Bab 32

26 4 0
                                        

Lima hari berlalu sejak kedatangan mereka di Kerajaan Wang. Saat ini mereka kembali di sibukkan dengan segala kerumitan di Istana dan desa bagian Selatan.

Entah apa yang terjadi, tiba-tiba tanggul dekat perbatasan jebol. Menyebabkan air membludak, membanjiri seluruh pemukiman.

Bukan hanya itu, tempat yang sempat tergenang air mendadak muncul sebuah tanaman aneh dan menyeramkan. Menurut Gong Xiwu, tanaman yang dimaksud adalah jamur hantu. Sebuah tanaman berbentuk tangan manusia berwarna merah kehitam-hitaman dan berasal dari bangsa Iblis.

Karena hal itulah, Jian Yang jarang pulang.

"Kau yakin kita pergi ke lembah kabut sekarang?" Qing Yan mengangguk.

Setelah semua perlengkapan siap, Qing Yan menatap sekeliling kamar terlebih dahulu dan beranjak pergi.

Dalam hatinya dia mengucap kata maaf berkali-kali karena pergi tanpa ijin. Dirinya benar-benar penasaran dengan apa yang terjadi.

Permasalahan di desa Selatan dia yakin hanya sebuah pengalihan. Masalah sesungguhnya lebih dari itu, dan pastinya lebih mengerikan.

Penjagaan Istana tidak terlalu ketat karena ada lapisan pelindung tak terlihat. Siapapun yang memiliki niat jahat, mereka akan otomatis terusir dan tidak akan bisa kembali lagi.

Lembah kabut

Beberapa jam perjalanan, mereka akhirnya sampai di depan gua lembah kabut. Melihat sekitar, Ye Xi seolah dejavu. Di tempat inilah dia hidup dan bertemu dengan Qing Yan.

Sementara, Qing Yan menatap sekeliling dengan alis terangkat. Kepalanya sedikit berdenging tapi tidak sakit.

Tanpa rasa takut, dia melangkah masuk. Seperti gua pada umumnya, gelap dan penuh sarang laba-laba. Semakin melangkah kedalam, aroma lembab tercium bercampur aroma jamur bercampur tanah.

"Hati-hati jia-jia, satu belokan lagi kita sampai di area terlarang. Di tempat itulah kita berpisah." Jelas Ye Xi.

Qing Yan mendengarkan tanpa bersuara. Netranya terus fokus menatap sekeliling.

Beberapa saat kemudian mereka tiba di area terlarang. Tidak seperti jalan sebelumnya yang masih memiliki beberapa warna dan berbagai jenis aroma. Area terlarang hanya memiliki dua warna mencolok, coklat dan kuning, seperti tumbuhan kering dan hampir mati, kabut disekitar cukup tebal. Selain itu, aroma yang tercium adalah kayu terbakar bercampur amis darah.

"Kau tunggulah disini, biar aku pergi ke sana." Titah Qing Yan. Ye Xi kontan menolak mentah-mentah ucapan Qing Yan.
Mana bisa, dirinya membiarkan sang penolongnya menghadapi bahaya sendirian.

"Tidak akan ku biarkan kau sendiri. Jangan biarkan aku mengulangi kejadian lalu, jia-jia."

"Di sana terlalu bahaya, Ye Xi."

"Ketika aku memutuskan ikut, artinya aku siap menanggung bahaya. Tolong jangan biarkan aku merasakan perasaan bersalah karena dulu tidak bisa membantumu. Sekarang aku punya kekuatan, aku bisa diandalkan."

Bohong kalau selama ini dia baik-baik saja, nyatanya setiap kali melihat sosok di depannya selalu terbayang saat kejadian dulu. Bagaimana anak kecil yang berlumuran darah masih bisa menyelamatkan nyawanya. Padahal usia mereka hanya terpaut dua tahun.

Qing Yan menghela napas tidak tahu harus berkata apa, kemudian dia mengelus kepala Ye Xi, tersenyum penuh ketulusan. Di balik kejadian tragis yang di alami Qing Yan asli di masa lalu, ada seseorang yang begitu mengaguminya, menjadikan ia superhero dan dewi penolongnya.

"Qing Yan... Kau salah, ada seseorang yang ingin kau tetap hidup. Ada seseorang yang selalu tulus mendoakan keselamatan dan kesehatanmu. Semua salahku. Maafkan aku yang membuatmu berada dalam posisi menyakitkan."

Return with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang