****
Suasana di ibukota kekaisaran hari ini sangat ramai dan berisik, berbeda dengan hari-hari biasanya. Karena hari ini adalah hari di mana, untuk pertama kalinya seorang Permaisuri akan dihukum penggal di depan umum.
Sergio dan Felix berdiri di barisan para penonton paling depan, dengan mengenakan jubah cokelat dan kepala yang ditutup oleh tudung jubah itu.
Sorak-sorai dari rakyat yang mencaci terdengar saling bersahutan. Tomat busuk dilemparkan saat Permaisuri Hestia datang dengan diapit oleh dua ksatria Imperial, mengenakan pakaian compang-camping, dan luka di seluruh tubuhnya.
“BUNUH! BUNUH! BUNUH!”
“BUNUH WANITA KEJAM ITU!”
“WANITA JAHAT PANTAS MATI!”
Duke Rodriguez berdiri gagah di hadapan Permaisuri Hestia. “Kata-kata terakhir?”
Permaisuri Hestia mendongak dengan rambut yang berantakan, dan berucap. “Saya tidak bersalah.”
Duke Rodriguez memandang rendah wanita yang pernah menjabat sebagai ibu dari kekaisaran Veroland.
“Bahkan sampai akhir pun, anda tidak mengakuinya? Padahal sudah ada bukti yang jelas, menyedihkan!” desisnya.Lalu mencabut pedang dari sarung pedang yang berada di pinggangnya, bersiap memenggal kepala wanita bersurai putih itu.
Bilah pedang tajam itu terhenti saat berada di leher Hestia, karena teriakan seseorang.
“BERHENTI!”
Seorang perempuan bersurai pirang turun dari kudanya dan berlari ke tempat eksekusi mati dengan keadaan terluka parah.
Mata Duke Rodriguez membulat sempurna, saat melihat siapa yang ada di depannya.
“Salam kepada bintang kekaisaran, Yang Mulia Putri ketiga.”
Keadaan menjadi riuh tak terkendali. Ketika melihat sosok yang hilang selama enam hari yang lalu, dengan keadaan terluka parah di seluruh tubuhnya.
Sergio mengerutkan keningnya. Hah? Putri ketiga? Bukannya Putri ketiga, bersurai hitam dan beriris hitam? Tapi kok ini, rambutnya pirang dan beriris safir? Terlebih lagi, dia sangat cantik.
Sergio membatin dengan wajah bersemu merah.Kemudian dia menampar keduanya pipinya, sambil berucap di dalam hatinya. Apa yang kupikirkan sih?!
“Duke Rodriguez, apa yang terjadi?” tanyanya dengan suara serak.
“Menjawab Putri. Saya tengah menghukum penjahat yang berkhianat, dan berniat membunuh keluarga kerajaan.”
“Keluarga kerajaan? Siapa yang akan dia bunuh?”
“Baginda Kaisar dan anda, Putri.”
Dia menunjuk dirinya sendiri. “Aku?” tanyanya bingung.
“Dia bekerja sama dengan Kaisar Iceland untuk menyingkirkan Putri, pada saat pulang dari penaklukan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
What Actually Happened?
FantasyTheo Aether adalah putra keempat Count Aether, dia juga dikenal sebagai pembuat onar dari keluarga Count. Suatu hari, ia disuruh oleh ibundanya, untuk membaca buku sejarah kekaisaran Veroland, tanah airnya sendiri. Di tengah-tengah kegiatan membac...