"Bedebah sialan! Lepaskan kakakku!" Qing Yan menyerang Raja kematian. Amarah dan rindu yang mendekap jiwanya berontak keluar.
Raja kematian terus menghindar dari serangan petir. Bunyi gelegar membuat suasana semakin mencengangkan.
Petir putih? Pikir Raja kematian meremehkan. Cukup menarik. Tapi masih belum cukup. Dia kira bisa melihat cahaya merah darah itu lagi. Ternyata hanya cahaya putih.
Cahaya putih memang mematikan tapi tidak untuk dirinya. Yang bisa melukainya hanyalah cahaya petir merah. Dirinya semakin diatas angin. Semesta seolah memberikan jalan untuknya bisa menang.
Bayangan kebersamaan dengan sang kakak menguar di setiap napas Qing Yan. Jantungnya berpacu menyakitkan.
Tangannya mencengkram kuat-kuat pedang dalam genggaman. Di samping kemarahan yang menggelayut, kepalanya terus mengingatkan untuk tidak terpancing dan terprovokasi. Mengingatkan agar semuanya tetap sesuai pada jalur yang ia buat.Qing Yan mencoba untuk tetap sadar, apalagi racun mahkota dewa mulai bergerak, menghunus setiap tubuhnya.
"Hahaha.... Kau pikir ancaman remeh seperti itu bisa mengacaukan pikiranku?! Bodoh! Ancaman hanyalah strategi pembodohan bagi kalian yang tak memiliki kemampuan." Ejeknya disertai tawa penuh kepuasan.
"Kau membunuh Chang'ge, bersiaplah kau mati di tanganku! Kau menyakiti dia, ku hancurkan Kerajaan mu! Kalau kau lupa, aku pemegang pedang kematian. Itu pertanda nyawamu bergantung kepada keputusan ku."
"Kau berkoar-koar mengibarkan perang tapi kau tidak sadar diri, aku bahkan bisa membunuhmu kapanpun ku mau."
Raja kematian mengepalkan tangan geram. Amarah dan benci beradu menjadi satu. Dia bersumpah dia akan memberikan penderitaan yang paling menyakitkan untuk perempuan di depannya.
"Tunggu apalagi? Pergilah! Berlindung sebaik mungkin sebelum nyawamu binasa. Jangan pernah muncul dan membuat masalah di Alam Bintang maupun Alam Langit. Seharusnya kau sadar, kau bisa bangkit agar kau bisa berubah menjadi lebih baik."
Raja kematian pergi membawa dendam dan sumpah. Dia akan kembali dengan kejutan yang tak akan disangka-sangka.
"Gadis kecil, tertawa lah sepuasmu. Sebelum ku berikan kejutan yang tak akan pernah kau lupakan. Kau salah telah menantang ku. Bagaimanapun, aku hidup jauh lebih lama."
"A'ner... Kau tak apa?" Jian Yang dan Xiwu datang tak lama setelah Raja kematian pergi. Qing Yan yang masih diliputi amarah mengacuhkan pertanyaan suaminya.
Dadanya bergemuruh hebat, segala emosi bercampur menjadi satu. Di satu sisi dia ingin menangis keras, di sisi lain dia juga ingin mengamuk.
Merasakan perempuan di depannya seperti kehilangan arah, Jian Yang langsung merengkuh tubuh istrinya.
Membiarkan tubuh mungil itu mengeluarkan segala perasaannya. Tubuh bergetar diikuti isak tangis itu semakin membuat Jian Yang mengeratkan pelukannya.
*****
Setelah memastikan Qing Yan terlelap, Jian Yang tak langsung beranjak. Dia menatap lamat perempuan yang menyandang status sebagai istrinya.
Dulu, ia tak pernah ada pikiran kalau perempuan ini akan menjadi masa depannya. Selama ini ia selalu mengira jika penyelamat masa kecilnya adalah orang yang selalu ada di dekatnya.
Bertahun-tahun dirinya menuruti perintah perempuan licik yang menyamar sebagai penyelamatnya, menggunakan tangan dan kekuasaan miliknya untuk menyakiti dan melenyapkan orang yang seharusnya ia lindungi. Dirinya sering merasakan penyesalan yang amat sangat.
Apalagi mengenai kejadian di Lembah Kabut sepuluh tahun lalu. Jika saat itu istrinya berhasil dilenyapkan, mungkin dia akan menjadi sosok yang paling menyesal di kemudian hari.
![](https://img.wattpad.com/cover/365671244-288-k41978.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Return with you
FantasyAthaleya, penulis novel fantasi berubah menjadi karakter di salah satu novel miliknya setelah mengalami kecelakaan. Cerita yang dia kira berjalan semestinya ternyata perlahan melenceng dari alur. __________ "Silahkan anda menikah dengan gadis yang a...