“Dikehidupan selanjutnya, tolong jadi tunangan aku lagi.”
—Victoria Trifena De Veroland.“Jika kehidupan selanjutnya itu ada, mari bertemu kembali dan hidup bahagia bersama, selamanya.”
—Sergio Rodriguez.“Aku harap, dikehidupan selanjutnya kau bisa bahagia.”
—Diego Von Leonhart.****
Laki-laki itu tersenyum kearah Bryant. “Sudah lama tidak bertemu yah, Adikku.”
“Kenapa kau masih hidup?”
Dia tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Bryant. Kemudian dia menghentikan tawanya.
“Apa kau tidak senang, bahwa Kakakmu ini masih hidup?” tanyanya.
Dengan cepat Bryant menjawab. “Tidak sama sekali.”
“Dan juga, berhenti memanggil dirimu sebagai ‘Kakakmu’. Karena itu menjijikkan dan membuatku muak,” sambungnya.
Lucas dan Liam menyimak percakapan mereka berdua.
“Jahat sekali,” ucapnya.
“Berkacalah sebelum berkata, Reinhart.”
Nama laki-laki itu adalah Reinhart De Veroland. Pangeran pertama, dan Kakak dari Bryant. Orang yang seharusnya sudah mati, sejak Bryant naik takhta. Kenapa dia masih hidup sampai sekarang? Itu adalah pertanyaan yang ada dalam benak Bryant.
Lagi-lagi dia tertawa mendengar perkataan dari Bryant.
Disela-sela kegiatan tertawanya dia berkata, “ternyata kau masih sama saja...,”
“Tidak berubah,” sambungnya.
Reinhart berjalan melewati Lucas dan Liam. Dia berhenti tepat di samping, mayat Alexo. Menatap sekilas, lalu mempokuskan pandangannya pada laki-laki bernetra safir, di depannya.
“Aku kembali untuk mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku,” katanya.
“Aku tidak menanyakan alasan kenapa kau datang kemari,” jedanya. “Yang kutanyakan itu, mengapa kau masih hidup?” sambungnya.
Namun Bryant tidak mendapatkan jawaban lagi. Laki-laki itu hanya tersenyum penuh makna kearahnya, tanpa mengucapkan sepatah kata.
“Ak—”
Ucapan Reinhart terhenti karena mendapatkan serangan tiba-tiba. Laki-laki itu segera menghindar namun sayang, dia telat. Bilah pedang yang tajam itu, mengenai tangan kirinya. Pelakunya bukan Lucas, maupun Liam. Melainkan Victoria. Perempuan itu tiba-tiba saja, muncul di sana.
Reinhart mundur ke belakang, dengan memegang tangannya yang terluka. Dia menatap tajam perempuan bersurai pirang, di depannya.
“Kau!!!” katanya geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Actually Happened?
FantasyTheo Aether adalah putra keempat Count Aether, dia juga dikenal sebagai pembuat onar dari keluarga Count. Suatu hari, ia disuruh oleh ibundanya, untuk membaca buku sejarah kekaisaran Veroland, tanah airnya sendiri. Di tengah-tengah kegiatan membac...