[154]

99 22 0
                                    

Malam ini Young-Hoon meminta Ju-Yeon dan Hyun-Jae untuk menginap di rumah ini. Walau sudah lama tak pernah dikunjungi, rumah ini tetap dalam keadaan terawat.

"Ju, kalian nanti pakai kamar yang—eh, dia tidur?"

Young-Hoon baru kembali setelah menyiapkan kamar untuk Ju-Yeon dan Hyun-Jae. Tapi kini yang ia lihat adalah Hyun-Jae yang duduk di pangkuan Ju-Yeon dengan kepala bersembunyi di lehernya.

"Engga, cuma masih lemas aja badannya."

"Kenapa langsung dibawa ke sini?" Young-Hoon mendekat untuk mengecek Hyun-Jae. Satu tangannya ia taruh di atas kepala adiknya itu.

Ju-Yeon jadi ikut mengusap rambut Hyun-Jae. "Begitu bangun dia langsung panggil-panggil Hera. Mungkin ingatannya yang dulu balik saat dia ngga sadar."

Tangan Young-Hoon masih diam di kepala Hyun-Jae. Entah kenapa ia melamun lantaran mencoba mencerna apa yang terjadi dengan Hyun-Jae. Ingatan Hyun-Jae bisa tiba-tiba kembali begitu, apakah ada pengaruh dari Hera? Ataukah memang ada sesuatu di tubuhnya yang memicu hal itu?

"Upacara pelantikan lo diadakan lusa."

Young-Hoon melepas tangannya dari kepala Hyun-Jae. Ia memilih duduk di sofa satunya lalu menatap Ju-Yeon.

"Ngga bisa diundur?"

"Kata Kak Hoshi ngga bisa. Pemerintahan harus berjalan terus."

Refleks Young-Hoon menyandarkan tubuhnya ke belakang. "Lo bakalan ikut kan, Ju?"

"Engga."

"Lee Ju-Yeon."

Melihat Young-Hoon yang menatapnya sengit membuat Ju-Yeon geli sendiri. "Gue ngga mau kerja repot begitu, Hoon."

"Gue ga bisa percaya orang lain."

"Aw ... so sweet."

Young-Hoon rasanya ingin menimpuk wajah menyebalkan Ju-Yeon dengan keramik di sekelilingnya.

Setelah tertawa, Ju-Yeon kembali berucap. "Gue bisa bantu apa? Ngga mau kalau harus jadi sekretaris lo."

"Engga, itu tetap Kak Hoshi yang pegang."

"Tapi dia mau udahan katanya," balas Ju-Yeon.

Kali ini Young-Hoon yang tertawa. "Gue tahan."

Mereka berdua merasa semua ini sangat konyol. Sejak dulu mereka sama sekali tidak tertarik sedikit pun untuk terlibat dalam hal-hal merepotkan macam mengurus seluruh hidup vampir di dunia.

"Ju-Yeon ...."

Tatapan Ju-Yeon beralih sepenuhnya pada kekasihnya yang kini mengusal tidak nyaman di bahunya.

"Pindah ke kamar, ya? Kamu lanjut tidur lagi," ucap Ju-Yeon dengan lembut.

Hyun-Jae tidak menjawab. Ia tampak menyamankan diri dalam pelukan Ju-Yeon.

Lain hal dengan Young-Hoon yang masih mengamati Hyun-Jae.

"Ju, Hyun-Jae butuh darah," ucap Young-Hoon.

Mendengar hal itu membuat Ju-Yeon terdiam. "Bulan baru, kah?"

Young-Hoon jadi ikut berpikir. "Tiga hari lagi. Ini karena dia baru sadar dan tubuhnya masih pemulihan."

Anggukan dari Ju-Yeon menandakan bahwa pria itu mengerti. "Ya udah dia sama lo aja dulu."

"Ga apa-apa?" tanya Young-Hoon.

Ju-Yeon langsung berdiri. Kini ia terlihat seperti pohon yang dipeluk koala lucu macam Hyun-Jae. "Kenapa pakai tanya? Hahaha."

Ju-Yeon dan Hyun-Jae sudah bukan partner lagi sejak Ju-Yeon kembali menjadi vampir. Untuk saat ini, mereka hanyalah kekasih, tanpa ikatan apa pun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Thrilling Love (Book II) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang