[62]

1.4K 247 54
                                    

Padahal Sang-Yeon ninggalin Chan-Hee ke dapur ga sampai sepuluh menit. Tapi begitu dia balik ke kamar, Sang-Yeon bisa lihat tempat tidur Chan-Hee dipenuhi bercak darah. Di lantai pun begitu.

Chan-Hee menghilang, tapi bercak darah di lantai mengarah ke kamar mandi. Buru-buru Sang-Yeon taruh cangkir tehnya asal dan nyamperin Chan-Hee ke kamar mandi.

"Sayang?? Chan-Hee?"

Saat Sang-Yeon buka pintunya, ada lebih banyak darah di lantai. Chan-Hee ada di dalam bathtub, berendam dengan pakaian lengkapnya. Wajahnya semakin pucat, dan dia kesakitan.

"Chan-Hee???"

Yang dipanggil namanya menoleh ke samping. Tapi Chan-Hee ga ngomong apa-apa. Dia cuma diam, kesakitan sampai ga sadar kalau tubuhnya semakin tenggelam di air. Kesadarannya menurun.

Untungnya Sang-Yeon dengan cepat berlutut di pinggir bathtub dan nahan tubuh Chan-Hee yang udah terendam sampai ke leher.

Sang-Yeon mau angkat tubuh Chan-Hee, tapi vampirnya itu nahan lengan Sang-Yeon dengan sisa kesadarannya.

"Jangan, Kak ... panas ...."

Awalnya Sang-Yeon bingung. Masalahnya tubuh Chan-Hee sangat dingin. Dari awal sakit dan demam memang tubuhnya jadi sangat dingin, makanya Sang-Yeon ga ngerti maksudnya panas itu apa.

"Panas ... badanku panas ... dari dalam ...."

Chan-Hee ga bisa buka matanya lagi. Terlalu berat, tapi dia masih sadar.

"Badan kamu panas? Tapi ini dingin banget??"

"Iya ... panas—UHUK UHUK ...."

Chan-Hee terbatuk hebat, mengeluarkan darah yang sangat banyak dan sekarang bercampur dengan air dalam bathtub. Semuanya jadi merah gelap.

Sang-Yeon panik. Panik banget sampai dia ga bisa teriak atau histeris. Yang ada di pikirannya sekarang cuma Young-Hoon. Pasti Young-Hoon tau kenapa bisa begini.

Satu tangan Sang-Yeon masih nahan tubuh Chan-Hee supaya ga tenggelam lagi sementara tangan satunya coba ambil ponsel di saku celananya. Dia langsung coba telepon Young-Hoon.

Sayangnya ga diangkat. Sampai lebih dari lima kali pun ga diangkat.

"Hoon, lo ke mana .... Tolong ...."

Sang-Yeon marah. Dia marah sama dirinya sendiri yang ga bisa bantu apa-apa untuk Chan-Hee.

"Pan ... as ... Kak ...."

Lagi-lagi Chan-Hee batuk hebat dan muntah darah. Apa ini efek pemusnahan? Pikiran Sang-Yeon tiba-tiba mengarah ke sana.

Makin parah begini ... apa semakin dekat batas akhirnya ...?

"Chan-Hee ...."

Sang-Yeon nempelin keningnya di kepala Chan-Hee. Masih sadar, Sang-Yeon tau Chan-Hee masih sadar tapi dia terlalu lemah untuk kasih respons sekecil apa pun.

"Hera, maaf ...."

Semua suara Sang-Yeon, masih bisa Chan-Hee dengar. Suaranya lirih, penuh rasa bersalah.

"Kalau saja saya menolak perjodohan waktu itu, mungkin kamu tak akan salah paham. Maaf ...."

Pelan, mungkin sangat pelan. Tapi Chan-Hee bisa dengar dengan jelas. Tubuhnya semakin panas, terbakar dari dalam. Bahkan sekarang darah keluar dari hidungnya.

"Sakit ...."

"Kak??? Kak Sang-Yeon???"

Sang-Yeon bisa dengar suara dari luar kamarnya. Dia cukup kalut jadi ga terlalu bisa mengenali suara siapa itu.

Thrilling Love (Book II) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang