Senja mulai turun saat Chan-Hee beranjak ke dapur untuk buatin Sang-Yeon teh hangat. Kakaknya itu baru bangun tidur beberapa menit yang lalu. Selama itu juga Chan-Hee berdiam diri di kamar.
Cuma ngelamun, lebih tepatnya mikirin ke mana Young-Hoon bawa San-Ha pergi dan kenapa mereka harus pergi. Chan-Hee baru aja tau kalau San-Ha itu anak pertamanya Young-Hoon.
Dia jadi kepikiran kenapa Young-Hoon bohong dan bilang kalau anaknya itu udah meninggal. Nyatanya San-Ha masih hidup, bahkan jadi vampir seutuhnya. Pasti udah bangkit, pikirnya.
Dan lagi menurut yang Chan-Hee dengar dari keluarganya, bahkan buku-buku yang dia baca, lost child yang telah bangkit akan punya sifat seperti monster.
Tapi San-Ha engga. Dia anak yang baik, baik banget. San-Ha yang selalu ada saat Chan-Hee sendirian di sini. Chan-Hee jadi merasa baik-baik aja tinggal di sini sendirian, karena Chan-Hee tau kalau akan ada San-Ha yang datang hampir setiap hari.
Cangkir hangat yang Chan-Hee genggam jadi ga terasa hangat lagi. Hawa di sekitarnya perlahan berubah dingin. Cuma satu sumber yang Chan-Hee tau saat dia ngerasain perasaan dingin ini.
"Kak?"
Chan-Hee balik badan, agak kaget waktu tiba-tiba Young-Hoon ada di hadapannya. Dingin banget dan menusuk.
Segelnya Young-Hoon lepas.
Tatapan Young-Hoon datar, lurus tepat ke Chan-Hee. Chan-Hee senyum kecil, meluk kakaknya itu lalu nepuk bahunya pelan.
"Mau cerita sesuatu?" tanyanya, hampir berbisik.
Tangan Young-Hoon ikut meluk pinggang Chan-Hee. Dia pejamin matanya. Kepala Young-Hoon ngangguk pelan.
"Aku ngurusin Kak Sang-Yeon dulu ya sebentar. Ayo tahan emosinya, kenapa segelnya dilepas, Kak?"
Chan-Hee menjauh, balik ngurusin cangkir tehnya lagi. Sementara Young-Hoon ga ngomong apa-apa, hanya bisa lihat punggung Chan-Hee menjauh.
Setiap selesai ketemu San-Ha tiap tahunnya, Young-Hoon juga selalu ngerasain hal ini dalam dirinya. Perasaan bersalah. Dia lihat Chan-Hee yang senyum, ketawa dan bahagia, tapi ini bukan kehidupan Chan-Hee. Semuanya palsu.
Chan-Hee di masa lalu hidupnya penuh rasa sakit, dan itu semua karena Young-Hoon.
Young-Hoon bukannya ga pernah ambil hati omongan anaknya, dia cuma menebalkan telinga.
Dia jalan ninggalin dapur, mau ke kamarnya sendiri. Nanti Chan-Hee juga tau kalau Young-Hoon bakalan ada di situ.
Ketika baru naik tangga, ponselnya bunyi. Sengaja ga Young-Hoon matiin takutnya ada orang rumah yang mau nelpon dia. Semua saudaranya mulai pulang ke rumah ayah mereka lagi karena bulan baru.
Telpon dari Chang-Min. "Iya, Sayang."
"Kakak di mana?"
Senyuman kecil terukir di bibirnya. Chang-Min lucu banget nanyain kayak gini. Dia semakin nunjukkin rasa cintanya untuk Young-Hoon. Sekarang Young-Hoon ga berjuang sendiri lagi, dia bersyukur.
Tapi di sisi lain dia takut.
"Masih di tempat Chan-Hee, tadi kan nganterin Kak Sang-Yeon."
"Oh ... hari ini pulang?"
Young-Hoon tau ada suara-suara kecil di sekitar Chang-Min. Partner-nya itu ga sendirian.
"Kamu di mana?" bukannya jawab, Young-Hoon malah nanya balik.
Lama ga ada balasan, sampai suara orang lain yang Young-Hoon dengar.
"Chang-Min nginep di tempat gue ya, Hoon? Ada Je-No juga di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Thrilling Love (Book II) || The Boyz
Fiksi PenggemarLoving someone means you are ready to hurt them someday you have to leave. The Boyz with other idols. bxb