29: Ketua night raid

56 12 0
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

“Sudah lama tidak bertemu yah, Ketua.”

Perempuan berjubah hitam itu membuka tudung jubahnya, memperlihatkan paras cantiknya.

Victoria. Menatap laki-laki berambut hijau dihadapannya tanpa riak apapun. Dia adalah Lucas, wakil ketua dari organisasi night raid. Dengan kata lain, Victoria adalah ... Ketua dari guild pembunuh bayaran yang terkenal sadis itu.

“Apa sekarang sudah waktunya?” tanya pada Victoria.

“Belum, namun sebentar lagi.”

Lucas kegirangan mendengar itu. Dia sudah tidak sabar lagi, untuk membasuh pedangnya dengan cairan merah dari para pengkhianat itu.

Saat ini, keduanya tengah berada di markas besar night raid. Pintu kayu itu terbuka dan tertutup kembali. Seorang laki-laki yang berpakaian hitam, masuk dan duduk di samping Lucas.

“Maaf terlambat, Ketua.”

Liam. Laki-laki berambut biru itu adalah orang kepercayaan Victoria, sekaligus kaki tangannya.

“Tidak masalah,” ucapnya.

Liam mengeluarkan sebuah kertas yang digulung, dari dalam jubahnya dan memberikan kepada Victoria. Perempuan bersurai pirang itu segera mengambil dan membukanya.

Itu adalah data-data dari target mereka. Victoria membacanya dengan seksama, dan teliti. Membuka tiap lembar dengan pelan, agar tidak melewati hal yang penting.

Selesai. Victoria meletakkannya di atas meja. Kemudian Liam kembali memberikan sebuah kertas yang dilipat dua, kepada perempuan di depannya.

“Jadi, Marquess Romawa hanya sebuah pion?” ucap Victoria setelah selesai membaca kertas tersebut.

Mengangguk singkat. Liam mengangkat suara, “bukan hanya Marquess Romawa saja, tapi masih banyak lagi.”

Mengalihkan atensinya dari selembar kertas itu kepada laki-laki berambut biru. “Termasuk mereka berdua?” tanya Victoria.

“Mereka juga termasuk,” jawab Liam seolah tahu siapa yang Victoria maksud.

Lucas menyimak pembicaraan mereka berdua. Lalu bertanya, “apa yang akan kau lakukan, Ketua?”

Victoria mengerutkan keningnya tak mengerti. Laki-laki dengan luka sayatan di bagian dekat matanya itu menyandarkan tubuhnya pada kepala kursi, tanpa mengalihkan pandangannya dari Ketuanya.

Sang malapetaka, dia adalah orang yang sedarah dengan anda.” Victoria terdiam membisu, mendengar ucapan dari Lucas.

“Apa yang akan anda pilih.” Lucas menatap tepat pada netra safirnya.

Membunuhnya atau ... melindunginya?” sambung Lucas.

“Tapi, kalau anda melindunginya maka para Dewa dan Dewi akan murka. Dan juga, kekaisaran Veroland akan menjadi lautan darah.” Liam menyahuti perkataan dari rekannya.

What Actually Happened? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang