Bab 3: Darah kehidupan

115 9 0
                                    

Kerajaan Wang, salah satu kerajaan di Alam Bintang. Kerajaan terbesar kedua setelah Kerajaan Li.

Bagaimana Athaleya tahu, karena dia lah penulis dari novel berjudul Return with me. Menceritakan seorang pangeran yang berusaha menghidupkan kembali kekasih hatinya dengan berbagai macam cara, sampai satu cara di temukan dan ia bertekad melakukan cara itu walaupun konsekuensinya adalah menukar satu nyawa untuk nyawa lainnya.

Pangeran tersebut tidak memedulikan kalau tekadnya bisa menghancurkan persahabatan antara satu kerajaan dengan kerajaan lainnya.

Dalam novel, Qing Yan yang telah menukarkan darah kehidupannya harus rela dikucilkan oleh semua Kerajaan di Alam Bintang kecuali beberapa orang yang dekat dengan kakaknya.

Bahkan tanpa sepengetahuan kakak dan orangtuanya, beberapa dayang serta pengawal ikut-ikutan menyiksanya. Bukan penyiksaan fisik melainkan penyiksaan mental secara beruntun.

Sampai puncaknya adalah berita bohong yang disebarkan oleh gadis yang mengaku sebagai sahabatnya, sahabat berbulu domba dan bermuka rubah. sehingga ia harus rela dihukum cambuk petir membuat nyawanya melayang saat itu juga.

Belum selesai sampai disitu, jasadnya di buang ke dunia manusia. Dibuang! Dibiarkan tergeletak di hutan terlarang. Hutan yang penuh akan aura jahat dan aura hitam.

Siapapun yang masuk ke sana, ada dua kemungkinan yang bisa di dapat. Mati mengenaskan lalu membusuk atau tetap utuh dan tetap terjaga selamanya. Untuk apa raga tetap utuh tapi tak memiliki jiwa dan mustahil untuk bereinkarnasi.

Hutan terlarang juga termasuk hutan penebusan dosa. Akan ada timbal balik yang di dapat sesuai dengan apa yang di lakukan semasa hidupnya.

Ketika di Alam Bintang siapapun yang telah tiada akan menjadi serpihan abu dan tersapu bersama angin, nyatanya tubuhnya tetap utuh jika di lempar ke dunia fana. Dunia penuh tipu muslihat.

Keluarganya yang menyaksikan semua itu, menjadi geram dan memutuskan hubungan dengan Alam Bintang dan memisahkan diri tanpa diketahui siapapun lagi.

Mereka hilang tak bersisa termasuk aura mereka. Tidak ada yang mengetahui dimana mereka. Tak seorangpun.

(The end)

*****

"Bagaimana Xiwu? Dia kenapa? Bukankah tadi dia baik-baik saja? Lantas, kenapa dia menjadi pendiam seperti ini?" Desak Rui Chang penuh kekhawatiran. Mata adiknya terbuka namun tak ada tanda-tanda kehidupan, seolah tidak memiliki jiwa laksana cangkang kosong.

Xiwu menghiraukan Rui Chang, tangan dan pikirannya terus menyalurkan energi spiritual penyembuhan.

Cahaya hijau melingkupi tubuh Qing Yan, tangan kanannya lalu mengibaskan kipas yang sedari tadi di pegang tepat di depan muka Qing Yan, membuat sang empu mengerjapkan mata terkejut.

"Qing'er?"

Menoleh kesamping, bola jingganya bergulir cepat. Ditatap cowok tampan tidak lebih dari dua puluh senti membuat jantungnya tidak aman. Mana cowok-cowok yang ada disini, visual favorit semua.

Athaleya menekan dahi Rui Chang dengan telunjuk, mendorong menjauh.

"Jangan dekat-dekat!"

"Aku kakakmu! Kau tak ingat?" Sorot Rui Chang menyendu. "Setelah sekian lama kau tak bangun dan sekarang kau melupakan kakakmu?

Athaleya meringis, bukan karena ekspresi yang ditampilkan orang di depannya melainkan kosakata yang digunakan. Telinganya belum terbiasa mendengar kalimat baku.

"Puteri Qing Yan, anda ingat saya? Orang di samping saya?" Xiwu membuka suara.

Lebih baik diam. Karena diam adalah emas. Dia sudah pasrah, hal yang dikira impossible ternyata berubah menjadi possible. Otaknya lebih baik memproses semua kejadian dari awal cerita sampai akhir cerita.

Return with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang