Istana Bintang
Sekembalinya mereka dari lembah kabut, Qing Yan langsung mengurung diri di kamar. Pikirannya berkecamuk, menolak percaya kalau kakaknya tiada.
Kakaknya bukan orang bodoh dan gampang di manipulasi. Tapi, bagaimana bisa kakaknya memberikan darah kehidupan kepada raja kematian. Penawaran apa yang dibuat oleh bangsa Iblis?
Sibuk bergulat dengan pikiran, Qing Yan berjingkat saat sebuah lengan kekar melingkar di perutnya.
"Siapa yang memberimu ijin untuk pergi ke lembah kabut, hem?" Jian Yang meletakkan kepalanya di ceruk leher istrinya. Menghidu aroma bunga ylang-ylang bercampur bunga krisan. Kemarahan yang sempat ia rasakan, seketika sirna saat melihat istrinya termenung. Istrinya pasti sudah menemukan jawabannya.
"Maaf.. tapi, banyak kejadian yang harus aku pastikan. Aku curiga saat kita berkunjung ke Kerajaan Wang, dia bukan Chang'ge."
Tatapan Jian Yang berubah. "Bagaimana kamu menebaknya?"
"Tatapan dia dan aromanya."
"Aroma?"
"Hem... Sejak kapan aroma Chang'ge berubah menjadi jamur."
Merasakan beban di bahunya bergetar, Qing Yan bisa menebak kalau suaminya sedang tertawa. Memang benar orang yang menyamar sebagai kakaknya berbau jamur. Apek.
"Selanjutnya apa yang akan kau lakukan?"
Qing Yan melepaskan lilitan di perut lalu berjalan menuju jendela, menatap hamparan bunga krisan merah yang baru dibuat.
"Aku akan memancing dia keluar. Aku yakin Chang'ge masih hidup. Kau juga tahu bagaimana sifat Chang'ge, dia tak mungkin sebodoh itu."
"Chang memang tak sebodoh itu tapi dia bisa menjadi sangat bodoh saat berkaitan dengan keselamatanmu, A'ner." Gumam Jian Yang. "Ada baiknya kau tidak tahu lebih banyak lagi A'ner. Atau semua akan berakhir sia-sia.
Kerajaan Zhang
"Mana buktinya kalau dia akan menyedihkan, Ruo Nan? Yang kulihat dia biasa-biasa saja! Tak berguna!" Hardik Zhang Nan Yan membuat Ruo Nan mengepalkan tangan, tidak terima dirinya di maki-maki oleh wanita ini. "Kurang ajar!" Desisnya.
Mengubah raut mukanya, Zhang Ruo Nan tersenyum lalu menenangkan sepupunya. Mengatakan akan terus menghancurkan wanita perebut itu.
"Tidak perlu! Kali ini biar aku saja yang melakukannya. Sudah saatnya dia tahu, milik siapa yang dia rebut. Apa yang menjadi milik Nan Yan, harus di dapatkan." Netra merahnya menyorot penuh ambisi.
Tidak menyadari seseorang di depannya melengkungkan bibir dan menatap benci. "Ku tunggu kehancuranmu, Nan Yan. Selain Jian Yang, di belakang perempuan itu masih ada ahli racun yang tidak segan-segan menghancurkan siapa saja yang mengganggu keselamatan kakaknya." Ruo Nan tersenyum licik.
*****
"Apa kau menyukai tuan Xiwu?" Tanya Qing Yan langsung kepada Ye Xi.
Dirinya terkejut saat menuju taman dia melihat dua orang sedang berpelukan intim. Semakin terkejut lagi saat tahu siapa, Ye Xi bersama pangeran terakhir sekaligus pewaris keluarga Gong yang selama hidupnya hanya berkelana mencari obat-obatan dan juga racun.
"Atau kalian memiliki satu hubungan?" Selidik Qing Yan membuat Ye Xi kontan menggeleng.
"Anda salah paham. Tadi saya sedang mencoba racun, siapa kira ternyata efek sampingnya membuat kepala berputar dan kaki menjadi mati rasa. Dan kebetulan ada tuan Xiwu yang memeluk saya agar tidak jatuh ke kolam." Terang Ye Xi membuat Qing Yan mendengus kesal.
"Sampai kapan kau jadikan tubuhmu sebagai tempat percobaan, Ye Xi?" Qing Yan berdecak. Bukan sekali atau dua kali dia mendapati gadis di depannya hampir meregang nyawa karena racun yang dia ciptakan.
"Di setiap racun pasti ada penawarnya, jia-jia. Tinggal kita coba satu per satu. Dan kau tahu, tuan Xiwu memiliki penawar racun yang ku buat tadi. Waah... Bukankah dia orang yang luar biasa?" Ujarnya penuh semangat saat tahu ada orang selangkah lebih cepat pengetahuannya mengenai racun beserta penawarnya.
Sedangkan Qing Yan justru membayangkan jika kedua ahli racun akhirnya bersama. Bukankah mengerikan saat bertarung melawan mereka?
Atau, bagaimana jika mereka menikah lalu kemudian anak mereka dijadikan bahan percobaan?
Ruang kerja Jian Yang
Jian Yang masih berkutat menyelesaikan berkas mengenai desa Selatan. Perbaikan tanggul jebol sudah mulai di lakukan, mungkin akan selesai dalam kurun waktu satu bulan sebelum musim penghujan tiba.
Semua diawasi langsung oleh Xiao Lang dan Tao. Terimakasih untuk kakak iparnya yang berbaik hati meminjamkan tangan kanannya untuk membatu dirinya. Sehingga dia bisa fokus dengan permasalahan di dalam Istana dan juga mengenai raja kematian.
Tiba-tiba salah satu pengawal bayangannya masuk dan berbisik kalau di depan ada Zhang Nan Yan sedang memaksa masuk bahkan salah satu pengawal tidak sadarkan diri.
Jian Yang seketika beranjak pergi, takut kalau perempuan sialan itu bertemu dengan istrinya.
Diliputi kemarahan, membuat ia tidak menyadari di seberang lorong ada yang melihat nya berjalan tergesa-gesa.
"Ada apa dengan makhluk piksi itu.." pikir Qing Yan, dia yang tadinya ingin menuju ruang kerja suaminya justru mendapati suaminya pergi dengan cepat. Karena diliputi rasa penasaran dia mengikuti kemana suaminya pergi. Di lihat dari raut muka tampannya dia sedang menahan amarah, siapa orang yang berani mengusik pangeran berhati kejam itu.
Dahi Qing Yan mengerut saat melihat beberapa pengawal tumbang tak sadarkan diri, di depan mereka ada seorang gadis atau wanita entahlah, dilihat dari pakaian dan dandanannya mungkin lebih tua beberapa tahun darinya.
Tidak tahu saja kalau usia orang yang dipikirkan oleh nya sama dengan usianya saat ini.
"Apa yang kau lakukan disini dan apa-apaan kau menyerang pengawalku?!" Bentak Jian Yang penuh amarah.
"Yang mulia, mereka tak membiarkan saya masuk. Bukankah sedari dulu saya selalu bebas keluar masuk Istana tanpa ijin?" Ucap Nan Yan.
Jian Yang mendengus. "Itu dulu! Sekarang saya sudah menikah. Jadi lebih baik kau pergi! Bukankah sudah ku bilang untuk tidak pernah datang lagi kesini!cAtau telingamu sudah tak berfungsi?!"
"Yang mulia.. kenapa anda menjadi seperti ini, dulu anda selalu menyayangiku dan selalu menjanjikan sebuah pernikahan. Lalu apa ini? Anda menikah dengan orang yang selalu mencelakakan saya?" Nan Yan berkaca-kaca. Tangannya tanpa diketahui membuat pola lingkaran. Ilmu pengendali pikiran.
Nan Yan tidak tahu, ilmu pengendali pikiran hanya bisa dilakukan saat seseorang yang dituju sedang memiliki beban di hati yang sulit diungkapkan. Dan, satu-satunya beban di hati Jian Yang adalah teman masa kecilnya A'ner, yang tak lain adalah istri bar-barnya.
Kening Nan Yan melengkung saat tak mendapat reaksi apapun dari orang di depannya. Terus memusatkan pikiran, Nan Yan mencoba sekali lagi namun tetap gagal. Baru saja mulutnya akan mengucapkan mantra terlarang, sebuah suara perempuan berpakaian luar biasa cantik muncul dari balik pilar.
"Pernikahan? Kau dan yang mulia? Siapa kau?" Tanya Qing Yan.
Setelah lama berpikir dan ambil kesimpulan akhirnya dia paham siapa gadis di depannya. Tidak ada salahnya membuat sedikit keributan dan membuat pria yang kini memberikan tatapan resah dan gelisah pelajaran.
Berani-beraninya dia menutupi hal besar? Sejak kapan perempuan ini sadar?
Waaah... Dirinya seperti orang bodoh saat ini."A'ner....." Gumaman resah Jian Yang membuat Nan Yan membelalakkan mata terkejut.
"Jangan bilang selama ini Jian Yang sudah tahu semuanya?!" Nan Yan bergerak resah atas apa yang dia pikirkan. "Tidak boleh! Jian Yang adalah pion terkuat. Hanya bersama pria itu, semua makhluk di alam Bintang dapat tunduk terhadapnya.
Sialan!!! Apa yang dia lewatkan selama ini? Apa saja yang sudah sepupunya lakukan!! Tidak becus.
Tbc....
Have a nice day!!
Jangan lupa tanda bintang dan kata-kata mutiaranya yaa🙋⭐✍️
![](https://img.wattpad.com/cover/365671244-288-k41978.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Return with you
FantasyAthaleya, penulis novel fantasi berubah menjadi karakter di salah satu novel miliknya setelah mengalami kecelakaan. Cerita yang dia kira berjalan semestinya ternyata perlahan melenceng dari alur. __________ "Silahkan anda menikah dengan gadis yang a...