Cerita ini hanyalah fiksi belaka! Apabila terdapat kesamaan tokoh dan karakter hanyalah kebetulan yang tidak di sengaja!
Warning!!! membaca cerita ini dapat menyebabkan hilangnya kewarasan karena gereget sendiri, dimohon untuk selalu menyiapkan makanan ringan disamping kalian! terima kasih!!!
Kerajaan Wang
"Maaf pangeran... Kondisi putri qing yan semakin menurun. Kalau seperti ini terus, hamba takut kalau-----" Seorang pria tua tidak berani melanjutkan ucapannya dihadapan laki-laki yang kini sedang menatap kosong kearah adiknya yang bertahun-tahun tidak sadarkan diri.
Laki-laki itu mendongak, "kalau apa tabib Han?"
Pria tua itu langsung bersujud memohon ampunan. "Maaf seribu maaf tuanku, hamba hanya merasa tuan putri sangat kecil kemungkinannya untuk dapat sadar kembali." Bukan tanpa alasan tabib Han mengatakan hal tersebut, karena hampir 10 tahun putri Qing Yan tidak sadarkan diri dengan denyut jantung yang terus menurun.
"Walaupun kecil, setidaknya ada kesempatan tabib Han. Tolong lakukan yang terbaik untuk Qing Yan. Saya tidak mau dia pergi secepat ini."
"Mo qing cheng..... Mo qing cheng...." Gumaman lirih berhasil menarik atensi dua laki-laki berbeda usia.
Laki-laki itu segera menghampiri adiknya lalu menggenggam tangannya erat namun tak menyakiti.
"Yan'er...?" Tanyanya langsung. Berharap ini bukanlah halusinasi seperti yang sudah-sudah.
"Mo qing cheng...."
Tabib Han dengan seksama memeriksa denyut nadi putri Qing Yan lalu saat mengetahui keadaan sang putri, beban berat di bahunya selama bertahun-tahun mendadak hilang tak tersisa.
"Beribu berkah pangeran, keadaan tuan putri baik-baik saja. Menurut perkiraan hamba, tuan putri akan sadar besok pangeran."
"Benarkah tabib Han?"
Tabib Han mengangguk lalu pamit undur diri.
"Mo qing cheng...."
Dahi Rui Chang diselimuti garis, apa sebenarnya yang digumamkan adiknya itu.
Sudahlah! Apapun itu, akhirnya setelah penantian panjang. Adiknya telah kembali. Kerajaan Wang akan dipenuhi kebahagiaan lagi.
Memastikan sekali lagi keadaan sang adik, Rui Chang bergegas menemui ayahanda serta ibundanya. Setelah memberi perintah para dayang untuk menjaga Qing Yan.
"Putri kita kembali, suamiku." Tangis kebahagiaan menjadi hal yang pertama dilihat oleh Rui Chang bahkan sang ayah sudah berkaca-kaca sembari merangkul sang istri.
Akhirnya setelah sekian lama, senyum orangtuanya kembali menghias. Bagaimanapun tingkah laku adiknya nanti, ia tak akan memarahinya seperti dahulu. Rasanya menyakitkan saat melihat orang yang disayangi hidup tapi seperti orang tak bernyawa.
*****
Keesokan harinya, kala sang mentari memancarkan sinarnya, seseorang perlahan membuka matanya. Sesekali ia mengerjap. Dengan sedikit linglung ia mencoba duduk. Badannya terasa kaku, belum lagi kepalanya berdenyut.
Netra jingganya mengedar, semakin dilihat dan diamati dirinya makin merasa aneh. Apakah rumah sakit ada yang modelnya gini?
Dilihat dari manapun, semuanya barang kuno yang kalau dijual mungkin bisa jutaan rupiah.
Pranggggg........
Suara benda terbanting mengejutkan ia yang masih berkelana dalam pikiran. Belum usai keterkejutannya, suara nyaring diikuti orang-orang bersimpuh memenuhi kamar.
"BERIBU KEAGUNGAN LANGIT BINTANG BULAN MATAHARI, PUTRI YANG DINANTI MEMBUKA JALAN KEHIDUPAN. SALAM SEJAHTERA TUAN PUTRI."
"Bisakah kalian diam? tidak perlu berteriak." Ujarnya sembari memijit dahinya yang semakin berdenyut.
"Ampun putri, hamba terlalu gembira melihat anda akhirnya membuka mata."
Athaleya menghentikan pijatannya, "nama gue bukan Putri, btw."
"Maaf Putri, maksud anda? Gue? Be... Be.. te apa?" Dayang Tan bingung.
"Btw is by the way is omong-omong. Terserah elo mau bilang apa. So, sudahi akting kalian. Gue baru sadar ya Tuhan, udah diajak akting aja. Syuting apaan sih? Segabut itu kalian? Sampai pasien diajak kerja?" Cerocos Athaleya panjang lebar, tak menyadari raut para orang di depannya.
"Ampun putri, hamba tidak paham apa yang anda katakan."
Athaleya berpikir, untuk orang yang baru mengalami kecelakaan parah kenapa ngga ada luka sedikitpun? Seingatnya sebelum tak sadarkan diri, kepala dan tangannya berlumuran darah.
"Nama kamu siapa?" Athaleya mengganti bahasanya, mengikuti permainan mereka. Daripada ngga selesai-selesai. Mereka menghayati peran banget. Bayarannya gede kali ya?
"Nama hamba dayang Tan, lalu di samping hamba dayang Lu dan terakhir dayang Nan, putri."
Athaleya mengangguk lalu menyuruh mereka untuk bangkit. Sekalipun cuma akting, tapi melihat orang bersimpuh hormat membuatnya tidak nyaman.
"Dayang Tan, sampai kapan kita syutingnya? Saya harus pulang. Lalu dimana tas dan ponsel saya?"
Athaleya berdecak pelan saat mereka saling lirik tanpa menjawab pertanyaannya. Apa-apaan dengan raut bingung mereka? Seolah mereka baru saja mendengar kalimat aneh. Masih sok-sokan mendalami peran?
Bermenit-menit menunggu jawaban, Athaleya mulai hilang kesabaran saat mereka hanya diam. Bergegas, ia bangkit menuju pintu balkon guna menyudahi acara syuting atau acara apapun itu. Dia cuma mau pulang.
Dayang Tan dan dua lainnya mengikuti dari belakang, memastikan sang putri tidak jatuh atau terbentur.
Athaleya tercengang, terperangah, terpelongo begitu melihat sekitar. Tinggi banget!? Gimana ngga kaget kalau ternyata jarak kebawah jauh. Ini mereka lagi syuting dimana? Benteng Takeshi? Sejak kapan di Indonesia ada bangunan kuno setinggi ini? Atau jangan-jangan... Ah, ngga mungkin. Mana ada hal kayak gituan.
"Putri, anda baik-baik saja?" Dayang Tan memapah Athaleya yang terus menatap kosong kearah bawah.
"Dayang Tan, ini kita lagi syuting kan?" Athaleya tiba-tiba memegang pundak dayang Tan erat, mencoba menyangkal semua yang ada dipikirannya. Sesuatu yang sangat mustahil terjadi, sesaat kemudian kesadarannya menghilang seusai mendengar untaian kalimat orang di depannya.
Brugggh.....
"Putriiii!!!"
Dayang Tan dibantu dayang Lu segera menyangga tubuh sang putri. Sementara Dayang Nan pergi memanggil tabib dan memberi kabar kepada Raja Wang.
Tbc........ Maapkan kalau yang udah pernah baca yang sebelumnya. Pasti beda kan?? Karena saya rombak cerita ini....
Supaya beda dari yang lain.
Sekiann.... Tolong ketuk tombol star and comment kalau kalian suka
KAMU SEDANG MEMBACA
Return with you
FantasiAthaleya, penulis novel fantasi berubah menjadi karakter di salah satu novel miliknya setelah mengalami kecelakaan. Cerita yang dia kira berjalan semestinya ternyata perlahan melenceng dari alur. __________ "Silahkan anda menikah dengan gadis yang a...