31: Tuduhan

56 12 0
                                    

“Ada topan dalam diriku yang akan meluluh-lantakkan kekaisaran Baltasar, jika berani menentangku!”—Victoria Trifena De Veroland

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ada topan dalam diriku yang akan meluluh-lantakkan kekaisaran Baltasar, jika berani menentangku!”
Victoria Trifena De Veroland.

****

Banyak nyawa yang melayang akibat pemberontakan yang telah dilakukan oleh Duke Lawrence. Dan sekarang, dia telah dicap sebagai buronan. Kaisar juga sudah memberikan kompensasi kepada keluarga para korban.

Wilayah timur yang dipimpin olehnya beserta kekayaannya, diambil alih oleh kekaisaran.

Tiga hari sudah berlalu. Kerusakan pada istana telah diperbaiki. Semua telah berjalan seperti sedia kala, namun ada satu orang belum bangun dari tidur panjangnya.

Victoria. Dia duduk di samping ranjang, memandangi orang yang tertidur tanpa bangun dari tidurnya.

Laki-laki berambut hitam yang berdiri di belakang Victoria, menepuk pundaknya. Dan hal itu membuatnya menolehkan kepalanya.

“Maaf,” ucap Lex dengan penyesalan yang mendalam. Dia menunduk, tidak berani menatap wajah Victoria.

“Untuk apa?” tanyanya.

“Maaf, karena tidak bisa melindungi—”

“Kau juga terluka,” ucap Victoria menyela perkataannya.

Dia bangkit dari duduknya dan berdiri menghadap sahabat laki-lakinya. “Yang terpenting kau selamat. Begitupun dengan dia,” sambungnya.

“Tapi Kakakmu—”

“Lex.” Victoria kembali menyelanya.

“Jika kau merasa bersalah, atas apa yang terjadi kepada Putri pertama. Maka kau harus mencari dan membunuh, orang telah membuatnya menjadi seperti itu.”

Lex terdiam. Kemudian dia membungkuk, untuk berpamitan. Laki-laki berambut hitam itu keluar dari kamar milik Putri pertama—Lilyana Evelyn De Veroland.

Setelah Lex keluar. Victoria memanggil salah satu orang kepercayaan.

“Liam.”

Setelah namanya dipanggil. Muncul laki-laki berambut biru, di samping Victoria secara tiba-tiba.

“Ya, Ketua?” katanya.

“Jaga Kakakku,” titahnya.

Membungkuk seraya berkata, “baik, Ketua.”

Perempuan bersurai pirang itu menghilang begitu saja, tanpa meninggalkan jejak apapun.

****

“Yo!” Lucas menyapa orang baru saja datang dan duduk di samping.

“Akhirnya anda datang juga, Ketua.”

Victoria melepaskan tudung jubah hitamnya. Matanya melirik ke sana kemari. Melihat kursi yang sudah terisi semua.

What Actually Happened? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang