02: Sergio Rodriguez

322 181 24
                                    

 

                                    ~•••~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 
                                  ~•••~


Di sebuah kamar yang luas nan megah, yang di dominasi oleh warna biru laut. Seorang laki-laki terbaring, tak berdaya di atas kasurnya.

Wanita yang memakai baju pelayan itu menangis sambil memegang tangan laki-laki bersurai hitam, di sebelah kanannya.

Mata yang tadinya tertutup rapat kini perlahan terbuka, memperlihatkan iris mata merah seperti batu Ruby. Matanya berkedip pelan, menyesuaikan cahaya masuk kedalam rentina matanya.

“Astaga, Tuan Muda anda sudah sadar!” kata pelayan paruh baya yang menangis tadi. “Cepat panggilkan tabib dan Nyonya Duchess!” suruhnya, kepada dua pelayan perempuan yang berada di belakangnya.

Mereka berdua dengan patuh menuruti perintahnya.

Beberapa saat kemudian, kedua pelayan tadi datang bersama satu orang perempuan dan satu orang laki-laki.

Pria yang memakai jas putih itu mendekati dan memeriksa keadaan laki-laki, bersurai hitam.

Setelah pemeriksaan selesai ia bertanya kepada laki-laki itu, “Tuan Muda, apakah anda mengingat saya?”

Laki-laki itu menggeleng pelan sebagai jawaban, lantas ia bertanya kembali, “kalau begitu, apakah Tuan Muda, mengingat Nyonya ini?” tunjuknya, kepada wanita di samping dirinya.

Laki-laki beriris merah seperti batu Ruby itu menjawab, sambil bersandar di headboard tempat tidur, “tidak.”

Eh? Dia menyadari ada yang aneh dengan suaranya. Kenapa suaraku, berbeda? batinnya bingung.

Iris matanya melirik ke sekitar ruangan, terdapat banyak pelayan di sana, kamar yang begitu luas dan megah, sangat asing baginya.

Ini di mana? ucapnya di dalam hati.  laki-laki itu sibuk bergulat dengan pikirannya, sampai tidak menyadari, sedari tadi ada yang memanggil namanya.

“Io”

“...Gio”

“Sergio!”

Dia tersentak. Lalu memusatkan perhatiannya, kepada wanita cantik di depannya.

“Apa yang terjadi padamu? Kamu tidak mengingat, Ibumu sendiri?” tanya wanita itu dengan raut khawatir yang kentara.

Apa? Ibu? Dahinya mengerut heran. Laki-laki itu- tidak, Theo berpikir, sejak kapan, wajah Ibunya berbeda?

Seingat Theo, Ibunya berwajah oval dan warna kulitnya adalah tan, bukan berwajah bulat dan kulit seputih susu dengan rambut merah muda.

Tiba-tiba, ingatan yang tidak dikenal muncul di benak Theo, itu adalah memori dari Sergio—putra kedua, Duke Rodriguez.

What Actually Happened? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang