Bab 27: rencana

17 4 0
                                    

Bangsa Iblis

"Apa maksudmu? Kau meminta ramuan pengendali pikiran?"

Zhang Rou Nan mengangguk, "benar. Melalui dia, kita bisa mengambil darah kehidupan tanpa susah payah."

Sosok bertudung hitam di hadapan Ruo Nan mendengus, apakah perempuan ini bodoh. Mengendalikan pikiran salah satu pangeran Wang sama saja mencari jarum di dalam laut.

Menyadari sosok itu menatap remeh, Ruo Nan memainkan kuku merahnya. "Apakah kau berpikir aku bodoh?" Senyun sinis tersungging. "Gunakan kelemahan dia, tukar dengan sesuatu paling berharga."

"Apa maksudmu?"

Ruo Nan semakin melebarkan senyum, "gunakan adiknya. Ku dengar perempuan itu terkena racun mahkota dewa."

"APAA?! Mahkota dewa?! Bukankah itu racun yang diciptakan oleh yang mulia." Gumam sosok bertudung itu di akhir kalimat.

"Diciptakan?"

"Benar. Beberapa hari sebelum raja kematian tewas, dia menciptakan racun menggunakan darahnya sendiri dicampur dengan beberapa racun lainnya, termasuk....." Jeda sosok bertudung menatap gelapnya langit.

"Termasuk?"

"Darah pemilik pedang kematian." Ruo Nan tercengang mendengar jawaban tidak terduga itu.

"Sebelum pemilik sekarang melakukan kontrak darah dengan pedang kematian, kita harus berhasil merebutnya kembali."

"Bukankah dalam cerita pedang itu bisa membunuh raja kematian? Mengapa kita harus merebutnya?"

Mendengar ucapan perempuan di depannya, sosok bertudung itu berdecak. Benar-benar perempuan bodoh! Tidak bisakah tanpa dijelaskan dia langsung paham apa artinya. Orang seperti dia pernah bermimpi menjadi Dewi Petir? Dasar dangkal.

"Maka dari itu, sebelum dia melakukan kontrak darah kita harus bergegas merebut. Dimana dia mendapat racun mahkota dewa?"

"Lembah kabut. Kawasan terlarang."

Hahahaha.... Sosok bertudung itu kemudian tertawa mengerikan.
Netra hitamnya berubah putih, dahan-dahan dan tumbuhan saling bertubrukan, kepakan dan kicau burung gagak terdengar nyaring.

"Zhang Ruo Nan! Bawa salah satu pangeran Wang menuju lembah kabut! Karena di sanalah, raja kematian sedang menunggu kita! Hahaha.... Akhirnya, raja kematian sebentar lagi bangkit. Kini, tiada ampun lagi bagi Alam Langit!" Gelegarnya menimbulkan riak di atas gunung berapi.

Gunung-gunung di alam manusia berlomba-lomba mengeluarkan bunyi mengerikan bak goncangan air akan tumpah. Gempa bumi terjadi dimana-mana, membuat semua makhluk melarikan diri. Menghindar dari bahaya.

Kilat dan gemuruh saling menyambar menciptakan nuansa seram. Zhang Ruo Nan menatap semuanya tanpa kedip, bulu kuduknya seketika berdiri. Apalagi, sosok yang beberapa saat lalu berbincang santai dengannya berubah mengerikan. Jika orang kepercayaan sang raja kegelapan saja memiliki aura seperti ini, bagaimana dengan raja kematian?

Seulas senyum penuh siasat terukir, membayangkan kejadian mendatang. Dia tak sabar melihat seorang kakak yang sangat menyayangi adiknya saling bertarung dan menodongkan senjata.

Dia bersumpah akan menghancurkan Kerajaan Wang berikut dengan keturunannya. Karena mereka, Kerajaan Zhang dianggap kerajaan berbahaya dan patut di hapus dari Alam Bintang.

Kalau bukan karena dia cepat-cepat mencari penawar, mungkin saat ini Kerajaan Zhang hanyalah seonggok kota mati. Terima kasih untuk bangsa iblis yang memiliki penawarnya, meskipun dia harus membayar mahal untuk itu.

Demi pembalasan dendam, nyawa dia bukanlah apa-apa. Hanya ketika perempuan yang paling dibencinya tiada, dia bisa tenang.

"Qing Yan... Tunggu kematianmu!" Desisnya mengepalkan tangan. Jika ada yang bertanya seberapa besar tingkat kebencian Ruo Nan terhadap Qing Yan, maka jawabannya adalah seperti darah yang mengalir di seluruh tubuh.

Return with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang