24: Debutante

53 18 0
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Sangat sibuk. Itulah dua kata yang menggambarkan keadaan di istana. Karena nanti malam, akan diadakan debutante.

Debutante merupakan sebuah pesta dansa megah yang awalnya diselenggarakan oleh kaum bangsawan. Dahulu, inti pesta ini adalah memperkenalkan para debutant, yaitu perempuan yang mulai beranjak dewasa. Supaya, mereka dikenal dan bisa mendapatkan jodoh dari sesama kalangan bangsawan.

Debutante kali ini diadakan di istana, karena Putra Mahkota belum melakukan pesta debut-nya.

Semua orang sibuk, mempersiapkan pesta debutante. Kecuali satu orang. Dia adalah Putri Mahkota—Victoria Trifena De Veroland, tokoh utama dalam acara debutante nanti malam.

“Gimana dengan jalan-jalan kemarin?” tanya Victoria kepada sepupunya. “Apa menyenangkan?” sambungnya.

Diego meletakan cangkir teh, ke piring kecil yang ada di meja dengan kesal. Sehingga menimbulkan bunyi yang cukup keras. Menatap tepat pada iris biru Victoria.

“Sangat tidak menyenangkan!” ucapnya sarat akan kekesalan.

“Kenapa begitu?”

“Karena ada tunangan mu!” sahutnya cepat.

Victoria tidak dapat menyembunyikan raut wajah yang kebingungan. “Memangnya kenapa, jika ada dia?” tanya sepupunya itu.

Diego berdecih sebelum menjawab. “Aku tidak menyukainya!”

“Bukankah itu bagus?” katanya dengan makna tertentu.

Mengerutkan keningnya bingung. “Apa maksud mu?” tanya Diego keheranan.

Mengangkat bahunya acuh. Dia kembali membaca buku sambil menjawab pertanyaan laki-laki di hadapannya.
“Itu berarti, kau masih normal.”

“Hah?”

“Kau masih normal,” kata Victoria mengulangi perkataannya.

Satu detik...

Dua detik...

Tiga detik...

Sekarang, Diego baru menyadari maksud dari perkataan sepupunya. Kemudian dia menggebrak meja, secara spontan. Dia menunjuk Victoria dengan kesal.

“Kau! Apa kau berpikir aku menyukai orang, yang bergender sama seperti diriku?!”

Dan dengan santainya dia membalikkan halaman buku selanjutnya. Lalu menganggukkan kepala, membenarkan perkataannya.

“Kau salah paham!”

Victoria menutup bukunya dan menatap sepupu laki-laki itu. “Tidak perlu malu,” ujarnya.

“Lagi pula, kau itu calon Duke Leonhart selanjutnya. Jadi, gender tidak masalah.” Victoria dengan santainya berkata seperti itu.

“Sudah ku bilang, kau salah paham!!” bantahnya.

What Actually Happened? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang