****
Bangun dari tidurnya dia sudah dibuat terkejut. Bagaimana tidak terkejut, dia disuguhi pemandangan indah. Perempuan bersurai pirang tidur di sampingnya, dengan menggenggam tangan Sergio erat.
Otaknya berusaha mencerna apa yang terjadi. Kemudian, sekelebat ingatan masuk ke dalam pikirannya. Ingatan tentang apa yang terjadi kemarin.
Kedua bola matanya langsung membulat, ketika mengingat apa yang terjadi. Dia membatin, itu bukan aku! Itu pasti Sergio yang asli!
Dia menutup wajahnya dengan satu tangan, malu. Tangan yang tidak dipegang oleh tunangannya.
“Sergio sialan!!” umpatnya. “Bikin malu saja!!!” katanya saat mengingat dia mencium perempuan di sampingnya.
“Apa yang harus ku lakukan, saat Victoria bangun?” tanyanya bingung.
“Kau memang sialan!!”
Lenguhan terdengar dari Victoria. Dia terbangun karena mendengar ucapan Sergio. Melihat itu, dia hanya bisa membatin saja. Mampus!
Mengusap matanya pelan. “Kau, mengumpat pada ku?” tanyanya dengan suara khas orang bangun tidur.
Menggeleng kepala ribut. “Bukan! Bukan pada mu,” bantahnya.
Alis Victoria mengerut bingung. Dia merasa ada yang hilang, karena Sergio tidak memanggilnya seperti kemarin. Dengan sebutan sayang.
“Lalu pada siapa?” tanya Victoria sedikit kesal.
Sergio gelagapan dibuatnya. Dia berusaha memutar otas, mencari alasan.
“It-itu ... emm. A-anu—”
“Sudahlah!” ucapnya memotong perkataan Sergio.
Perempuan itu turun dari atas ranjang. Berjalan ke arah pintu, namun dihentikan oleh Sergio. Dengan segera, dia menyusul tunangannya dan menghalangi jalannya.
“Kau marah?”
Tidak ada kata sayang diakhir kalimat? tanya Victoria di dalam hatinya.
Memasang riak wajah datar dan berkata, “minggir.” Lalu mendorong tubuh Sergio ke samping.
Dengan segera Sergio mencengkal pergelangan tangan Victoria. “Tunggu!” cegahnya.
“Apalagi?!” sentaknya. Yang mampu membuat Sergio terkejut. Karena ini pertama kalinya, dia melihat tunangannya itu memasang riak wajah marah.
“Kau yang tiba-tiba bersikap romantis dengan memanggil ku sayang, sekarang tidak!”
Kemudian perempuan itu melepaskan cekalan Sergio pada tangganya. Lalu menatap tajam ke arahnya.
“Kau juga yang tiba-tiba mencium ku, di hadapan semua orang! Dan sekarang, kau mengumpat kepada ku?!” katanya marah.
Itu bukan aku..., batinnya berkata.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Actually Happened?
FantasyTheo Aether adalah putra keempat Count Aether, dia juga dikenal sebagai pembuat onar dari keluarga Count. Suatu hari, ia disuruh oleh ibundanya, untuk membaca buku sejarah kekaisaran Veroland, tanah airnya sendiri. Di tengah-tengah kegiatan membac...