[25]

1.7K 316 34
                                    

Malam ini Eric pulang ke rumah Jacob. Terhitung sekarang hari ketiga Jacob belum juga balik ke apartemen Eric. Dia ga ngabarin Jacob kalau sekarang lagi jalan pulang, mau ngasih kejutan katanya.

Eric bahkan tadi mampir dulu ke toko kue langganan mereka, beliin kue kesukaan Jacob.

Jarak rumahnya yang cukup jauh dari tengah kota sama sekali bukan masalah untuk Eric. Dia kangen Jacob jadi dia harus ketemu Jacob hari ini.

Saat baru aja sampai di depan rumah, Eric ngerutin kening begitu lihat satu mobil asing yang parkir di depan pagar rumah Jacob. Itu bukan mobil ayahnya Jacob.

Eric turun dari mobilnya sembari bawa kotak kue yang dia beli. Pintu pagar ga dikunci, tapi pintu depan dikunci. Eric ngeluarin kunci cadangan yang pernah Jacob kasih lalu masuk rumah.

Gelap dan sepi. Eric coba lihat jam di ponselnya, baru jam sembilan malam. Apa Jacob udah tidur? Ayahnya ke mana? Jangan-jangan Jacob ditinggal sendirian di sini??

Langkahnya makin masuk ke ruang tengah. Dari sini sayup-sayup Eric bisa dengar suara Jacob. Tapi pelan.

Mirip suara erangan kayaknya ...? Jacob ga lagi sendirian?

Hawa di sekitarnya perlahan terasa ga enak. Eric ga bodoh, dia bisa nebak apa yang terjadi di dalam sana.

Tapi tetap aja dia kaget saat seseorang keluar dari kamar Jacob. Bukan kakaknya itu, bukan juga ayahnya Jacob.

Itu Seung-Woo.

Mereka saling tatap beberapa saat. Wajah Seung-Woo sama sekali ga nunjukkin keramahan. Seung-Woo merhatiin Eric, lalu senyum sinis.

"Pergi. Jacob lagi tidur," ucap Seung-Woo.

Eric sebenarnya emosi. Dia marah karena berani-beraninya vampir lain nyentuh miliknya. Apalagi itu Seung-Woo yang selalu berusaha nyakitin Jacob.

Tapi Eric tetap tenang. Dia taruh bawaannya tadi di atas meja ruang tengah lalu jalan mendekat ke Seung-Woo.

"Minggir," katanya pelan. "Gue mau liat dia."

"Jacob lagi tidur," ulang Seung-Woo.

Tapi Eric ga peduli. Dia tetap maksa masuk, nepis tangan Seung-Woo yang berusaha halangin tangannya.

Eric merhatiin sekeliling kamar Jacob. Dia pasang barrier juga supaya Seung-Woo ga bisa masuk lagi.

Dia kaget banget saat lihat keadaan Jacob di atas tempat tidurnya. Selimut putihnya itu dipenuhi banyak bercak darah. Jacob tidur di tengahnya. Tubuh polosnya tertutup selimut sampai batas leher.

"Kak ...?"

Saat Eric tarik selimutnya, dia makin marah karena tubuh Jacob dipenuhi luka dengan darah segar yang masih merembes keluar.

Tapi Eric masih mencoba tenang. Dia emang ga tau apa yang terjadi sebelumnya tapi yang jelas dia harus sembuhin Jacob dulu.

"Maaf, Kak ...."

Eric duduk di pinggir tempat tidur setelah ambil pakaian Jacob yang baru di lemari baju. Eric ngurusih Jacob dengan telaten, sembuhin luka-lukanya lebih dulu barulah dia pakain Jacob baju.

Tangan Eric gemetar. Dia bener-bener nahan emosinya supaya ga meledak sekarang. Yang terpenting sekarang adalah sembuhin Jacob.

Perlahan luka-luka di tubuh Jacob memudar lalu hilang. Napasnya juga balik teratur, tapi kondisi tubuhnya masih ga bagus.

"What did he do, Kak ...."

Akhirnya Eric ga bisa nahan semuanya. Dia genggam tangan Jacob, nangisin keteledorannya karena lengah ga bisa jagain Jacob. Jacob ga boleh ditinggal sendirian, bener-bener ga boleh.

Thrilling Love (Book II) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang