sang-Yeon taruh cangkir tehnya asal dan nyamperin Chan-Hee ke kamar mandi.
"Sayang?? Chan-Hee?"
Saat Sang-Yeon buka pintunya, ada lebih banyak darah di lantai. Chan-Hee ada di dalam bathtub, berendam dengan pakaian lengkapnya. Wajahnya semakin pucat, dan dia kesakitan.
"Chan-Hee???"
Yang dipanggil namanya menoleh ke samping. Tapi Chan-Hee ga ngomong apa-apa. Dia cuma diam, kesakitan sampai ga sadar kalau tubuhnya semakin tenggelam di air. Kesadarannya menurun.
Untungnya Sang-Yeon dengan cepat berlutut di pinggir bathtub dan nahan tubuh Chan-Hee yang udah terendam sampai ke leher.
Sang-Yeon mau angkat tubuh Chan-Hee, tapi vampirnya itu nahan lengan Sang-Yeon dengan sisa kesadarannya.
"Jangan, Kak ... panas ...."
Awalnya Sang-Yeon bingung. Masalahnya tubuh Chan-Hee sangat dingin. Dari awal sakit dan demam memang tubuhnya jadi sangat dingin, makanya Sang-Yeon ga ngerti maksudnya panas itu apa.
"Panas ... badanku panas ... dari dalam ...."
Chan-Hee ga bisa buka matanya lagi. Terlalu berat, tapi dia masih sadar.
"Badan kamu panas? Tapi ini dingin banget??"
"Iya ... panas—UHUK UHUK ...."
Chan-Hee terbatuk hebat, mengeluarkan darah yang sangat banyak dan sekarang bercampur dengan air dalam bathtub. Semuanya jadi merah gelap.
Sang-Yeon panik. Panik banget sampai dia ga bisa teriak atau histeris. Yang ada di pikirannya sekarang cuma Young-Hoon. Pasti Young-Hoon tau kenapa bisa begini.
Satu tangan Sang-Yeon masih nahan tubuh Chan-Hee supaya ga tenggelam lagi sementara tangan satunya coba ambil ponsel di saku celananya. Dia langsung coba telepon Young-Hoon.
Sayangnya ga diangkat. Sampai lebih dari lima kali pun ga diangkat.
"Hoon, lo ke mana .... Tolong ...."
Sang-Yeon marah. Dia marah sama dirinya sendiri yang ga bisa bantu apa-apa untuk Chan-Hee.
"Pan ... as ... Kak ...."
Lagi-lagi Chan-Hee batuk hebat dan muntah darah. Apa ini efek pemusnahan? Pikiran Sang-Yeon tiba-tiba mengarah ke sana.
Makin parah begini ... apa semakin dekat batas akhirnya ...?
"Chan-Hee ...."
Sang-Yeon nempelin keningnya di kepala Chan-Hee. Masih sadar, Sang-Yeon tau Chan-Hee masih sadar tapi dia terlalu lemah untuk kasih respons sekecil apa pun.
"Hera, maaf ...."
Semua suara Sang-Yeon, masih bisa Chan-Hee dengar. Suaranya lirih, penuh rasa bersalah.
"Kalau saja saya menolak perjodohan waktu itu, mungkin kamu tak akan salah paham. Maaf ...."
Pelan, mungkin sangat pelan. Tapi Chan-Hee bisa dengar dengan jelas. Tubuhnya semakin panas, terbakar dari dalam. Bahkan sekarang darah keluar dari hidungnya.
"Sakit ...."
"Kak??? Kak Sang-Yeon???"
Sang-Yeon bisa dengar suara dari luar kamarnya. Dia cukup kalut jadi ga terlalu bisa mengenali suara siapa itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/215786619-288-k891299.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Thrilling Love (Book II) || The Boyz
FanficLoving someone means you are ready to hurt them someday you have to leave. The Boyz with other idols. bxb