prolog

132 9 2
                                    

"Apa?! Elo mau ketemuan sama Mo qing cheng?!" Athena, sahabat Athaleya memekik tidak percaya. Selama bertahun-tahun dirinya menjadi saksi bagaimana sahabatnya mengagumi pria tanpa wujud bernama Mo qing cheng.

Athaleya mengangguk lalu memerlihatkan chatnya.

"ya ampun Thal......" Athena merebut ponsel Athaleya lalu membacanya berulang kali memastikan tak ada sesuatu terlewat, "bahkan elo terima aja disaat elo belum pernah sekalipun liat gimana rupa itu cowok, gimana kalau ternyata dia itu orang jahat atau salah satu sindikat yang lagi diburu polisi? No way! Pokoknya nanti gue temenin elo ketemu sama dia." Athena menyerahkan kembali ponsel Athaleya dan beranjak saat seseorang memanggilnya ke ruang editor. "Tungguin gue! awas aja elo tinggal!" Tuding Athena sebelum berlalu.

Athaleya terkekeh tanpa mendebat, dirinya tahu betapa khawatirnya sahabatnya ini tapi hatinya mengatakan kalau orang yang selama ini ia kenal lewat maya adalah orang baik. Entah darimana datangnya rasa kepercayaan ini,, dirinya pun tak tahu mengapa bisa begitu percaya dengan feeling-nya.

Sepeninggalan Athena, Athaleya merapikan meja kerjanya sembari menunggu ojol yang ia pesan datang.

Drrt... Drrt...

Suara dering telepon di atas meja membuat Athaleya sedikit berjengit.

"Kenapa Then?" Begitu Athaleya mengangkat panggilan

Terdengar hembusan napas kasar di seberang, "sorry Ley, gue ngga bisa nemenin elo. Ada rapat. Gimana dong?"

"Its okay Then, gue bisa sendiri. Elo fokus kerja aja."

"Gimana gue fokus kerja sedangkan sahabat gue mau ketemu sama cowok antah berantah yang entah datang darimana rimbanya." Pekik Athena nyaring.

Athaleya menjauhkan sedikit ponselnya. Telinganya benar-benar pengang.

"Pokoknya hp harus selalu stand by, kalau perlu, nyalain perekam biar kalau macem-macem ada bukti, kita ancem balik."

"Ketemuannya di cafe Then, ramai juga. Ngga mungkin berani macam-macam."

"Kejahatan bisa dilakukan dimanapun Ley, ngga mandang tempat ataupun waktu. Pokoknya kalau udah sampe, langsung kabarin dan tetep aktif HP-nya! Gue rapat dulu.. bye."

Pip...

Tanpa mendengar jawaban Athaleya, Athena memutus panggilan sepihak.

Athaleya menggeleng lalu beranjak saat melihat notifikasi kalau ojol yang ia pesan sudah di depan kantor.

Beberapa menit di perjalanan, Athaleya akhirnya sampai di tempat tujuan, jantungnya mendadak berdegup kencang bahkan tangannya pun sedikit bergetar.

"Calm Ley.. calm..!" Athaleya menarik napas kuat-kuat lalu menghembuskannya perlahan, berulang kali cara itu dilakukan berharap rasa gugupnya mereda.

Athaleya masuk dengan penuh percaya diri lalu berjalan menghampiri cowok berjaket abu-abu dan memakai topi seperti yang di deskripsikan dalam chat.

"Mo qing cheng?" Sapanya begitu di depan cowok yang sedang memainkan handphone.

Cowok itu berdiri lalu memersilahkan Athaleya duduk.

"Maaf.. telat ya?" Athaleya melirik dua cangkir yang isinya tinggal sedikit di atas meja.

"Oh ini... karena urusan saya selesai lebih cepat makannya saya disini lebih awal." Cowok itu menyodorkan buku menu, "kamu pesan dulu. Tadinya mau saya yang pesan, tapi saya pikir itu ngga sopan karena kita baru kali ini ketemu."

Athaleya tersenyum sebagai tanggapan.

"Oh iya, tadi kamu panggil saya mo qing cheng? Cowok itu terkekeh, "Julian, itu nama saya."

Return with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang