[10]

2.6K 453 69
                                    

Senja mulai turun saat Chan-Hee beranjak ke dapur untuk buatin Sang-Yeon teh hangat. Kakaknya itu baru bangun tidur beberapa menit yang lalu. Selama itu juga Chan-Hee berdiam diri di kamar.

Cuma ngelamun, lebih tepatnya mikirin ke mana Young-Hoon bawa San-Ha pergi dan kenapa mereka harus pergi. Chan-Hee baru aja tau kalau San-Ha itu anak pertamanya Young-Hoon.

Dia jadi kepikiran kenapa Young-Hoon bohong dan bilang kalau anaknya itu udah meninggal. Nyatanya San-Ha masih hidup, bahkan jadi vampir seutuhnya. Pasti udah bangkit, pikirnya.

Dan lagi menurut yang Chan-Hee dengar dari keluarganya, bahkan buku-buku yang dia baca, lost child yang telah bangkit akan punya sifat seperti monster.

Tapi San-Ha engga. Dia anak yang baik, baik banget. San-Ha yang selalu ada saat Chan-Hee sendirian di sini. Chan-Hee jadi merasa baik-baik aja tinggal di sini sendirian, karena Chan-Hee tau kalau akan ada San-Ha yang datang hampir setiap hari.

Cangkir hangat yang Chan-Hee genggam jadi ga terasa hangat lagi. Hawa di sekitarnya perlahan berubah dingin. Cuma satu sumber yang Chan-Hee tau saat dia ngerasain perasaan dingin ini.

"Kak?"

Chan-Hee balik badan, agak kaget waktu tiba-tiba Young-Hoon ada di hadapannya. Dingin banget dan menusuk.

Segelnya Young-Hoon lepas.

Tatapan Young-Hoon datar, lurus tepat ke Chan-Hee. Chan-Hee senyum kecil, meluk kakaknya itu lalu nepuk bahunya pelan.

"Mau cerita sesuatu?" tanyanya, hampir berbisik.

Tangan Young-Hoon ikut meluk pinggang Chan-Hee. Dia pejamin matanya. Kepala Young-Hoon ngangguk pelan.

"Aku ngurusin Kak Sang-Yeon dulu ya sebentar. Ayo tahan emosinya, kenapa segelnya dilepas, Kak?"

Chan-Hee menjauh, balik ngurusin cangkir tehnya lagi. Sementara Young-Hoon ga ngomong apa-apa, hanya bisa lihat punggung Chan-Hee menjauh.

Setiap selesai ketemu San-Ha tiap tahunnya, Young-Hoon juga selalu ngerasain hal ini dalam dirinya. Perasaan bersalah. Dia lihat Chan-Hee yang senyum, ketawa dan bahagia, tapi ini bukan kehidupan Chan-Hee. Semuanya palsu.

Chan-Hee di masa lalu hidupnya penuh rasa sakit, dan itu semua karena Young-Hoon.

Young-Hoon bukannya ga pernah ambil hati omongan anaknya, dia cuma menebalkan telinga.

Dia jalan ninggalin dapur, mau ke kamarnya sendiri. Nanti Chan-Hee juga tau kalau Young-Hoon bakalan ada di situ.

Ketika baru naik tangga, ponselnya bunyi. Sengaja ga Young-Hoon matiin takutnya ada orang rumah yang mau nelpon dia. Semua saudaranya mulai pulang ke rumah ayah mereka lagi karena bulan baru.

Telpon dari Chang-Min. "Iya, Sayang."

"Kakak di mana?"

Senyuman kecil terukir di bibirnya. Chang-Min lucu banget nanyain kayak gini. Dia semakin nunjukkin rasa cintanya untuk Young-Hoon. Sekarang Young-Hoon ga berjuang sendiri lagi, dia bersyukur.

Tapi di sisi lain dia takut.

"Masih di tempat Chan-Hee, tadi kan nganterin Kak Sang-Yeon."

"Oh ... hari ini pulang?"

Young-Hoon tau ada suara-suara kecil di sekitar Chang-Min. Partner-nya itu ga sendirian.

"Kamu di mana?" bukannya jawab, Young-Hoon malah nanya balik.

Lama ga ada balasan, sampai suara orang lain yang Young-Hoon dengar.

"Chang-Min nginep di tempat gue ya, Hoon? Ada Je-No juga di sini."

Thrilling Love (Book II) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang