16: Latihan sebelum kompetisi

95 32 1
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Neraka. Ini adalah latihan neraka. Bagaimana bisa, Komandannya itu membuat latihan seperti ini? Dia menyuruh semua anggotanya untuk mendaki gunung es, Serenity. Yang ada di wilayah utara -dengan membawa segumpalan batu besar di pundak mereka masing-masing.

“Tunggu apa lagi? Cepat pakai dan mulai latihannya,” titahnya.

Diego dan ketiga ketua divisi, langsung menuruti perkataannya. Mereka berempat mulai mendaki gunung es, dengan beban di pundaknya. Tanpa menggunakan alat bantu apapun.

“Kenapa diam saja?” tanyanya. “Kalian tidak dengar, apa yang aku ucapkan?” tuturnya sarat akan amarah. Karena yang menuruti perkataannya, hanya Diego, Lex, George, dan Felix. Yang lainnya hanya diam di tempat awal.

Seorang laki-laki berkata, “ta-tapi Komandan!—”

Dengan cepat dia memotong ucapannya. “Aku paling tidak suka, ketika mengulang ucapan diriku sendiri.”

Tak mau membuat Komandan marah. Mereka semua dengan segera mendaki gunung es, mengikuti empat orang itu. Tak lupa dengan membawa beban di pundaknya.

Victoria terdiam. Melihat semua anggota ksatria elang perak, tengah mendaki pegunungan es, Serenity. Kemudian ia mengangkat sebelah tangannya, lalu muncul sebuah lubang. Itu adalah teleportasi.

Victoria adalah pengguna sihir, tanpa perlu mengucapkan sebuah mantra. Apapun yang ada dipikirannya, dia bisa mewujudkannya.

Perempuan bersurai pirang itu memasuki lubang teleportasi. Dan dalam sekejap, dia sudah ada di atas gunung es, Serenity.

Victoria duduk di sebuah batu besar. Menunggu kedatangan anggota pasukannya.

Angin berhembus kencang, nerpa surai rambut Victoria. Salju bertebaran dimana-mana, memenuhi pegunungan.

Dua jam berlalu. Namun belum ada tanda-tanda, kedatangan anggotanya. Victoria menguap. Saking bosannya menunggu kedatangan ksatria elang perak.

Membutuhkan waktu tiga jam, untuk semua anggota elang perak naik ke puncak. Semuanya tiba dengan kelelahan. Ada yang langsung menjatuhkan bebannya, lalu duduk di atas batu. Dan ada juga yang langsung tidur di atas salju.

“Lama,” celetuknya. “Aku hampir tertidur, saking bosannya.”

Semuanya mendelikkan mata dan membatin. Lama kau bilang? Ini termasuk cepat, tahu! Orang lain, membutuhkan waktu seharian untuk sampai di puncak!

Dia menepuk tangan satu kali. “Oke, sudah ku putuskan!” serunya.

Entah kenapa intuisiku mengatakan, akan ada hal yang tidak baik terjadi! ucap mereka semua di dalam hatinya.

“Mulai besok, kalian harus mendaki dalam kurun waktu, dua jam.”

Perkataannya berhasil membuat semuanya terkejut. Namun ucapan terakhir Victoria, yang membuat mereka semakin terkejut.

What Actually Happened? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang