Bab 9: penebusan dosa

36 4 0
                                    

Jian Yang berjalan tegas menuju ruang pertemuan, aura dingin melingkupi sekitar membuat siapapun menjadi segan.

Di tengah perjalanan ia berpapasan dengan seorang dayang yang membawa baskom berisi pakaian.

Awalnya ia acuh, sampai maniknya menangkap hal janggal. Sesuatu yang biasa dia dapat saat berperang.

"Tunggu! Apa pakaian itu milik Qing Yan?"

Dayang yang masih membungkuk pun mengangguk, "benar yang mulia."

"Dia terluka?"

"Ampun yang mulia, hamba tidak tahu. Tadi hamba hanya mengambil pakaian yang sudah ada di lantai. Karena kotor, hamba bawa untuk dicuci."

Jian Yang lantas pergi, matanya mendingin. Langkah kakinya pasti menuju satu ruangan. Melupakan niat awal ingin pergi kemana.

Tanpa mengetuk, pintu dibuka dan menampilkan seseorang sedang duduk menatap seekor ikan kecil berwarna biru di dalam kotak kaca.

Netra hitamnya dengan awas memindai sekitar. Tidak ada yang aneh menurutnya. Lantas apa yang menyebabkan perempuan itu kambuh? Atau hal lain bukan karena hilang ingatannya?

"Apa yang anda lakukan disini?" Betapa terkejutnya Qing Yan saat berbalik ternyata ada sosok lain di belakangnya. Pantas saja aura kamar berubah mistis. Raja dari segala jenis setan datang ke kamarnya.

"Apa yang terjadi semalam?" Tanpa menjawab, Jian Yang bertanya.

"Tidak ada apa-apa." Kilah Qing Yan, mengetuk-ngetuk kaca ikan.

Jian Yang yang tak puas menarik lengan Qing Yan dan menyudutkan ke dinding. Manik tajamnya menghunus tepat di manik jingga Qing Yan.

"Katakan! Apa yang terjadi semalam?" Jian Yang mengulang pertanyaan.

Sebelum Qing Yan membuka mulut, Jian Yang mendekatkan wajahnya tepat disamping telinga Qing Yan kemudian berbisik dengan suara yang membuat jantung merinding ."Kalau kau masih mengelak. Kuharap kau tak menyesal."

"Yang mulia, memang tidak ada yang terjadi. Saya hanya merasa kecapaian lalu tidur."

"Lalu darah itu?"

Qing Yan tersentak, "darah?" Ia bahkan sudah lupa mengenai itu. "Oh, karena saya buka jendela di samping. Coba anda buka, apakah merasa familiar?" Jelas Qing Yan menoleh sekilas kearah samping.

Tanpa aba-aba, Jian Yang membuka jendela, seketika ia mematung. Apa-apaan ini? Kenapa pemandangan sebelumnya berubah menjadi kolam ditanami bunga-bunga berwarna merah.

Seharusnya, di depan sana berupa tanaman apel dilengkapi dengan batu-batu permata biru dan juga kursi santai di tengah-tengah. Sejak kapan semua berubah?

Apakah kakeknya yang mengubahnya atau adakah seseorang yang berkhianat di alam langit??

*****

"YANG MULIA LI JIAN YANG DAN PUTERI WANG QING YAN, MEMASUKI RUANGAN."

Sontak seluruh tamu yang mendengar berdiri dan membungkukkan badan. Menyambut kedatangan calon pemimpin semua alam. Sedangkan Qing Yan, tersenyum kikuk. Kalau bukan karena tadi lengannya diseret, dia ngga mungkin ada di situasi aneh begini.

Lihat tatapan mereka, tatapan selidik di sertai tatapan menilai.

Di atas sana, Kaisar langit terkekeh samar. Bukankah seperti mengadakan acara pernikahan cucu dinginnya? Apalagi pakaian mereka serasi berwarna merah.

"Kasim Dang, haruskah Kaisar ini menikahkan mereka? Lihat aura mereka, seolah mereka sedang meminta restuku." Bisik Kaisar langit pada Kasim disampingnya, sang kasim pun tersenyum menyetujui.

Return with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang